“La, nonton, yuk,” ajak Danar sembari merangkul pundak Nala. Seolah tahu bahwa gadis di sebelahnya akan menolak, lelaki itu buru-buru melanjutkan ucapannya. “Gue traktir, deh,” tambah Danar. Nala tidak jadi berdecak. “Oke, tapi nanti antarin gue pulang, ya. Gue nggak bawa mobil, tadi pagi nebeng Mas Adriel.” Danar mengangguk. Lelaki itu mengabaikan bisikan dan tatapan intens orang-orang yang berjalan melewati mereka. Rumor kedekatannya dengan Nala sudah cukup lama tersebar. Keduanya bahkan sudah digosipkan berpacaran. Namun, Nala dan Danar Memilih untuk diam saja, tidak peduli pada omongan orang di luar sana. “Bentar, gue angkat telepon dulu,” ujar Nala ketika pasalnya tiba-tiba berdering. “Dari bokap,” tambah gadis itu sebelum berjalan menjauh beberapa langkah dari Danar. “Halo, Nak