Suasana di tempat itu mendadak berubah, terdapat hawa yang mencekam di sekitar mereka sampai membuat semuanya merasa ketakutan. Alissa tampak tertunduk dengan nafas yang mulai tak teratur, sementara itu kondisi mereka semua sekarang sedang tidak baik dengan para penjaga yang mulai menodongkan senjata mereka secara bersamaan.
Terjadi perubahan yang berbeda dari Alissa, rambutnya yang berwarna hitam kembali menjadi emas bercahaya begitu pun dengan kedua matanya yang berubah menjadi biru cerah.
Pada kedua telapak tangannya terlihat sebuah kilauan cahaya yang kemudian membuat Alissa menggerakkan kedua tangannya ke depan, sebuah ledakan dahsyat berhasil meruntuhkan lantai yang di pijak oleh para penjaga itu sehingga mereka terjatuh bersama reruntuhan.
“ Scarlett, bawa mereka semua keluar.” Ucap Alissa yang mengambil barisan terdepan untuk menanganinya.
“ Apa kau yakin bisa menangani mereka.?” Tanya Scarlett khawatir.
“ Pergi sekarang, dan jangan lupa untuk segera mengobati Edwyn. Kumohon.” Pinta Alissa yang di balas anggukan cepat dari Scarlett.
Setelah mereka pergi dari ruangan itu, Alissa menghampiri mereka yang masih berusaha untuk menyingkir dari reruntuhan. Alissa berdiri tepat di depan pemimpin mereka dengan tatapan bencinya.
“ Katakan padaku, sebenarnya apa tujuan mu mengurung mereka di tempat ini? Apa yang akan kau lakukan dengan mereka, hah.?” Tanya Alissa sambil menjambak rambutnya ke belakang.
“ Bagaimana kau bisa menggunakan kekuatanmu? Tempat ini di kelilingi oleh alat yang akan menyerap kekuatan kalian.?”
“ Jawab aku, jangan mengabaikan pertanyaanku barusan.” Kesabaran Alissa benar-benar di kuras oleh pria itu yang masih terkaget-kaget melihat kekuatan Alissa.
“ Tentu saja untuk mendapatkan kekuatan kalian.” Jawabnya sambil tersenyum.
“ Kalian hanya manusia biasa, kekuatan kami tidak bisa di miliki oleh seorang manusia sepertimu.” Alissa mendorongnya hingga tersungkur.
Alissa menyadari pergerakan diam-diam para penjaga itu ketika mereka hendak menembak Alissa, namun semua itu tidak akan berguna dengan kekuatannya yang saat ini lebih besar di banding sebelumnya.
Peluru-peluru itu tidak ada yang berhasil mengenainya, dan sekarang mereka mulai ketakutan dan berusaha untuk melarikan diri. Pria berkaca mata itu juga berjalan mundur menghindari Alissa yang kembali mendekatinya dengan tatapan tajam siap membunuh.
“ Ampuni aku, kumohon.” Pinta pria berkaca mata itu mulai tak berdaya.
“ Beritahu aku dimana kalian menyembunyikan makhluk lainnya.?” Tanya Alissa sebelum melayangkan kekuatannya pada mereka.
“ Aku hanya mengetahui tentang kalian, aku tidak menyembunyikan makhluk lainnya.”
“ Aku tidak percaya padamu.” Alissa kemudian meletakkan tangannya di atas kepala pria itu dan mulai melihat masa lalunya.
Dari apa yang Alissa lihat ternyata memang benar bahwa pria itu hanya tahu soal para Elf, yang itu artinya bukan mereka yang menculik teman-temannya. Bahkan Alissa juga tidak menemukan sesuatu yang berkaitan dengan kasus teman-temannya di ingatan pria itu.
“ Lalu bagaimana dengan Aerox? Bagaimana kalian bisa menemukannya dan membuatnya patuh pada kalian.?” Tanya Alissa sekali lagi.
“ Hewan itu telah kami beli di pasar gelap, disana kau bisa menemukan apapun yang berkaitan dengan mereka. Aku mendapatkan hewan itu dengan harga yang sangat tinggi dari penyelanggaranya.”
“ Itu tidak mungkin, Aerox adalah peliharaan suci Valar. Kalian tidak mungkin bisa memperbudaknya dengan mudah.”
“ Tapi kau bisa melihat sendiri bukan? Hewan itu patuh kepada kami, karena sejak awal sebelum kami membelinya dia sudah melakukan tugasnya dengan baik.”
“ Dimana pasar gelap itu berada.?”
“ Tempatnya sangat jauh, kau tidak bisa kesana dalam beberapa jam.”
“ Beritahu aku dimana tempatnya, sekarang. !!! ” Ancam Alissa tak tanggung-tanggung.
**
“ Bagaimana kondisinya?”
“ Nafasnya mulai pelan, kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang.”
“ Tapi bagaimana dengan Alissa.?”
“ Dia disini.”
Mereka semua menoleh ke arah dimana Alissa berlari, rupanya Alissa berhasil keluar dari lab itu tanpa terluka sama sekali. Dan sekarang Alissa mulai menghampiri Edwyn yang sedang sekarat karena luka tembak yang di alaminya.
“ Beri aku ruang.” Kata Alissa dan segera melepas pakaian Edwyn untuk mengecek sedalam apa peluru itu menembus tubuhnya.
Alissa mulai menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan Edwyn, lukanya lebih parah dari waktu itu sehingga membutuhkan banyak kekuatan untuk membuatnya sembuh.
Semua para Elf disana menyaksikan perbuatan Alissa yang membuat mereka terkejut, mereka tidak tahu kalau ras Qalaquendi mempunyai kekuatan yang sangat hebat. Peluru yang telah menembus tubuh Edwyn keluar dengan sendirinya, kemudian lapisan kulit yang sobek kembali pulih seperti sedia kala dengan kekuatan Alissa.
“ Berhasil.” Ucap Alissa terlihat terkulai lemas.
“ Kau baik-baik saja.?” Tanya Scarlett.
“ Bantu aku mencari Aerox di sekitar sini, dia seekor singa tengah burung dan memiliki tubuh yang sangat besar.” Pinta Alissa yang masih sempat memikirkan tentang Aerox.
“ Dia berada di belakang lab, aku melihatnya kesakitan disana.” Sahut salah satu dari mereka.
“ Tolong bawa Edwyn pergi dari sini, aku dan Scarlett akan menemui Aerox terlebih dulu.” Lanjut Alissa di balas anggukan dari mereka semua.
“ Bagaimana dengan para manusia itu.?” Tanya Scarlett.
“ Mereka sudah mendapatkan balasan yang setimpal.” Balas Alissa lirih.
“ Apa yang kau lakukan pada mereka.?”
“ Membuat mereka kehilangan ingatan tentang semua ini.”
“ Kau benar-benar hebat, aku tidak menyangka akan bertemu Elf hebat seperti dirimu.”
Alissa bisa melihat Aerox yang meringis kesakitan di bawah pohon, kedua kakinya di ikat menggunakan rantai yang sangat besar. Dengan sekali kekuatan sihirnya rantai itu berhasil hancur sehingga membuat Aerox dapat menggerakkan kakinya dengan bebas.
“ Maafkan aku, aku akan menyembuhkanmu sekarang.” Gumam Alissa seketika membuah Aerox merasa jauh lebih baik.
Alissa tahu kekuatannya sudah mencapai batas namun dia tetap menyembuhkan luka yang di dapat oleh Aerox untuk menyelamatkannya kemarin, melihat hewan itu tidak di beri pengobatan sama sekali membuatnya sangat marah dan semakin membenci manusia.
Dengan kekuatan yang tersisa itu akhirnya Alissa berhasil menyembuhkannya, Aerox terlihat senang sambil mengusapkan kepalanya di tubuh Alissa. Namun sayang tubuh Alissa sudah tidak kuat menahannya, dia jatuh tak sadarkan diri membuat Scarlett dan Aerox terkejut melihatnya.
“ Kau melakukan semuanya dengan baik, sudah waktunya untukmu istirahat.” Gumam Scarlett ketika mengecek kalau ternyata Alissa hanya pingsan.
**
Siang berganti malam, sinar matahari kini telah di gantikan oleh cahaya bulan yang terang benderang. Malam itu tidak semenakutkan malam kemarin, kini Alissa dan yang lain sudah berada di sebuah tempat tinggal yang aman dan pastinya membuat mereka tidak ketakutan lagi.
Saat ini Alissa belum sadar dari tidurnya, sementara Edwyn senantiasa menemani gadis itu sampai dia sadar. Tempat yang mereka pilih saat ini adalah sebuah markas yang dulunya di gunakan oleh para Elf Moriquendi untuk bersembunyi dari para manusia yang jahat.
Scarlett datang membawakan makanan untuk Alissa dan Edwyn, pria itu menerimanya dengan senang hati kemudian Scarlett ikut duduk di sebelahnya.
“ Terima kasih ya Edwyn, berkat ide mu itu kita bisa bebas dari lab terkutuk itu.” Ucap Scarlett lirih.
“ Hey, itu bukan karena aku kalian bisa bebas dari sana. Semua itu karena Alissa, jika dia tidak memiliki kekuatan, mungkin kita semua akan mati.” Balas Edwyn sambil melirik Alissa.
“ Jika waktu itu kau tidak meledakkan sel, kita tidak bisa bertemu Alissa. Jadi semua ini karena kamu, kau pahlawannya.” Lontar Scarlett kemudian membuat Edwyn tersipu malu.
Sementara itu Edwyn masih di buat khawatir dengan Alissa, tidak biasanya dia tidur cukup lama seperti ini. Biasanya jika Alissa menggunakan kekuatannya terlalu banyak, dia hanya akan kelelahan dan istirahat sebentar kemudian kembali sehat seperti sedia kala.
“ Aku akan keluar menemui kakakku, dia sudah sadar.” Lanjut Scarlett di balas anggukan oleh Edwyn.
“ Aku akan mengabarimu jika Alissa sudah bangun.” Balas Edwyn lirih.
**
Alissa terkejut saat menyadari dirinya berada di sebuah hutan yang tak asing, dimana lagi kalau bukan hutan terlarang. Dia berjalan menelusuri tempat itu seorang diri dengan rasa penasaran yang tinggi.
Dari kejauan Alissa melihat seorang pria berdiri membelakanginya, dia terdiam saat pria itu menoleh dan menatapnya lekat. Alissa merasa tidak asing dengan tatapan itu, tapi sayangnya dia tidak mengenal pria itu dengan jelas.
“ Siapa kau.?” Tanya Alissa penasaran.
“ Tuan putri, anda melupakan saya begitu cepat.?” Balasnya semakin membuat Alissa kebingungan.
“ Aku tidak mengenalmu.”
“ Benarkah? Anda lupa dengan ini.?”
Alissa menatap beberapa tangkai bunga yang di perlihatkan oleh pria itu yang kemudian membuatnya mengingat satu wajah seorang pria yang selalu menemaninya bermain, perlahan tapi pasti ingatan Alissa yang sempat hilang perlahan kembali.
“ Andrew? Kau Andrew pelayan di istana itu kan.?” Tebak Alissa.
“ Benar tuan putri, ini saya Andrew.”
“ Kemana saja kau selama ini?”
“ Saya tidak kemana-mana, ratu Winola yang telah mengusir saya dari kerajaan setelah anda tidur panjang waktu itu.”
“ Ibu mengusirmu? Kenapa?”
“ Beliau tahu semuanya, beliau tahu jika saya yang menemani anda bermain di hutan waktu itu.”
“ Jadi itu sebabnya kau tidak pernah muncul di istana lagi.?” Tanya Alissa di balas anggukan pelan dari Andrew.
“ Lalu dimana saat ini kau berada? Kau masih di Sandora kan.?”
“ Tidak, aku berada di tempat yang sangat jauh.”
“ Dimana.?”
Tiba-tiba saja dari arah belakang muncul sosok misterius dengan jubah berwarna hitamnya, dia menarik Andrew menjauh dari Alissa yang kemudian membuat gadis itu berusaha menariknya kembali.
Alissa ingin menggunakan kekuatannya namun sayang kekuatan itu tidak berfungsi sama sekali, Alissa tentu saja bingung kenapa kekuatannya tidak aktif padahal dia berada di hutan terlarang.
