TAK APA JADI YANG KEDUA

1037 Words
“Tapi kan kamu tahu. Status aku. Punya anak istri. Nggak mungkin aku tidur malam di sini. Pasti nanti istriku curiga,” ucap Fajar mulai tancap gas. Fajar mempercepat memacu senapannya. “Iya, tapi kan, tapi kan,” kata Dhani tak tahu harus bicara apa. Konsentrasinya bukan ke pokok pembicaraan mereka. Dhani juga ikut memacu dari bawah. Mereka tak pernah kenal bosan. Sehari dua kali bahkan kalau hari Jumat mereka melakukannya tiga kali karena habis itu hari Sabtu dan hari Minggu akan libur. Jadi Fajar selalu minta double bila hari Jumat. Fajar baru akan ke kantor sekalian saat berangkat salat Jumat. Itu sebabnya Nisha tak pernah tahu suaminya selingkuh bahkan telah menikah. Sebab suaminya pulang dan pergi kerja jamnya tak berubah, tak rajin pegang ponsel berkirim pesan atau saling telepon tengah malam. Pokoknya tak ada yang berubah sama sekali. “Aku nggak apa-apa kok jadi istri ke duamu. Kamu nggak pernah menginap sini juga aku nggak sedih. Karena aku tahu kamu ada istri, tapi daripada kita seperti ini nanti malah bahaya. Pasti setiap orang tahu tiap hari kamu ke sini,” ucap Dhani setelah ronde kedua usai. “Kita atur waktu saja,” kata Fajar. Dia pun akhirnya setuju karena Dhani tidak akan menuntut untuk dia menginap di rumah itu. Mereka akan tetap menjalankan saat siang saja. Soal uang tak jadi masalah. Sejak hari pertama bertemu saja Fajar sudah kasih uang jajan untuk anak Dhani, itu sebabnya Dhani langsung memancing mengajak makan siang. Dhani sedang memacu tubuhnya, dia dalam posisi woman in top saat ponsel Fajar berdering ada notifikasi pesan masuk. “Pa ada pesan masuk,” kata disela aktivitas panasnya. “Lanjut dulu Ma, Papa nggak kuat nahan,” kata Fajar. Setelah menikah mereka memanggil mama-papa. Fajar fasih saja menggunakan kata itu, padahal dengan Nisha dia menggunakan panggilan ayah-bunda. Fajar sedang merem melek merasakan kokangan Dhani yang bergerak di atas tubuhnya. Dia sangat suka hal ini karena kalau dari Nisha tak pernah bisa dia dapatkan. Nisha itu tak mengerti apa-apa. Jadi dia hanya benar-benar menerima pasrah saja. Gaya bermain dengan Nisha hanya gaya konvensional. Tidak seperti Dhani entah bagaimana, dulu Fajar mengira Dhani belajar otodidak karena Dhani harus memuaskan suaminya. Dia istri kedua sehingga harus membuat sang suami tidak berpaling ke istri pertama. Dhani selalu punya jurus untuk memuaskan Fajar. Dengan Dhani, Fajar bisa merasakan gaya woman in top, doggy style, 69 dan segala macam yang awalnya hanya pernah dia lihat tapi tak pernah dia lakukan. Bahkan dengan Dhani, Fajar tidak hanya melakukan di ranjang kamar saja, tapi juga di kamar mandi dan di ruang makan bahkan mereka pernah main di dapur dan di ruang cuci baju. Itu yang membuat Fajar tambah tak bisa lepas dari Dhani. “Terus Ma. Terus aku sedikit lagi. Kamu jangan selesai duluan,” teriak Fajar. Dia tahu Dhani sudah orgas-me sedangkan dia belum. “Balik posisi lah Pa. Aku di bawah, biar Papa selesaikan semau Papa,” kata Dhani memeluk Fajar dan membalik tubuh mereka. Fajar pun langsung menuntaskan segalanya. Dia yang sekarang memacu tubuh sampai benar-benar mencapai puncak. “I love you Ma. I love you,” kata Fajar. Sungguh suatu kesempatan karena Nisha pergi