Bab 1 awal sebuah kisah

1431 Words
Dalam keheningan malam dan udara dingin yang menusuk hingga menembus tulang, begitu terasa disebuah penginapan yang terletak di perkampungan, disana terdapat dua insan yang saling mencintai. "Aku sangat mencintaimu, aku berjanji takkan pernah meninggalkanmu," ucap Darren,kepada sang kekasih bernama Delisa. Dia adalah seorang lelaki yang sangat tampan bernama Darren Alexander, berwajah blasteran.Sambil mengelus pipi sang kekasih dan menangkup pipi gadis bernama Delisa. Darren mendaratkan ciuman hangat dan lembut ke bibir ranum kekasihnya, "Cup." Delisa mulai terhanyut dalam buaian cinta yang diberikan oleh kekasihnya Darren. Pertama kalinya Delisa merasakan sentuhan yang membuat tubuhnya meremang hebat. Saat ini hujan deras tengah melanda dan juga angin badai yang sangat kencang membuat udara menjadi dingin. Mereka sedang berada di sebuah penginapan sederhana di sebuah kampung karena mereka terjebak hujan dan badai. "kita akan menginap di sini terlebih dahulu, sampai badai berhenti , " ujar Darren. "Tapi aku takut jika nanti papa mencariku," ucap Delisa. "Bilang saja kau menginap di rumah temanmu," mohon Darren.Sambil mengelus pipi chubby Delisa. " iya." Delisa mengangguk.Tiba-tiba suara petir menggelegar membuat Delisa terhentak dan memeluk tubuh Darren. Hingga mereka saling menatap dan juga suasana yang temaram karena lampu padam di villa tersebut. Hanya menggunakan lampu pijar. Mereka saling menatap intens, begitu dalam, rasanya hati mereka kini tengah dselimuti rasa saling mencinta dan juga saling mendamba satu sama lain.Rasa takut Delisa karena suara petir yang bersahutan, suasana gelap tanpa penerangan, membuat jarak antara mereka terkikis tanpa penghalang. "Apakah kamu takut?" tanya Darren. Darren membelai wajah kekasihnya dengan lembut . " Iya Darren aku takut, petirnya kencang sekali, " ucap Delisa. " Baiklah, kalau begitu kita akan tidur bersama di kamar ini , tapi aku takut jika kamu mengajakku melakukan itu ," ucap Delisa mempertahankan dirinya. "Tapi sayang saat ini aku ... sangat menginginkannya, apa kau tega membiarkan ku tersiksa. " Darren menatap sendu wajah cantik Delisa. Dia pun langsung membawa tubuh Delisa ke ranjang dan dia memaksa untuk melakukannya hingga delisa memenuhi keinginan Darren. Mereka pun akhirnya melebur bersama meski itu pertama kali bagi mereka berdua yang sama-sama khilaf .Tanpa mereka pikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya Dua bulan kemudian Delisa sedang libur kuliah dan ditangannya sudah alat tes kehamilan perlahan dia menunggu sampai tespack tersebut berubah, dia berharap ada keajaiban dan dia tidak hamil.Tapi ternyata nasi sudah menjadi bubur. Tubuh Delisa luruh bersandar di dinding dan dia lemas tak berdaya saat melihat hasil dari tespack tersebut. "Tidak ,tidak ,ini salah, tidak mungkin hiks hiks." Delisa menggelengkan kepalanya. "Drrrrt" suara ponsel Delisa berbunyi. " Halo Delisa saya mommy Darren, bisa kita ketemu di cafe ***Jam 1 siang, " ajak Helen mama Darren. " Baik Tante," ujar Delisa. Delisa saat ini sedang lemas dan bingung apa yang harus dia lakukan. Setelah 30 menit dia sampai di cafe tersebut. "Selamat siang tante," ujar Delisa. " Silahkan duduk" " Terimakasih tante" ujar Delisa. " Langsung saja , saya tahu hubungan kamu dengan anak saya, dan saya tidak menyetujuinya jadi tinggalkan anak saya sekarang juga karena gara- gara kamu dia menolak kuliah S2 di luar negeri" " Tttapi tante kami saling mencintai" " Berapa uang yang kamu butuhkan untuk meninggalkan anak saya" Helen mendengus . "Tidak tante, saya mencintai Darren bukan karena uang, jika memang itu mau tante baik, saya akan tinggalkan Darren, " lirih Delisa, " Dan suatu hari nanti,saya berharap anda tidak akan menyesali hal ini, terimakasih." Delisa sambil menitihkan airmatanya. Dengan langkah gontai sambil berjalan keluar menuju cafe. Dan dia bertemu Jason sahabatnya sejak kecil. " Del, kamu mau kemana ayo aku antar," ujar Jason. " oke dech, Jas aku mau pulang." mereka pulang menggunakan mobil milik Jason. Dan saat hendak sampai rumah Delisa, Darren sudah ada di depan rumah Delisa. " Ooh, kamu jalan bareng dia sayang, jelaskan, ada apa hahh.?" Darren mengernyitkan keningnya. " Aku mau kita putus , dan tinggalkan aku , tidak usah kamu datang ke rumahku dan kita tidak usah komunikasi lagi titik." Delisa mendelikkan matanya. " Tapi kenapa ? apa karena laki-laki itu hahh." Darren mendelikkan matanya. "Iya." Delisa menahan sesak didadanya. " Kamu ternyata sama saja,dengan wanita lain yang mudah berpaling ke laki-laki lain," ujar Darren. "Ya ,kau benar, jadi tinggalkan aku sekarang lupakan semuanya. " Delisa masuk ke dalam rumahnya dengan terisak dan menangis sejadi-jadinya. Empat tahun kemudian " Sebentar lagi akan ada CEO yang baru dia telah kembali dari kantor pusat di Australia," ujar manager kepada Delisa . " Baik pak, terimakasih atas informasinya, " ujar Delisa, dia salah satu karyawan di bagian desain. Pagi itu Delisa tengah menyiapkan para OB untuk membersihkan ruangan kantor yang akan ditempati oleh CEO barunya. " Pak tolong untuk bunga yang dipajang, jangan mawar merah tapi bunga anggrek atau bunga tulip dan lebih banyak ukiran kayu biar lebih maskulin,lukisan yang dipilih ini saja gambar kuda lebih menunjukkan kejantanan," ujar Delisa yang biasa dipanggil Lisa itu. Prolog Delisa merupakan karyawan yang bekerja dibagian desain dan dia sangat berbakat sehingga dia mendapatkan beasiswa dikampus terbaik di jakarta . Dia sangat cekatan dan juga kompeten dalam hal pekerjaan. Bahkan dia banyak sekali berhasil memenangkan tender dengan berbagai karya desainnya melalui presentasi yang dilakukannya. Dia merupakan gadis sederhana yang bukan berasal dari keluarga kaya raya. Hingga dia menjalin hubungi dengan laki-laki teman kuliahnya yang berasal dari keluarga konglomerat. Hingga hubungan mereka pun sangat dekat.Delisa yang pertama mengenal cinta itu pun menjadi pasrah menyerahkan seluruhnya kepada laki-laki yang dia cintai. Tak terasa waktu berlalu saat ini menujukkan pukul 16:00 jam pulang kerja. Delisa bersiap untuk pulang dia berjalan dengan tergesa-gesa. Seorang manajer muda memang sangat tertarik dengan delisa yang cantik juga pintar . " Delisa kau mau kemana, buru - buru sekali mau kemana ?" ujar Bryan manajer keuangan di perusahaan tersebut yang memiliki kendaraan mewah itu pun menawarkan tumpangan. " Ayo, aku antar pulang,"Ujar Bryan. "Owh tidak usah pak ,terimakasih," Delisa dengan halus menolak ajakan Bryan tersebut.Delisa menuju ke halaman parkir motor dia melajukan motornya dengan kencang hingga sampai di sebuah day care atau penitipan anak . " Assalamualaikum," " Waalaikum salam mom, selamat datang," ucap seorang wanita muda yang bergelar sebagai guru anak usia dini tersebut. " Maaf ya miss sudah merepotkan" ucap Delisa . " Iya tidak apa-apa ini merupakan tugas kami" Wanita itu memanggil Seorang anak laki-laki bernama louis Alexander . " Mommy....."anak lelaki berusia 3 tahun tersebut berlari menuju sang ibu. " Kesayangan mommy, bagaimana are you happy today," tanya Delisa. " yes iam " jawab Louis. "Ayo sayang kita pulang."Delisa meraih tangan putranya. " Mommy, apa kita akan beli mainan?," tanya louis dengan ekspresi memelas. " ehmm, nanti ya sayang tunggu mommy gajian kita akan ke mall membeli mainan baru untuk.louis."dengan lembut Delisa mengelus wajah putranya itu. "Baiklah kata kakek, seorang lelaki harus bisa bersabar menunggu , louis akan menunggu mommy ," ucap polos louis, membuat Lisa tertawa. Dialah penyemangat hidup bagi Lisa. Delisa dan juga louis menaiki sepeda motor menggunakan tempat duduk khusus di depan motor maticnya membuat Louis duduk nyaman dan menggunakan helm khusus anak-anak. Saat di lampu merah, motor Delisa berdampingan dengan mobil Mercedes dan didalamnya terdapat seorang pria tampan yang dingin sedang duduk di jok mobil mewahnya. Dia menoleh ke sebelah kaca mobilnya, melihat seorang wanita muda memakai helm.Namun meski begitu dia seperti mengenal wanita tersebut. " Dia? " namun Lelaki itu tercekat saat melihat ada seorang anak kecil yang sedang duduk seperti sedang bersenandung bahagia.Darren mengepalkan tangannya. Ada rasa terenyuh melihat kebahagiaan ibu dan anak di motor itu.Lampu berganti hijau artinya mereka harus melanjutkan kembali kendaraan mereka. "Tuan Darren, besok kita akan ke kantor perusahaan baru anda di kota ini," ucap Arnold. "Heumm atur saja," ujar Darren.. "Baiklah Kalau begitu, kami sudah berkoordinasi dengan pihak sana untuk menyiapkan semuanya," ujar Arnold. "Bagus." hanya itu yang keluar dari mulut Darren. Pria tampan dengan rahang yang tegas itu kini sedang berada dalam mobilnya. Selama perjalanan menuju mansionnya Darren hanya diam.Dia merasakan udara panas kota Jakarta yang baru di pijak lagi , setelah dia tinggal di luar negeri selama 4 tahun. Darren membawa luka hatinya karena diputuskan secara tiba-tiba dia membawa segala carut marut kegalauan hatinya yang hancur berkeping-keping oleh seorang wanita. "Aku takkan memaafkanmu sampai kapanpun." batin Darren sambil tangannya mengepal,rahangnya mengeras saat kepingan kepingan ingatannya itu terlintas di pikirannya. Mobil mewahnya memasuki pintu gerbang yang sangat tinggi menjulang terbuka secara otomatis. Dan kaki jenjangnya menapak di tanah halaman luas mansion milik keluarga Alexander. " Selamat datang putra kesayanganku." seorang wanita paruh baya memeluk tubuh tegap Darren. "Iya mom, aku lelah ingin istirahat." Darren menipiskan bibirnya dan melepas pelukannya. " Ya sudah kau pasti lelah habis dari perjalanan jauh," ujar nyonya Helen, yang masih terlihat sangat cantik diusia yang hampir menginjak 50 tahun tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD