23 Hadrian menggeleng. "Nggak, Pak. Ini sudah saya pikirkan sebelum ... peristiwa itu terjadi." "Jujur saja, Hadrian. Saya tahu mengenai hubunganmu dengan Ivana. Dan itu turut andil dalam rusaknya hubungan mereka." Firman Hatim menyandarkan tubuh sambil memandangi pria muda itu dengan lekat. "Apa pun yang Bapak dengar tentang kami, bisa dipastikan itu bohong. Sebab, saya telah mempunyai pendamping dan tidak pernah berusaha untuk memisahkan anak Bapak dengan Ivana," jawab Hadrian dengan tenang. "Oh ya? Lalu bagaimana dengan kabar bahwa kalian sering berduaan di ruangan ini?" Hadrian tersenyum miring. Dia tahu bila pria tua itu hanya ingin mengintimidasi. "Apa pun yang kami lakukan, semua terekam di kamera cctv itu." Dia menunjuk ke kamera tersembunyi yang berada di sudut kiri ruang