sejak hari Jumat sehingga sejak pulang kerja kemarin dia tidur di rumah Dhani. Tentu saja Dhani senang Fajar tidur di rumahnya malam-malam karena biasanya tak pernah Fajar tidur di rumahnya. Kesempatan ini karena Nisha pergi ke rumah orang tua di Lebak. Sejak semalam mereka tak pernah selesai sampai sore ini karena mereka belum pernah main malam. Tadi Dhani keluar kamar hanya untuk memberi uang anak-anaknya beli sarapan lalu masuk kamar lagi. Keluar lagi memberi makan siang dan makan malam. Sejak Jumat sore hingga Sabtu malam mereka tak pernah berhenti. Mereka tidur lewat tengah malam dan baru bangun sekarang hari minggu pagi. Mereka memforsir kegiatan yang membuat mereka terlena. Hanya berteman roti dan air putih yang dibawa Dhani ke kamar. Kemarin malam Fajar tak peduli ada pesan masuk dia terlalu lelah dan segera tidur. Pagi ini Fajar lemas mendapat kiriman foto dari mamanya. Dia melihat foto-foto pernikahannya dikirim oleh mamanya. Juga lembaran copy-an tentang selamatan pernikahan dia dan Dhani 2 minggu lalu dan foto terakhir adalah foto Menik bersama Naffa memegang foto pernikahan dirinya. Fajar tak bisa mengelak itu foto rekayasa. ‘Jatuhkan talak pada Nisha. Dia sudah tak mau kembali padamu. Mamah nggak punya muka di sini. Aibmu itu sudah terbongkar dan sedihnya yang mengetahui adalah Naffa cucuku. Terima kasih atas luka yang kamu berikan pada Mamah!’ begitu tulisan Widya pada Fajar. “Ada apa Pa?” tanya Dhani yang baru selesai mandi. Dia keluar kamar mandi dengan rambut basah dan masih naked! Dhani melihat wajah Fajar pucat pasi. “Ada pesan dari mamahku,” kata Fajar pelan. “Ada apa? Apa dia sakit?” tanya Dhani. Fajar terperangah, Nisha tak pernah mengatakan mertuanya dengan kata ganti DIA. Nisha akan menyebut mamah atau enin. Bahkan sebelum mereka akan menikah Nisha menyebut mamanya dengan sebutan tante, bukan dia. Seakan tak kenal saja padahal biar bagaimana pun Widya adalah mertua Dhani. “Nggak. Nggak sakit. Kamu lihat saja deh,” Fajar malas bercerita dia serahkan ponselnya untuk Dhani lihat. “Ya ampun berarti Menik pamer-pamer foto pernikahan kita di sekolah?” tanya Dhani tak percaya. “Sepertinya begitu. Mana mungkin Naffa tahu kalau Menik nggak pamer punya papa baru,” kata Fajar. Bodohnya Fajar tak berpikir dari mana Menik dapat foto-foto itu. Siapa yang mencetak? “Maaf aku mau langsung ke Banten. Aku mau urus masalah ini,” kata Fajar. Dia sudah tak nafsu lagi melihat tubuh naked istri keduanya pagi ini. Dia terlalu kalut. “Terus bagaimana Pa?” tanya Dhani saat Fajar keluar dari kamar mandi. “Seperti mamah bilang, Nisha langsung minta cerai jadi aku tak bisa berkata-kata. Kalau dia bisa kubujuk aku akan membujuknya. Tapi kalau tidak ya sudah. Mungkin memang nasib perjodohanku dengannya seperti ini. Langsung clear tanpa ada kesempatan lagi,” sesal Fajar. Sebenarnya Fajar sangat sedih harus bercerai dengan Nisha dan dia pun baru sekarang sadar ngapain dia menikahi mantan kekasih saat SMA itu. Fajar tak habis pikir bila sudah berhadapan dengan Dhani dan mendapat serangan darinya, Fajar tak bisa berkelit. Tapi kalau untuk cinta Fajar ternyata telah tak ada. Cintanya sudah hilang ditelan makian orang tua Dhani dulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD