Gadis bersurai coklat kehitaman itu terbaring lemah di brankar rumah sakit. Tetes demi tetes cairan bening itu masuk ke dalam pembuluh darahnya melalui selang dan jarum infus yang tertancap di atas punggung tangannya. Mata gadis itu bergerak, perlahan ia mulai membuka kedua netranya, melihat cahaya yang terasa menyilaukan mata. Manik coklat madunya mengerjap-ngerjap hingga pupilnya mulai stabil dan matanya membuka sempurna. "Di mana aku?" tanya gadis itu seraya memegang kepalanya yang terasa berat. Gadis itu memandangi seisi ruangan bernuansa putih. Aroma obat menyeruak mengenai indra penciumannya. Kini gadis itu sadar di mana sekarang ia berada. Kilasan tadi malam berputar di otaknya. Dengan seulas senyum yang perlahan terbit di bibirnya, senyum itu harus kembali tenggelam kala kepala