Saat Sylvester kembali dari ruang kerjanya ia menemukan Starla sudah terlelap. Sylvester tidak pernah terobsesi pada wanita sebelumnya, tapi ketika ia melihat Starla di Silverstone malam itu, dia langsung menginginkan tubuh Starla.
Dia pikir itu hanya rasa penasarannya saja, tapi ia jelas salah karena setelah ia mencicipi tubuh Starla ia tidak bisa melupakan bayang-bayang percintaan panas mereka.
Hasratnya semakin menjadi-jadi, dan hanya bisa terobati ketika ia sudah menyentuh tubuh Starla.
Dia tidak hanya terobsesi pada Starla, tapi juga posesif. Dia tidak suka Starla bersama dengan laki-laki lain, bahkan hanya berbicara saja sudah membuatnya ingin menyingkirkan lawan bicara Starla.
Sylvester tidak tahu apakah obsesinya pada Starla ini hanya sementara atau selamanya, tapi jika itu bersifat selamanya maka dia akan tetap menahan Starla di sisinya sebagai wanita simpanan.
Sylvester telah meminta Grey untuk menyelidiki tentang data pribadi Starla sebelumnya, dan dia menemukan bahwa Starla adalah anak seorang pengusaha yang sekarang masih berada dalam tahanan karena kasus penipuan dan kasus lainnya.
Dengan satu fakta ini saja sudah tidak memungkinkan bagi Starla untuk mendapatkan gelar resmi di keluarga Axelton, belum lagi ditambah dengan pekerjaan Starla di dunia malam yang sudah digeluti oleh wanita itu selama lebih dari lima tahun. Starla benar-benar tidak mungkin masuk ke dalam keluarga Axelton.
Seorang wanita yang begitu vulgar seperti Starla tidak akan diizinkan menjadi bagian dari keluarga Axelton. Wanita itu hanya bisa penghangat ranjangnya, tapi dia tidak akan pernah menikahinya.
Ralat, lebih tepatnya Sylvester tidak memiliki sedikit pemikiran sama sekali untuk menjadikan Starla istrinya meski ia sangat terobsesi pada tubuh wanita itu.
Wanita yang akan menjadi istrinya nanti tidak akan pernah menjadi wanita yang memiliki reputasi yang buruk serta berasal dari keluarga setara agar jaringan kekuasaannya semakin luas.
Bagi Sylvester, status sebagai penghangat ranjangnya saja sudah cukup bagi Starla. Itu adalah sebuah hubungan tanpa status yang saling menguntungkan untuk mereka.
Starla mendapatkan segala kemewahan dan tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara ia bisa menyalurkan kebutuhan fisiknya yang mulai meledak-ledak karena Starla.
Sylvester naik ke atas ranjang, ia menyentuh bibir ranum Starla dengan ujung jarinya sehingga membuat Starla terjaga.
Tatapan keduanya bertemu sekarang. "Apa aku membangunkanmu, Starla?"
Starla merasa seperti sedang bermimpi. Ia diam sejenak sembari memperhatikan wajah tampan Sylvester. "Kau sudah selesai bekerja?"
"Ya," balas Sylvester masih dengan mengusap bibir lembut Starla. "Aku menginginkanmu sekarang."
Starla tadi tidur karena ia kelelahan, Sylvester tidak melepaskannya setelah pria itu selesai mandi. Ketika waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam, Sylvester baru melepaskannya. Pria itu pergi ke ruang kerja, sedangkan dirinya tidur karena kelelahan.
Starla sudah terbiasa tidak tidur di malam hari karena pekerjaannya, tapi karena tenaganya disedot habis oleh Sylvester, ia menjadi tidur lebih cepat akhir-akhir ini.
Dan sekarang Sylvester menginginkannya lagi. Apakah Sylvester seorang maniak seks? Hanya selang beberapa jam saja dari sesi panjang mereka tadi.
Tidak ada kesempatan bagi Starla untuk mengeluh lebih panjang di dalam hatinya karena Sylvester sudah lebih dahulu menjarah bibirnya seperti seorang perampok.
Rasa lelah Starla yang belum lenyap kini ditambah lagi oleh Sylvester, tapi segera rasa lelah itu mengabur digantikan dengan gairah keduanya yang berabi-api.
Starla tidak tahu kapan tepatnya dia tertidur kembali, ketika ia terjaga di sebelahnya sudah tidak ada siapa-siapa lagi.
Wanita itu turun dari ranjangnya, melangkah dengan bagian bawah tubuhnya yang nyeri. Sylvester mungkin akan membuatnya tidak bisa berjalan jika pria itu tidak berhenti.
Usai membersihkan tubuhnya Starla pergi ke ruang makan. Sudah terlalu siang untuk sebuah sarapan.
Kepala pelayan segera menghidangkan sarapan, pria itu tetap berada di dekat Starla sampai Starla selesai makan. Dia telah diberi arahan oleh Sylvester untuk memperlakukan Starla dengan baik.
"Apakah Nona Starla akan pergi?" tanya kepala pelayan setelah Starla selesai makan.
"Ya."
"Tuan berpesan bahwa Tuan akan pergi selama satu minggu untuk perjalanan bisnis."
"Ah, baik." Starla menganggukan kepalanya.
"Apakah Nona memiliki sesuatu yang dibutuhkan lainnya?"
"Tidak."
"Kalau begitu saya akan kembali bekerja."
"Ya. Silahkan."
Kepala pelayan pergi. Starla kembali ke kamar Sylvester. Ia meraih kunci mobil dan tas nya lalu kemudian melangkah keluar meninggalkan kamar.
Sudah siang hari ketika ia keluar dari kediaman Sylvester. Wanita itu menyetir dengan santai, ia akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli hadiah.
Besok adalah hari ulang tahun ibunya. Sangat kebetulan Sylvester pergi selama satu minggu jadi dia bisa merayakan hari lahir ibunya.
Starla sudah memikirkan untuk membelikan ibunya sebuah kalung permata yang ia lihat di majalah satu bulan lalu. Ibunya dahulu memiliki banyak perhiasan, tapi ketika ibunya memutuskan untuk becerai ibunya keluar tanpa membawa apapun jadi ibunya tidak memiliki perhiasan mahal lagi.
Sekarang keuangannya sudah cukup membaik, tabungannya tidak lagi dihabiskan untuk membayar pengobatan ibunya, jadi ia bisa membelanjakan sedikit uangnya untuk memberi ibunya hadiah.
Starla memiliki kartu hitam pemberian Sylvester di tangannya, tapi dia tidak ingin menggunakan kartu pria itu.
Menyusuri pusat perbelanjaan, Starla berhenti di depan sebuah toko perhiasan. Wanita itu melangkah masuk dan melihat ke arah kalung yang ia inginkan.
Pelayan toko datang menyapa Starla dengan ramah. Dari pakaian yang Starla kenakan saat ini pelayan itu bisa menilai bahwa Starla memiliki cukup banyak uang.
"Saya menginginkan kalung ini." Starla merupakan tipe wanita yang tidak bertele-tele, dia tidak akan melihat-lihat yang lain ketika pilihannya sudah ditentukan.
Kalung yang Starla beli tidak cukup mahal untuk orang-orang kaya, tapi untuk orang kaya biasa harga kalung itu masih cukup mencekik.
Pelayan segera mengambil perhiasan yang tadi Starla inginkan lalu memperlihatkannya pada Starla, setelah itu baru membungkusnya.
Starla melakukan p********n, dia merasa senang karena bisa memberikan hadiah yang cukup mahal untuk orang terpenting dalam hidupnya.
Saat Starla hendak berbalik, ia tanpa sengaja menabrak seseorang.
"Apa kau tidak punya mata?!" Suara marah wanita langsung menyerang Starla.
Starla mengangkat pandangannya dan melihat wajah orang yang memarahinya. Kebencian langsung terlihat di mata Starla.
"Apa yang kau lihat?! Tidakkah kau memiliki sopan santun dan meminta maaf!" Wanita di depan Starla memarahinya lagi.
Starla tersenyum mengejek. "Sangat lucu mendengar wanita sepertimu mengatakan hal seperti itu."
Wajah wanita itu semakin menggelap. Dia jelas tidak kenal dengan wanita muda di depannya, tapi wanita itu berkata seolah mengenalnya.
"Kenapa? Apakah kau tidak mengenaliku lagi, Nyonya Clarisa?" Starla menatap lawan bicaranya dengan sinis.
Wanita yang bernama Clarisa mengerutkan keningnya, wanita muda itu jadi benar-benar kenal dengannya.
Clarisa berdecih. "Tidak usah bertingkah seolah kau mengenalku!"
"Pria beristri mana yang sekarang menjadikan Anda simpanan?"
"Tutup mulutmu!" Amarah Clarisa tersulut. Berani sekali wanita asing di depannya berbicara sembarangan tentang dirinya. Dia jelas-jelas adalah istri sah Alex Kellen. "Jangan berani bicara macam-macam tentangku atau aku akan merobek mulutmu!"
Kata-kata Clarisa yang tajam membuat beberapa pengunjung memperhatikan Clarisa dan Starla. Manajer toko segera mendekati dua wanita itu.
Clarisa merupakan pelanggan tetap toko perhiasan itu selama lima tahun terakhir ini. Dia selalu mendapatkan perlakukan yang baik dan tidak ada yang berani mengabaikannya karena tahu posisinya sebagai istri seorang pengusaha yang cukup terpandang.
"Nyonya Clarisa, apakah kau ingat Damian Brooklyn?"
Ketika Starla menyebutkan nama itu, Clarisa mengenali Starla beberapa detik kemudian. Jadi rupanya wanita di depannya adalah putri pria tidak berguna yang bangkrut itu.
"Apakah toko perhiasan ini bisa dimasuki oleh anjing sesuka hati?" Clarisa mengeluh pada manajer toko.
"Nyonya Clarisa, mari kita bicarakan baik-baik." Manajer toko tidak ingin menyinggung Clarisa.
