Setelah Jason, Delisa dan Louis sedang menuju arah pulang . Waktu menunjukkan pukul 19 malam. Delisa menaiki motornya dengan Louis duduk di kursi khusus di bagian depan.
" Biar louis denganku saja," cetus Jason.
"Tidak usah biar dia denganku saja,karena kost an aku dekat kok , dari mall ini cuma 20 menit saja"ujar Delisa. Dia sambil menyalakan motor maticnya.
" Boy, are you ready?" tanya Delisa.
" yes mom," ucap polos Louis, sementara ada yang menatap jauh ke arah mereka. Terlihat keakraban antara anak laki-laki dan juga ibunya.
"Kenapa dia tidak satu mobil dengan laki-laki itu?" batin Darren, melihat Delisa mengendarai motor maticnya bersama anaknya,
"Jangan-jangan mereka bukan suami istri ?" batin Darren, pikirannya berkelana jauh memikirkan Delisa, yang masih teka teki itu.
" Honey, kau lelah sekali ?" Ucap Jennyfer dengan tatapan penuh cinta.
" Hhhh, iya jenny, aku sepertinya memang harus istirahat," Cetus Darren. Dia menekan ujung pangkal hidungnya.
"He he baiklah, istirahatlah honey, supaya besok kau segar kembali okey, dan pertunangan kita tinggal 2 hari lagi, aku tidak sabar segera menjadi istrimu honey" ujar Jennyfer, sambil mengelus d**a calon tunangannya itu. Namun Darren tak bergeming dan hanya menghela napasnya saja.
Delisa dan Louis sudah sampai di tempat kosnya. Sedangkan Louis seorang anak laki-laki yang memiliki darah keturunan dari keluarga Alexander itu, kini tengah tertidur di baby chair yang ada di depan jok motor milik Delisa .
" Dia tertidur, seandainya daddymu tahu kau tidur seperti itu dan naik motor kena angin, pasti si CEO arogan itu akan marah, huhh, mudah-mudahan dia takkan pernah tahu jika Louis adalah putranya," batin Delisa.
Dia langsung menggendong sang putra masuk ke dalam kamar kostnya, yang cukup luas sekitar 36 meter persegi itu, dua kamar, ruang tamu dan dapur. Dan Kamar kost di sana memilii pintu gerbang, sehingga aman lingkungannya juga bersih dan rapi.Sehingga cukup nyaman bagi anak-anak.
" Anak mommy, pasti lelah, mimipi indah ya sayang cup." Delisa mendaratkan ciuman untuk sang putra.
Mobil mewah Darren telah sampai di mansion mewah keluarganya, setelah dia mengantarkan kekasihnya.
" Hallo, Arnold," panggil Darren
"Ahh ,iya boss" Suara Arnold seolah sedang menahan sesuatu.
"Hei ...sedang apa kau, hahhh, pasti kau sedang bermain dengan wanita, iya kan," cetus Darren .
"Ahhh, titidak bos ssssh," Ujar Arnold sambil mendesis.
"Ya sudah nanti saja kalau sudah selesai hubungi aku." Darren menutup ponselnya.
"Tutttt, yaah mati, come on baby, kita lanjutkan, kau sungguh liar dan juga seksi." Arnold melanjutkan aktivitasnya bersama wanita yang dia temui di club. Hingga mereka selesai menuntaskan hasrat mereka.
Sementara di kamar kost Delisa, dia sudah selesai mandi dan juga berganti pakaian.Tak lupa dia melaksanakan kewajibannya, hingga dia juga membaca ayat Alquran. Saat ini yang harus dilakukan Delisa adalah memperbaiki diri dan mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Dia mengunci pintu kamar kosnya dan berniat merebahkan tubuhnya yang dirasa sangat lelah itu, tiba-tiba terdengar suara handle pintu seperti di gerakkan oleh seseorang.
Delisa merasa sangat ketakutan, raut wajah pucat mendengar handle pintunya berusaha dibuka .
" hahhh, siapa itu, malam- malam begini ?"