Edwyn sudah mengantuk menunggu sosok itu kembali muncul, sementara Alissa masih dapat terjaga bahkan dia sama sekali tidak mengantuk malam itu. Alissa kasihan melihat Edwyn yang mungkin sudah sangat kelelahan dan harus tetap berada di sampingnya untuk menjaga kekuatannya tetap stabil, oleh karena itu dia memutuskan untuk membuat tempat di sekitar Edwyn terasa lebih nyaman agar dia bisa tidur dengan nyenyak.
Berada di tempat itu cukup membuat Alissa merasa tidak puas, dia harus turun dan mencari informasi seputar kejadian barusan. Sebelum meninggalkan Edwyn, dia mencoba untuk membuat dirinya tak kasat mata dari para polisi itu.
Alissa saat ini sedang berusaha menghampiri sekumpulan polisi yang bertugas menjaga tepat di lokasi pintu itu berada, mereka terlihat diam saja dan tidak membahas apapun sedangkan yang dia butuhkan adalah informasi lebih akurat.
“ Lapor pak, kami menemukan sesuatu di kaki bukit.” Salah seorang bawahan menghadap pada atasannya dan memberikan sesuatu kepadanya.
Alissa penasaran dan segera mendekat untuk melihat apa yang di serahkan, sebuah bunga yang tak asing di mata Alissa membuatnya yakin kalau bunga itu berasal dari Sandora. Dia pernah membawa bunga itu ke istana, itu artinya sosok itu telah kembali dari Sandora dan mungkin saja telah memakan korban lain di dalam sana.
“ Aku tidak bisa membiarkan hal ini terus menerus terjadi.” Benak Alissa sambil mengepal kedua tangannya dengan kuat.
Keributan kembali terjadi dan ketika Alissa menoleh dia mendapati sekumpulan polisi itu telah menemukan Edwyn, mereka menganggap Edwyn sebagai mata-mata dan ada kaitannya dengan kejadian barusan.
Alissa lupa memberikan sihir kepada Edwyn, dan dia juga tak habis pikir bagaimana Edwyn bisa ketahuan sementara dia berada di tempat yang tinggi. Dan karena semua sudah jelas untuk mala mini, Alissa menggunakan kekuatannya untuk membawa Edwyn pergi dari sana.
“ Terima kasih Alissa, aku tidak tahu harus bagaimana jika mereka membawaku ke kantor polisi.” Ungkap Edwyn merasa tertolong.
“ Bagaimana mereka bisa menemukanmu.?”
“ Aku terjatuh dari atas sana, dan saat aku tersadar mereka sudah mengelilingiku.”
Alissa hanya dapat geleng-geleng kepala mendengarnya, beruntung dia sudah menemukan jawaban sehingga tak ada alasan lagi untuk mereka tetap disana.
**
Keesokan harinya, Alissa menemui Greeta dan memberitahunya soal pintu dua dunia yang semalam sempat terbuka. Greeta sendiri juga tidak tahu bagaimana pintu di dunia manusia bisa terbuka, jika seandainya itu mudah maka semua Elf yang di asingkan di dunia ini pasti akan memaksa untuk kembali ke sana.
“ Aku tidak tahu harus berbuat apa, maafkan aku Alissa.” Kata Greeta dengan menyesal.
“ Tidak apa-apa, aku justru merasa lebih baik karena ada kamu.” Balas Alissa tersenyum simpul.
“ Oh iya, kemarin aku bertemu dengan kenalanmu. Namanya Sammy, dia terlihat sangat persis seperti manusia, tapi dia masih memiliki kekuatan elf yang hebat.”
“ Sammy? Aku tidak punya kenalan bernama Sammy.”
“ Benarkah? Tapi dia mengenalmu.”
“ Aku adalah salah satu generasi yang sudah ada sejak lama, dan aku berada di dunia ini sudah ribuan tahun. Kenalanku hanya Irina dan suaminya Jacob yang waktu itu ku berikan alamat rumahnya kepadamu.”
Alissa di buat bingung mendengarnya, apa jangan-jangan wanita waktu itu hanya berbohong jika dia mengenal Greeta? Tapi apa tujuannya dan kenapa dia memberikan ramuan perubahan kepadanya?
“ Wanita bernama Sammy itu memberiku ramuan perubahan, dia berkata jika penampilanku terlaly mencolok dan aku harus meminumnya supaya aku bisa berbaur dengan manusia.”
“ Itu sebabnya penampilanmu sekarang seperti ini.?” Tanya Greeta terkejut.
“ Tidak, aku tidak meminumnya karena Edwyn melarangku. Dia hanya membantuku dengan menggunakan pewarna rambut dan lensa kontak agar aku terlihat seperti manusia.”
“ Jadi wanita yang bernama Sammy itu menyuruhmu meminum ramuan agar kau bisa terlihat seperti manusia sepertinya? “ Alissa mengangguk mengiyakannya.
“ Jika dia langsung mengetahui bahwa kau adalah seorang elf, itu artinya dia bukan elf sembarangan dan mungkin saja dia memiliki tujuan lain. Elf Qalaquendi berada di dunia manusia dan di lihat oleh elf Moriquendi tentu terlihat sangat aneh, untuk itu kau harus mencaritahu kandungan yang terdapat dari ramuan itu. Bisa saja dia memiliki niat jahat terhadapmu.” Jelas Greeta seketika membuat Alissa merinding mendengarnya.
**
Saat ini Alissa dan Edwyn sedang berada di halaman rumah, mereka berdua kompak menatap setangkai bunga di pekarangan yang tumbuh dengan baik. Kemudian Alissa menoleh kea rah Edwyn dan mendapat anggukan dari pria itu untuk menuangkan ramuan dari Sammy pada bunga tersebut.
Greeta menyarankan Alissa untuk mencobanya pada tumbuhan hidup, dan mereka pun memilih bunga yang ada di pekarangan untuk mencobanya. Dengan sedikit ragu Alissa mulai menuangkan ramuan itu pada tanaman tersebut.
Reaksi yang timbul dari ramuan itu membuat bunga tersebut seketika layu dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap, mereka berdua jelas terkejut melihat efeknya begitu berbahaya dan jika Alissa meminumnya mungkin nasibnya akan sama dengan bunga itu.
“ Kita beruntung.” Ucap Edwyn.
“ Semua ini karena kamu, kamu yang telah menyelamatkan hidupku dengan tidak meminumnya.” Kata Alissa menoleh ke Edwyn dan memeluknya dengan erat.
Edwyn terdiam membeku saat Alissa dengan berani memeluknya, dia bingung harus membalas pelukan itu atau tetap menjaga tangannya agar tidak menyentuh gadis itu. Sejurus kemudian Alissa tersadar dan melepaskan pelukannya dengan cepat, dia menoleh ke arah lain karena malu begitu pun dengan Edwyn.
“ Giliranku untuk memasak, aku ke dapur dulu.” Seru Alissa bergegas meninggalkan pekarangan rumah.
Edwyn masih merasa kikuk setelah itu, namun di satu sisi dia merasa senang yang membuat hatinya terasa berbunga-bunga. Ini aneh tapi itu yang di rasakannya saat ini, hingga pandangan Edwyn tertuju pada seseorang yang berdiri tak jauh dari rumahnya.
“ Apa yang dia perhatikan.?” Tanya Edwyn heran.
Edwyn memastikan apakah orang itu sedang memperhatikannya atau tidak, dan ketika dia hendak menghampiri pria itu tiba-tiba saja ada seorang wanita yang berlari ke arah nya dan menggandeng tangan lalu meninggalkan tempat itu.
“ Hanya pejalan kaki.” Ucapnya pelan dan segera kembali ke dalam rumahnya.
**
Seperti laporan yang ia dengar sebelumnya, setiap awal bulan hingga akhir bulan tiba, Alissa dan Edwyn pergi ke bukit Hasselbrack untuk melihat apakah sosok itu kembali menjalankan aksinya atau tidak. Dan ternyata sudah hampir dua bulan ini tidak ada yang mencurigakan telah terjadi, keduanya hampir putus asa terutama Alissa yang sudah menghabiskan begitu banyak waktu di dunia manusia tapi masih belum mendapatkan informasi tentang teman-temannya.
“ Jangan bergerak, tetap di tempat. Siapa kalian.?” Mendengar suara itu sontak membuat Edwyn langsung mengangkat kedua tangannya dengan reflex.
“ Maaf pak, kami hanya pejalan kaki yang tidak sengaja sampai kemari.” Balas Edwyn setelah ia menoleh dan mendapati pimpinan polisi hutan tengah menodongkan senjata ke arah mereka.
Saat itu Edwyn melihat pergerakan tangan Alissa, namun ia dengan cepat memberikan kode untuk tidak menggunakan kekuatannya kali ini. Dan Alissa mendengarkan apa perkataan Edwyn saat itu, dia juga ikut mengangkat kedua tangannya seperti yang di lakukan oleh Edwyn.
“ Kau berbohong, katakana dengan jujur apa alasan kalian kemari.” Sahut pimpinan polisi itu lagi.
“ Kami tidak berbohong pak.” Sambung Edwyn.
“ Aku sudah memperhatikan pergerakan kalian sejak satu bulan yang lalu, aku mendiamkan kalian bukan karena aku tidak peduli. Tapi aku juga memantau sebenarnya apa yang kalian lakukan di tempat ini.?” Tanya pimpinan polisi yang bernama Marco itu.
“ Kami hanya penasaran dengan cahaya yang muncul dua bulan lalu di bukit ini, itu sebabnya saya dan teman saya datang untuk mencaritahu sebab rumah kami sangat dekat dengan bukit ini berada.” Jelas Alissa membuat Edwyn menoleh ke arahnya dengan bingung.
“ Oh, jadi kalian melihatnya juga. Tapi bagaimana kalian bisa selalu datang ke tempat ini dengan bebas? Aku sudah menyuruh bawahanku untuk menjaga pintu masuk bukit dan sekitarnya, bagaimana kalian bisa lolos dari mereka.?” Tanya Marco penuh selidik.
“ Maaf pak, kami mnegaku salah dan tidak akan mengulanginya lagi.” Balas Edwyn tak terpaksa harus mengakhiri semua ini agar tidak menjadi rumit.
“ Kami permisi.” Edwyn kemudian menarik tangan Alissa untuk segera meninggalkan bukit, namun tidak semudah itu mereka pergi setelah ketahuan oleh pemimpin kepolisian hutan langsung.
Karena perbuatan mereka sudah termasuk pelanggaran, maka keduanya harus menerima hukuman yang telah di tetapkan oleh pemerintahan dalam pelindungan bukit Hasselbrack.
Alissa dan Edwyn di bawa oleh Marco menuju posko dimana mereka pernah mencari informasi, disana mereka di minta oleh Marco untuk menandatangani sebuah perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatan mereka.
“ Boleh aku tahu kenapa manusia tidak di perbolehkan memasuki tempat ini.?” Tanya Alissa yang dengan beraninya menanyakan hal tersebut.
“ Aku tidak berkewajiban untuk menjawab hal tersebut di tempat ini.” Balas Marco.
“ Kau tidak perlu menambah masalah, tanda tangan saja dan semua akan selesai.” Bisik Edwyn.
“ Apa itu tanda tangan? “ Alissa rupanya tidak paham soal itu dan membuat Edwyn menyuruhnya untuk membuat coretan sesukanya di lembar kertas itu.
Setelah mereka selesai menandatangani surat perjanjian, masih belum selesai sampai di situ sebab Marco kembali memberinya hukuman untuk membuang sampah yang telah di kumpulkan sebelumnya oleh bawahannya. Mereka di minta untuk membawa semua sampah-sampah itu ke kaki bukit dimana di sana terdapat tempat pembakaran sampah.
“ Dia sangat kejam, bagaimana mungkin membiarkan seorang wanita membawa sampah sebanyak ini ke bawah sana.” Keluh Alissa.
“ Kalau berat sini berikan padaku.” Sahut Edwyn.
“ Tidak perlu, aku bisa sendiri.” Balas Alissa dan berjalan dengan cepat.
Sementara itu Marco masih mengamati mereka dengan dua lembar surat perjanjian milik mereka, Marco melirik nama mereka yang tertera disana dan terfokus pada tanda tangan Alissa yang begitu aneh sebab dia menggambar kupu-kupu disana dan bukannya tanda tangan.
**
Alissa dan Edwyn saat ini sedang duduk di sebuah ayunan taman bermain anak-anak, mereka hanya diam dan melamunkan apa yang telah terjadi kepada mereka hari ini. Alissa berpikir menjadi manusia sangatlah rumit, banyak sesuatu yang tidak boleh di lakukan dan juga cukup melelahkan.
“ Hey, apa kau pikir pria itu mempunyai rahasia tersembunyi dengan bukit itu.?” Tanya Alissa tiba-tiba.
“ Aku memang pernah mendengar kalau bukit itu di jadikan sebagai tempat oleh ilmuan untuk meneliti sesuatu, ada yang bilang mereka meneliti makhluk sepertimu dan juga temman-temanmu.” Jelas Edwyn.
“ Kau tahu dari mana, sedangkan Marco tidak memberikan jawaban seperti itu tadi.”
“ Aku membacanya di sebuah situs di internet, seorang anonym menyebutkan hal itu dan aku sebagai pecinta makhluk mitologi tentu saja percaya.”
“ Tapi jika memang seperti itu tak heran jika Marco menyembunyikannya dari kita. Dan juga ini masih menjadi tanda tanya besar di kepalaku, aku tidak tahu harus memulainya dari mana dan sekarang aku ragu apa aku bisa menuntaskan tujuanku datang kemari atau tidak.”
Edwyn beranjak dari tempatnya dan berdiri di hadapan Alissa sambil mengangkat kedua tangannya.
“ Aku bersamamu, jangan khawatir.” Ungkapnya sekali lagi membuat Alissa merasa tersentuh dengan kebaikan Edwyn.
Sebuah bola tiba-tiba mendarat tepat di punggung Edwyn sehingga membuat pria itu hampir terjatuh, ketika dia menoleh dua anak kecil menghampirinya sambil meminta maaf.
“ Maafkan kami.” Ucap mereka begitu polos.
Edwyn yang tidak bisa memarahi mereka kemudian mengambil bola tersebut dan ikut bermain bersama mereka, Edwyn sudah mengajak Alissa untuk bergabung dan gadis itu tidak menolaknya.
Seumur hidup dia belum pernah bermain bola, dia dan teman-temannya hanya bermain hal-hal kecil dan itu pun sangat jarang. Berada di dunia manusia cukup menyenangkan, dan salah satunya adalah menghabiskan waktu seperti itu dengan tawa yang membuat perutnya sakit sendiri.