Bab 12. Cahaya putih

1039 Words
Sesampainya di rumah, Yozico masuk rumah dan merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Mamanya yang mendengar deru suara motornya memutuskan untuk melihatnya. Saat melihat Yozico terkulai lemah di sofa, beliau merasa panik dan bergegas menghampirinya. "Ya Allah, kamu kenapa Zico?" tanya Mama Yozico. "Kepalaku pusing, Ma. Mau tidur aja, ya." Yozico saat menjawabnya sembari memejamkan mata. "Iya, kamu istirahat di kamar aja, Nak. Jangan terlalu diforsirlah, istirahat sana." Mama Yozico perhatian terhadap anaknya. Namun, Yozico masih terdiam tak merespon mamanya sama sekali. Dia seakan-akan pulas dalam tidurnya saat ini. "Dasar ini anak," gumam mamanya sembari melangkahkan kaki meninggalkan anaknya di ruang tamu. *** Setelah menjawab pertanyaan mamanya, Yozico justru melihat secercah cahaya yang menyilaukan mata. Dia melangkahkan kaki menghampirinya. Rasa penasaran yang menuntun dia berjalan menyusuri lorong dengan cahaya putih itu. Dia semakin jauh, hingga sampai di ujung lorong. Dia di suguhkan suasana dan lingkungan yang serasa tak asing bagi dia namun lupa di mana. "Wah,." Hanya kata itu yang pertama di lontarkan Yozico saat ini. Dia tak menyadari jika kakinya menapak di daerah yang memang asing bagi dia. Dia tetap menyusuri dengan keindahan suasana yang membuat ia terpikat. Suasana sejuk, bunga dan buah bertebaran di mana-mana. Dia yang masuk sini, tiba-tiba merasa haus dengan cekatan meraih buah yang ada di dekatnya. Dia kembali melanjutkan perjalanannya dengan tetap memakan buah itu. Di kejauhan, terlihat rumah. Dia menghampiri, berharap diizinkan untuk sekedar istirahat di sana. "Permisi," ujar Yozico saat di depan rumah itu. Rumah dengan bangunan kayu, tapi terlihat rapi membuat nuansanya lebih istimewa. Tak ada sahutan sama sekali, dia memutuskan untuk memegang gagang pintu dan mencoba membuka pintu itu secara perlahan.  Kret!! Pintu itu mengeluarkan suara decitan kala berhasil membukanya. "Permisi," ujar Yozico kembali. Rumah ini terlihat bersih dan tertata rapi, tapi tak tetap tak ada sahutan sama sekali. "Sibuk kali, ya. Aku nunggu di luar aja, deh." Yozico berjalan kembali menuju teras rumah ini. Dia duduk di kursi kayu yang ada di sana. Cicitan burung membuat suasana terasa asri. Cukup lama dia di sana, lalu memilih untuk melanjutkan jalan memutari alam ini. Dia lupa akan asalnya, saat ini dia terlena dan hanya ingin tahu apa aja yang ada di sini. Rasa penasarannya menjerumuskan dia semakin jauh memasuki alam bawah sadarnya. *** "Ma!" teriak Papa Yozico. "Iya, Pa," jawab Mama Yozico. "Ini kenapa Yozico tidur di sini?" "Dia bilang kepalanya sakit, Pa. Udah cukup lama kok tidurnya coba Papa minta dia masuk kamar. Sudah sore juga, biar dia mandi," ujar Mama Yozico. Papanya Yozico mencoba membangunkan anaknya. Beliau mengguncang tubuh anaknya, namun tak ada sahutan sama sekali. Dia tertidur pulas, tanpa mendengar perkataan papanya. "Zico, bangun!" Papanya membangunkan dengan nada tinggi. Mamanya pun melakukan hal yang sama, tapi lagi-lagi tak ada respon sama sekali dari Yozico. Sontak hal itu membuat Mama dan Papanya panik. "Zico, bangun,  Nak." Mamanya meneteskan air mata. "Pa, Zico kenapa?" Papa Yozico segera menggendong anaknya dan di larikan ke rumah sakit. "Ma, buka pintu mobilnya," perintah Papa Yozico. Kepala Yozico diletakkan di oangkuan mamanya, sedangkan Papa Yozico melajukan mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi. Rasa capek kerja tak beliau hiraukan. Saat ini