“La, jangan lupa nanti jam ketiga ada kelas.” Nala mengalihkan pandangannya dari layar laptop, menatap Danar yang duduk di hadapannya. “Hmn.” Hanya jawaban itu yang terlontar dari mulut Nala sebelum kembali menatap layar laptopnya, sementara Danar sendiri masih sibuk mengerjakan entah apa di kubikelnya. Nala tidak bisa melihat apa yang sedang dikerjakan oleh lelaki itu karena meja berbentuk persegi itu sudah tersekat dan terbagi menjadi empat kubikel. “Lo kenapa, sih? Nggak kayak biasanya,” tanya Danar. Nala menghela napas kemudian bersandar pada kursi dan tersenyum tipis pada Danar. “Gue lagi capek aja. Tugas kita ‘kan banyak banget akhir-akhir ini. Jadinya gue juga sering kurang tidur. Rasanya gue pengen sesuatu yang bisa bikin otak gue segar,” jawab gadis itu menjelaskan. Danar te