"Wanita ini tidak mungkin memiliki uang untuk membeli perhiasan di sini! Ayahnya adalah seorang narapidana, dan ibunya wanita tidak berguna!"
Starla tidak akan mempermasalahkan jika Clarisa ingin menghina Damian, ayahnya, tapi dia tidak akan menerima wanita kotor ini menghina ibunya.
Tangan ramping Starla segera melayang ke wajah Clarisa. "Jangan berani-berani menghina ibuku dengan mulut kotormu! Wanita simpanan sepertimu terlalu menjijikan bahkan hanya untuk menyebut tentang ibuku!"
"p*****r sialan! Berani sekali kau menamparku!" Clarisa membalas dengan arogan. Wanita itu hendak menampar balik Clarisa, tapi Starla lebih dahulu meraih tangan Clarisa dengan kuat. Ia menghempaskan tangan Clarisa kasar lalu kemudian mencengkram rambut Clarisa kuat.
"Tujuh tahun lalu aku belum menyelesaikan skor denganmu, Nyonya Clarisa. Saat ini aku tidak keberatan memberi pelajaran untuk perusak rumah tangga sepertimu!" Cengkraman Starla semakin kuat. Ia memberikan tamparan lain di wajah Clarisa.
Raungan Clarisa semakin menjadi. Cetakan telapak tangan Starla terlihat jelas di wajah wanita itu meski saat ini ditutupi oleh make up.
Dahulu Starla masih terlalu muda, ketika dia tahu ayahnya memiliki simpanan dia tidak menyerang wanita simpanan ayahnya, tapi lebih memilih untuk menenangkan ibunya yang terkejut.
Ia juga tidak ingin repot-repot berurusan dengan wanita simpanan ayahnya. Ia hanya memiiliki urusan dengan ayahnya, pria itu yang sudah mengkhianati ibunya. Jika ayahnya cukup setia maka wanita ular seperti Clarisa tidak akan bisa menebarkan bisa nya pada rumah tangga orangtuanya.
Namun, sekarang karena Clarisa berani menghina ibunya yang bahkan tidak memaki wanita jalang itu setelah membuat kehancuran rumah tangga ibunya, Starla tidak mungkin menahan diri.
Manajer toko memegangi Starla, sementara yang lainnya memanggil petugas keamanan untuk menghentikan pertikaian dua wanita itu.
"p*****r sialan! Aku pasti akan merobek wajahmu!" berang Clarisa seperti wanita gila.
Starla tersenyum menantang, tidak takut sama sekali. Meski manajer toko telah memegani tangannya, tapi cengkramannya pada rambut Clarisa tidak mengendur sama sekali.
"Lakukan saja jika kau bisa!" balas Starla.
Petugas keamanan segera datang dan memisahkan Starla dengan Clarisa.
"Aku akan mengirimmu ke penjara dan kau akan membusuk di sana seperti ayahmu yang tidak berguna!" seru Clarisa penuh dendam. Dia tidak akan pernah melepaksan wanita sialan yang sudah mempermalukannya.
Starla tidak gentar atau menyesal sama sekali. Dia merasa lebih baik setelah membalas sedikit sakit hati yang pernah dia rasakan di masa lalu.
Segera Starla dibawa ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.
Clarisa terus memberi Starla tatapan setajam pisau bedah, wanita itu mengakui perbuatannya tanpa merasa menyesal sedikit pun dan itu membuat Clarisa semakin terprovokasi.
Suami Clarisa datang. Wanita yang hanya lebih tua lima tahu dari Starla itu segera mengadu pada suaminya dengan sedih.
"Jebloskan wanita ini ke penjara selamanya!" seru suami Clarisa yang marah. Dia sangat menyayangi istrinya, siapapun yang berani menyakiti istrinya harus menanggung akibatnya.
"Bisakah saya melakukan panggilan?" Starla berkata dengan lembut pada petugas kepolisian, dengan caranya bicara dan wajah cantiknya, pria mana yang akan menolaknya.
"Silahkan, Nona." Petugas itu memberikan Starla kesempatan untuk melakukan panggilan.
"Tuan Grey, aku berada di kantor polisi. Bisakah kau memberitahu dia bahwa untuk membebaskanku dari sini?" Starla tahu siapa yang bisa ia gunakan di saat seperti ini. Dia jelas mengerti bahwa dengan status suami Clarisa, dia mungkin akan sulit untuk keluar dari penjara jika tidak meminta bantuan dari Sylvester.
Grey yang sedang berada tepat di sebelah Sylvester segera memberitahu Sylvester. "Nona Starla berada di kantor polisi, dia mungkin mendapatkan masalah."
Sylvester terpana sejenak, dia baru meninggalkan wanita itu selama beberapa jam dan dia sudah terlibat dalam masalah. "Hubungi direktur tempat itu dan biarkan dia pergi."
"Baik, Tuan."
Grey kembali ke teleponnya. "Nona tunggu sebentar. Anda akan segera dibiarkan pergi."
tbc