“ Selamatkan aku Alissaaaaa.” Teriak Andrew yang semakin menjauh dari pandangannya.
“ Andrew, tidak…jangan membawanya pergi.” Teriak Alissa berusaha untuk mengejar namun anehnya langkah kakinya terasa begitu berat hingga dia merasa hanya berjalan di tempat itu saja.
**
“ ANDREW.”
Alissa terbangun dari tidurnya dan melihat sekitar ruangan yang asing, dia tidak melihat siapapun di ruangan itu dan membuatnya untuk tenang sementara waktu. Dari mimpi yang di alaminya hingga kejadian kemarin membuat dirinya berusaha mengingat kejadian itu satu persatu, hingga pintu terbuka dan sosok Edwyn muncul dengan membawa makanan untuknya.
“ Akhirnya kau sudah sadar.”
“ Dimana kita.?”
“ Markas para Elf yang telah kita selamatkan.”
“ Apa yang sudah terjadi padaku?”
“ Kau tidur selama dua hari sejak hari itu, aku sangat khawatir sampai mengira kau tidak akan bangun lagi.”
“ Aku tidur selama dua hari? “ Ucap Alissa terlihat begitu terkejut mengetahuinya.
“ Lalu bagaimana dengan keadaanmu, Aerox, dan yang lainnya.?” Tanya Alissa kemudian.
“ Kami semua baik-baik saja, hanya kondisimu yang kemarin membuat kami semua khawatir.” Jawab Edwyn.
“ Makan dulu, kau pasti lapar kan.” Lanjut Edwyn yang kemudian menyiapkan makanan itu di atas sebuah meja kecil.
Alissa kemudian menuruti apa kata Edwyn, dia juga merasa sangat lapar setelah dua hari tertidur. Mimpi yang di alaminya kembali mengganggu pikirannya, serpihan ingatannya yang telah kembali menimbulkan teka teki baru yang harus dia pecahkan, bisa saja mimpi ini adalah sebuah petunjuk tentang siapa sebenarnya sosok misterius itu.
**
Setelah kondisi tubuhnya sudah pulih, Alissa pun keluar dari kamar untuk menemui para Elf yang telah ia selamatkan dari lab itu. Ada sekitar dua puluh elf moriquendi yang yang ternyata sudah lama berada di sana untuk menjadi subjek penelitian para manusia jahat itu.
Mereka di culik satu persatu dan juga ada yang tertipu oleh bujukan manusia itu, hingga akhirnya mereka di kumpulkan di dalam satu sel tahanan selama bertahun-tahun. Mereka yang gagal dalam penelitian kebanyakan berakhir mati mengenaskan, penelitian yang terus menerus gagal tak membuat pemimpin lab itu menyerah sampai dia mendapatkan kekuatan dari para Elf.
Para Elf Moriquendi ini memiliki rata-rata usia 200 tahun yang artinya mereka adalah generasi baru, mereka bukan generasi yang di usir dari Valinor. Para orang tua mereka sudah banyak yang mati karena penelitian tersebut, dan sekarang mereka adalah sisa dari ras moriquendi yang tersisa di kota itu.
“ Dunia manusia tidak cocok untuk kami, kami ingin hidup di mana leluhur kami lahir. Tolong bantu kami Alissa, bukankah ibumu seorang ratu di Sandora? Apa dia tidak bisa menerima kami untuk tinggal disana.?” Pinta Scarlett.
Alissa yang tahu tentang sejarah dan mengapa Elf Moriquendi di asingkan dari dunia mereka hanya dapat tertunduk diam, dia pun tidak ada hak untuk membawa mereka kesana. Namun di samping itu dia juga tidak ingin sesame bangsanya di sakiti hingga di bunuh begitu saja.
“ Aku akan mengusahakannya, tapi untuk saat ini aku tidak bisa kembali. Aku harus menemukan teman-teman periku yang di culik oleh sosok misterius, jika mereka berhasil ditemukan aku akan membawa kalian semua ke Sandora dan memohon pada ibuku untuk membuat kalian dapat tinggal disana.” Ujar Alissa seketika membuat mereka senang bukan main.