LUCAS WILLIAM Pov
Dalam remang kegelapan yang hanya menyisakan bayangan-bayangan samar di sudut kompleks bangunan kosong kota Tuen Mun. Pria tua itu merintih begitu tersiksa, nafasnya mulai melemah saat cengkeraman kuat menusuk setiap urat nadi di lehernya.
"A.. ampun Tuan." mohonnya meminta belas kasihan di sisa usianya.
Lucas menyeringai puas, dia melepaskan cengkeramannya perlahan dan berhenti bermain-main dengan pria tua yang hampir sekarat.
"Segera tinggalkan Hong Kong, atau ku penggal lehermu." Bisiknya dengan liar.
"Bereskan dia!." Perintah Lucas pada seseorang di belakangnya.
Lucas bergerak seperti predator, langkahnya lebar menuju limusin yang sudah menunggunya. Dengan sigap pengawalnya membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.
Ponsel di sakunya bergetar, di lihatnya sejenak dan dia langsung menerima telepon masuk tersebut.
"Dimana kau?" Teriak seorang wanita di seberang.
"Aku tidak bisa datang Bu, aku sibuk."
"Dengar Lucas. Datang atau tidaknya dirimu tidak akan mengubah kesepakatan kami Kau tetap harus menikah dengan Alexa!."
Tut
Sambungan sudah terputus begitu saja.
Lucas menarik nafasnya perlahan menahan emosinya yang tidak tertahan. Sudah hampir dua bulan ini orang tuanya gencar menjodohkannya dengan gadis asing itu. Entah apa yang spesial darinya, gadis yang bernama Alexa itu masih berumur dua puluh tahun!. Demi Tuhan, Lucas bukan paedofil. Dan menikah bukanlah tujuan hidupnya.
Mereka belum pernah bertemu sama sekali. Setiap kali ada pertemuan keluarga, Lucas akan mencari seribu cara agar tidak datang, apapun alasannya, yang penting dia tidak datang.
"Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" Tanya Shwan yang sejak tadi diam di sampingnya.
Sementara Lucas masih termenung dan sibuk dengan pikirannya sendiri, sorot mata Lucas yang kebiruan itu tajam mengkilat misterius bersamaan dengan seringai jahat yang menghiasi wajah tampannya.
"Aku tahu jalan keluarnya." Gumamnya penuh ambisi. Wajah tampannya menatap tajam ke arah Shwan, di ikuti oleh seringai khas miliknya "Bunuh dia."
Shwan membenarkan posisi duduknya dengan hati-hati. “Maksud Anda?.“
“Bunuh dia!.“
“Ma... maksud Anda?.“
“Bunuh Alexa Housten untukku!. “
Shwan menegang, dia mengangguk patuh mendengarkan ucapan keji bosnya.
***
ALEXA HOUSTEN Pov
"Bastard!" Alexa melempar sepatunya ke lantai. "Dia fikir dia siapa!. Siapa juga yang mau menikah dengan manusia arogan sepertinya."
"Berhenti mengomel Lex, walau bagaimanapun dia calon suamimu. Ingat itu" Connor berdecak pinggang dengan gagah, dia harus menangani kemarahan Alexa sendirian.
Gadis itu tidak bisa di perlakukan dengan keras, Connor sudah terlalu memanjakannya sejak kecil. Dia tidak tahu cara mendidik Alexa selain memanjakannya. Ibu Alexa meninggal tepat setelah melahirkannya.
Connor butuh seseorang yang dapat menjaga Alexa, melindungi dan membuat gadis itu menjadi anak yang kuat. Dan Lucas adalah sosok yang paling cocok untuk Alexa, Connor merasakan itu.
"Alexa benci Ayah."
"Ayah sayang Alexa." suara Connor melembut, namun tidak meruntuhkan kemarahan Alexa sedikit pun. Gadis itu menghentakkan kakinya dengan kesal, berlari menuju kamarnya dan mengurung diri.
"b******k! Belum menikah saja sudah seperti ini, apa lagi sudah menikah!" Umpat Alexa untuk kesekian kalinya. Dia menarik gaunnya dan meloloskannya dari tubuhnya, bergerak menuju kamar mandi dengan emosi.
"Lebih baik aku mati. Dari pada hidup dengan orang arogan itu."
***
Pagi itu
Rintikan hujan menapaki kaca jendela, angin berhembus lembut menggerakkan gordeng kamar, tidak ada sinar matahari yang cerah pagi itu.
Lucas merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal, matanya terbuka perlahan dan bangun dari tidurnya. Pandangannya mengedar ke setiap sudut ruangan yang asing baginya.
Dalam sisa-sisa rasa mengantuknya Lucas menguap dan menatap semua hal yang baru di sekitarnya.
"Dimana ini?" suaranya serak lembutdan sudah terjaga seutuhnya.
"Tunggu, ada apa dengan suaraku?" Keningnya mengerut keheranan, Lucas mengusap tenggorokannya yang lembut dan tidak ada benjolan jakun sedikitpun.
Suara Lucas menghilangkan seketika, melihat sepasang kaki jenjang yang bergerak di antara selimut yang tersingkap, dia langsung melompat dengan mata melebar sempurna.
"Tidak. Tidak mungkin." Lucas berlari dengan cepat menuju cermin meja rias.
Dan terpampanglah tubuh gadis cantik yang menatap terkejut. Lucas kembali menggeleng, dia tidak percaya dengan semua yang di lihatnya, beberapa kali dia menampar wajah itu untuk memastikan jika semua hanya sebatas mimpi.
***
Alexa masih tertidur nyaman, memeluk guling yang semakin menghangatkan tubuhnya. Matanya terbuka dengan malas, merasakan hangatnya mentari pagi yang menerobos jendela.
Bau maskulin khas pria melekat kuat di guling yang di peluknya. Dengan malas dan mata setengah terpejam lagi, Alexa menggeliat di bawah selimut, dia bangun dan duduk hanya untuk diam dan menelaah.
"Aku dimana?" Gumamnya kebingungan, melihat setiap sudut ruangan yang sangat asing baginya.
Dalam seperkian detik, Alexa segera berdiri dan panik, melihat ke sekeliling ruangan.
"Ah.....” Teriakan panik lolos dari bibirnya.
“Ayahh,,“ Alexa melompat dari ranjang dan berlari ketakutan karena melihat bayangan laki-laki tampan di jendela.
"Dadaku." dia melihat ke arah d**a dan perutnya yang berotot.
"Ini." tangannya menyentuh sesuatu di selangkangnya, Alexa mengerjap kaget.
Alexa tertawa terbahak-bahak, "Mimpi yang gila." ucapnya dengan santai.
"Tapi, tunggu." Dia kembali melihat dirinya di cermin, dan wajah tampan itu yang kembali muncul.
Alexa langsung berlari keluar kamar asing itu dengan mata berkaca-kaca melewati para pelayan yang pengawal yang menatapnya bingung.
"Dimana pintu keluarnya?" Teriak Alexa pada seseorang.
Salah satu pengawal menunjuk dengan gugup ketakutan, sekaligus bingung. Baru beberapa langkah Alexa berlari dan belum menjangkau pintu.
"Brrakkk!!" Pintu di dorong dengan keras. Di sana, di depan Alexa ada LuXa (Lucas bertubuh Alexa) dengan nafas tersenggal-senggal berdiri di ambang pintu masih dengan gaun tidurnya.
Alecas (Alexa bertubuh Lucas) menutup mulutnya tidak percaya, melihat tubuhnya sendiri yang di gerakan orang lain. Dia melangkah mendekat dengan ketakutan.
PLAK!!
Tamparan keras mendarat di wajah tampan itu.
"Sakit tahu." rengek Alecas tiba-tiba, matanya berkaca-kaca hampir menangis menahan panas berdenyut di pipinya.
Semua pengawal yang ada di belakang tercengang. Sosok Lucas, tuannya yang dingin dan menakutkan, tengah merengek karena tamparan gadis kecil. Sulit di percaya!.
"Apa yang terjadi dengan tubuhku?." Alecas meraih tubuhnya.
"Ini nyata. Dadaku." remasnya tiba-tiba, mengangkat gaun yang di kenakan LuXa dan menelitinya dengan saksama. Semuanya orang langsung berdehem salah tingkah, mereka balik badan seketika melihat sikap aneh tuannya.
"Apa yang terjadi?" Rengekan itu keluar lagi dari mulut Lucas berjiwa Alexa.
"Jangan melakukan itu dengan wajahku." geram LuXa penuh ancaman, dia tidak terima wajah tampan dan dingin penuh wibawa itu kini menjadi tampang menyedihkan.
"Ikut aku!."
To Be Continue...