Andar menyeka peluh di dahinya berkali – kali dengan tissue. Matanya merah berair tidak kalah dengan bibirnya yang tampak bengkak. Hari pertama ia bekerja dengan Aluna, ia harus memeras keringatnya yang mengalir dengan deras. Ia menyeka air mata yang keluar dengan lengan kemeja yang ia kenakan. Ia tampak terkejut melihat Aluna yang tampak biasa saja dengan situasi mereka sekarang. Bahkan wanita tersebut tampak seperti biasa dan tak berpeluh. “Mbak Luna suka pedas ya?”, tanya Andar hati – hati. Aluna mengangguk dengna yakin. “Banget, ini salah satu oseng mercon kesukaan saya, Mas”, jawab Aluna. Andar menegak minumannya yang sudah isi ulang sebanyak tiga kali dengan kencang. Ia tidak yakin besok pagi perutnya akan baik – baik saja. “Mas Andar suka pedas?”, tanya Aluna yang tidak men