Reni menatap sahabatnya jengah. Terhitung semenjak gadis itu datang ke rumahnya, Fany tak kunjung membuka suara. Fany hanya terdiam melamun, entah memikirkan apa. “Fan!” Panggil Reni. Fany tetap asyik dengan pikirannya. Reni yang sudah merasa kesal pun mengambil bantal di sampingnya dan melemparkannya ke arah gadis itu pelan. "Fan! Lo kenapa sih? Gue lihat dari tadi Lo cuma bengong aja. Lo ada masalah apa hah? Ardan?" Tanya dan tebak Reni. Mendengar itu Fany menundukkan wajahnya dan memilin jari-jari tangannya. "Salah nggak kalau gue cemburu?" Tanya Fany. Reni mengerutkan keningnya bingung. “Cemburu? Cemburu gimana? Emang si Ardan kenapa?” Fany menghela nafas. Pikirannya kembali menerawang pada kejadian beberapa jam yang lalu. "Tadi siang sebelum gue ke sini, gue ke Apartement Arda