hanya kondisi anaknya yang beliau utamakan. "Zico, bangun sayang. Mama di sini," pinta mamanya. Beliau tak berhenti memanggil anaknya sampai di rumah sakit. *** Mereka yang lupa akan tradisinya, di mana orang yang tertidur pulas ada beberapa orang terdahulu melarang untuk membawa pergi dari tempatnya berada. Mereka bilang, Sukma orang itu akan lupa di mana letak raganya. Secara umum ada 3 fenomena lepasnya roh manusia dari raganya, yaitu : Roh manusia yang lepas dari raganya dengan sendirinya.Roh manusia yang lepas dari raganya sesudah ‘dijemput’ oleh roh halus lain, atau Roh manusia yang 'dijemput' oleh roh halus lain sesudah rohnya lepas dari raganya.   Juga ada 3 fenomena kehidupan roh manusia setelah kematiannya, yaitu : Roh manusia yang tinggal di dunia mahluk halus.Roh manusia yang tinggal di dunia manusia.Roh manusia yang bisa keluar-masuk alam mahluk halus dan alam manusia.    Dimensi Kehidupan Di Alam Gaib Secara kegaiban ada 2 penggolongan besar alam gaib / dunia roh, yaitu  Dunia halus di alam kehidupan manusia.Dunia halus di alam kehidupan mahluk halus. Secara umum kondisi dan suasana kehidupan di alam roh mirip dengan di dunia manusia. Ada tanah lapang luas berumput. Ada gunung, bukit, hutan, dsb. Ada juga komunitas gaib yang hidup di perkampungan, kota dan kerajaan gaib beserta bangunan-bangunan gaibnya. Secara umum kehidupan komunitas gaib yang ada di alam roh mirip dengan kehidupan manusia pada jaman kerajaan dulu. Ada yang bekerja di sawah / kebun, ada yang sibuk berjual-beli di pasar, ada juga yang sibuk dengan kehidupan di dalam kerajaan. Hanya saja suasana di alam gaib tampak kelabu, tidak ada sinar matahari, suasananya mirip seperti senja hari menjelang malam. Secara umum kondisinya sunyi, tidak panas dan bising seperti di dunia manusia. Dengan demikian hitungan waktu di alam roh tidak sama dengan hitungan waktu di dunia manusia. Ukuran waktu di dunia manusia diukur dengan satuan hari matahari, tetapi di alam roh tidak ada sinar matahari. Pergantian waktu di alam roh tidak memakai hitungan yang sama seperti siang dan malam di dunia manusia, tetapi berdasarkan naluri dan jam biologis mahluk halusnya, tetapi naluri dan jam biologis masing-masing mahluk halus tidak sama, tergantung masing-masing mahluk halusnya dan jenisnya. Selain itu juga ada perbedaan sifat kehidupan di dunia manusia yang didominasi oleh sesuatu yang bersifat biologis dan materi yang terbatas umurnya (pendek) dengan kehidupan di alam roh yang bersifat roh dan energi yang sifatnya tidak terbatas umurnya (panjang). Di alam roh sendiri ada perbedaan panjangnya waktu pada masing-masing dunia gaib karena adanya perbedaan dimensi kehidupan gaib yang dipengaruhi oleh "frekwensi" energi dan kekuatan gaib masing-masing jenis mahluk halusnya. Jika kita masuk ke dunia kuntilanak, panjangnya waktu di dunia kuntilanak akan berbeda dengan panjangnya waktu di dunia bangsa jin, dewa, buto, dan sebagainya. Dan walaupun dari jenis mahluk halus yang sama, misalnya bangsa jin, panjangnya waktu di dunia bangsa jin juga tidak semuanya sama, tergantung komunitasnya masing-masing. Panjangnya waktu di dalam komunitas atau kerajaan bangsa jin yang kekuatan gaibnya rendah biasanya lebih pendek daripada panjangnya waktu di dalam komunitas bangsa jin yang kekuatan gaibnya tinggi. satu hari di dunia bangsa jin yang kekuatannya tinggi mungkin sama dengan tiga puluh hari atau bahkan tahunan di dunia bangsa jin yang kekuatannya lebih rendah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD