bab 4. Bertemu Dengan Diah Nirwana.

1140 Words
Akshara mulai menyusuri jalan ke arah timur dari kerajaan nya, perjalanan nya sudah melewati setengah dari kerajaan nya,"ah sudah siang aku harus beristirahat sejenak, mari kita lihat apa yang di bawa kan oleh ibu", kata Akshara sambil membuka bungkusan yang di siap kan oleh ibu. "hah apa ini? seperti nya ini sebuah kalung, tapi kenapa kalung ini berbentuk seperti lambang kerajaan? apa ini memang lambang kerajaan Lawu sebenarnya", kata Akshara. ia lalu memakai kalung pemberian ibunya itu dan memakan bekal makanan yang di berikan oleh ibu nya. ketika selesai makan Akshara mendengar suara orang yang meminta tolong. ia pun dengan segera mencari sumber suara itu, terlihat seorang wanita yang sangat cantik dan menggunakan pakaian seperti seorang putri sedang dikelilingi oleh beberapa orang pria yang terlihat sangat jahat. "Ayo anak cantik serahkan tubuh mungil mu itu sayang, kita tidak berniat untuk menyakiti mu, kita hanya ingin bersenang-senang dengan tubuh mungil mu itu", kata kepala perampok itu sambil menyeringai. "Pergi... pergi kata ku, jangan pernah kalian semua berani untuk menyentuh ku!, kalau tidak", "Kalau tidak apa tuan putri yang cantik, sekarang kamu sendiri an di sini, semua pengawal mu sudah kami bunuh, percuma saja kamu melakukan perlawanan, cepat atau lambat tubuh mungil mu itu akan jadi milik ku", kata perampok itu. "Tak Sudi aku memberikan tubuh ku ini untuk kalian, lebih baik aku mati", kata putri sambil berlari dan ingin mengambil pedang yang tertancap di tubuh pengawalnya itu, salah satu perampok tersebut mengetahui apa yang di pikiran sang putri itu, perampok itu berlari dan mengambil pedang itu terlebih dahulu. sang putri mundur, rencana bunuh diri nya gagal sekarang dia terdesak, wajah sang putri menunjukkan muka ketakutan, ia berusaha lari untuk menghindari perampok tapi gagal, karena perampok sudah menutup jalan keluar sang putri. "Sudah menyerahlah kamu tidak akan bisa kabur dari sini tuan putri, lebih baik kamu melayani kita semua, hahaha", kepala perampok tertawa, ia mulai mendekati sang putri dan menarik selendang yang di pakai nya, "ehm harumnya selendang ini, ini baru selendang, gimana wanginya tubuh mungil mu itu ya sayang, aku makin tak tahan lagi hehehe", kata sang perampok sambil mencoba menarik tangan nya. saat sang perampok berhasil menangkap tangan sang putri, Akshara melempar batu kerikil ke arah tangan sang perampok itu. si perampok itu melepaskan tangannya, dia merasa kesakitan karena lemparan batu kerikil itu. "Hei siapa itu yang berani mengganggu kesenangan ku!", kata kepala perampok dengan kesal. kepala perampok melihat ke segala arah dan mencari tahu siapa yang sudah berani membuat nya marah. perampok yang berjumlah dua puluh orang itu menyebar dan ingin menangkap pengganggu itu. "Ahhh tolong", kata salah satu perampok, perampok yang lain mencari tahu apa yang terjadi, ternyata temannya itu sudah tidak bernyawa lagi, terlihat bekas tusukan di dadanya. "Hei keluar kamu baj*Ngan!, jangan cuma hanya berani bersembunyi, perlihatkan diri mu jika memang kamu seorang pria", kata kepala perampok itu. Akshara tetap sembunyi ia tak peduli dengan ocehan si perampok itu, berikut nya terdengar lagi suara teriakan dan lagi lagi, satu perampok itu telah tewas dengan luka yang sama, kepala perampok itu berteriak lagi dan mengancam akan membunuhnya, tapi lagi lagi Akshara tidak mempedulikan kata-katanya, dia terus membunuh sampai jumlah perampok menjadi sepuluh orang saja yang tersisa. kepala perampok makin di buat bingung, karena Akshara masih bisa membunuh anak buah nya meski mereka berdekatan, satu persatu anak buah perampok mati dengan cara yang sama, kepala perampok berfikir yang melakukan ini semua adalah siluman penunggu hutan larangan, kepala perampok memutuskan untuk kabur, tapi sesaat dia ingin lari ternyata Akshara sudah membunuhnya, putri yang melihat kejadian tersebut, tersungkur duduk lemah dia pasrah jika memang harus mati di hutan larangan ini. tak lama kemudian Akshara menampakkan dirinya, dia mengulurkan tangannya untuk membantu sang putri terbangun. "Siapa kamu? kamu hantu atau manusia?", tanya sang putri dengan ketakutan. "Aku manusia, maaf tadi aku terlambat membantu mu, sehingga kamu kehilangan semua pengawal mu", kata Akshara yang masih mengulurkan tangannya. "Iya tak apa, aku berterimakasih kamu masih mau menolong ku", kata sang putri sambil memegang tangan Akshara. "Siapa namamu kisanak aku berhutang nyawa kepada mu", kata sang putri. "Tidak perlu sungkan kebetulan aku sedang makan di sini, terus aku mendengar teriakkan mu, sudah seharusnya kita saling membantu bukan?", kata Akshara. "Ya tapi aku tetap harus tahu siapa namamu, nama ku Diah Nirwana Pitaloka", kata sang putri sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman. "Rajasa Akshara Azmathkan, panggil saja aku Akshara", kata Akshara sambil menyalami tangan sang putri. "ehm seperti nya aku mengenal mu, tapi di mana ya", kata sang putri lagi. "iya sepertinya aku pun sama, apa kita pernah bertemu di cerita sebelumnya ya"?, tanya Akshara. "sepertinya iya dan author belum mempublikasikannya di platform ini sepertinya", kata sang putri. "sabar nanti cerita kita pasti di publish di sini", kata Akshara. "Oh iya kalau boleh tau kamu mau kemana?", tanya sang putri. "Aku ingin ke gunung Ijen, tempat di mana brahmana Baladewa tinggal", kata Akshara. "Oh aku kenal dengan brahmana itu, baru dua hari yang lalu brahmana itu ke kerajaan ku, dia diundang oleh ayah ku untuk mengobati ibu ku yang sedang sakit karena penyakit yang aneh, untungnya brahmana cepat datang jika tidak mungkin ibu ku sudah tiada, tapi brahmana katanya ingin pergi menemui teman nya yang bernama raja Seno, Raja dari kerajaan Blambangan", kata sang putri. "Oh berarti ke arah sana dong", kata Akshara sambil menunjuk ke arah kerajaan milik kakek nya itu. "iya benar itu, berarti kamu dari kerajaan Blambangan ya?", tanya sang putri. "Iya aku memang tadi dari sana, kalau kita berangkat kesana sekarang, sepertinya akan sampai di sana tengah malam", kata Akshara. "Apakah kamu mau mengantar kan aku ke sana? aku takut jika nanti bertemu dengan orang jahat seperti tadi", kata sang putri memohon. "tenang saja aku akan menemanimu sampai di kerajaan Blambangan", kata Akshara "Terimakasih banyak atas pertolongan mu, kata sang putri, kelak jika kamu ada masalah atau mencari pekerjaan di kerajaan kurusetra, kamu cari aku saja nanti akan aku bantu kamu", kata sang putri. "Terima kasih atas sarannya tuan putri", kata Akshara. Akhirnya mau tak mau, Akshara harus mengantar kan sang putri. hari mulai gelap dan mereka sudah mulai kelelahan, sedang kan mereka masih di dalam hutan larangan. mereka memutuskan untuk istirahat, pada saat mereka sedang beristirahat, ternyata para prajurit dari kerajaan kurusetra datang, tuan putri merasa senang karena bantuan sudah datang. "maaf tuan putri hamba datang terlambat, tadi saya harus meyakinkan raja agung bahwasanya tuan putri sedang berada dalam masalah, sehingga saya bisa di perbolehkan membawa pasukan untuk membantu dan menyelamatkan tuan putri", kata sang pengawal kepada sang putri. "tenang saja saya mengerti itu, lagi pula saya sudah di tolong olehnya", kata sang putri sambil menunjuk ke Akshara. para pengawal tak percaya, jika pemuda di depannya yang terlihat biasa saja itu mempunyai ilmu Kanuragan yang tinggi. "sekarang kalian antar kan saja kita ke kerajaan Blambangan", kata sang putri. akhirnya sang putri dan Akshara bisa sampai dikerajaan lebih cepat dari pada sebelumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD