Lisa duduk di sebuah ruang yang megah. Ia memikirkan ibu dan Adiknya Yusuf dimana sekarang. Lisa ingin bersama ibunya.
Derapan langkah terdengar membuat Lisa menegang dan menautkan kedua tangannya. Andrean yang baru sampai langsung duduk di samping Lisa dan menatapnya intens.
"Ibu... ibu..." panggil Lisa yang menahan tangis.
"Ibumu sakit. Aku membawanya ke luar negeri untuk di obati bersama adikmu, yusuf." Ujar Andrean. Lisa memberanikan diri melihat Andrean.
"Aku mau ikut." Pinta Lisa. Andrean menggeleng dan menggeser tubuhnya untuk lebih dekat. Andrean mencoba merengkuh Lisa tetapi wanita itu tidak mau.
"baiklah. Aku tidak melepaskanmu sampai Ibu dan adikmu kembali.'' Kata Andrean yang merasa sedikit sakit karena rangkulannya di tolak. Andrean dengan cepat berdiri lalu menjauh. Ia harus bertemu dengan bapak tirinya Lisa dan menugaskan wanita bayaran untuk membunuhnya.
"Jangan biarkan dia keluar sari mansion ini. Pantau terus keadaannya. Bilangin para Maid untuk menyiapkan dia kamar dan makannya." Perintah Andrean ke Andika. Andika mengangguk di belakang Andrean yang sudah keluar dari rumahnya.
***
Lisa menengok ke belakang, om yang mendekatinya kini sudah pergi. Ia menarik nafasnya lega dan air matanya langsung jatuh. Gadis remaja itu berdiri dan pergi menghadap jendela. Di luar sana ada sebuah taman yang indah dan di kelilingi bukit.
"Mau jalan- jalan kesana Lisa?" Tanya Andika. Lisa menengok dan mengangguk takut.
"Tidak perlu takut padaku, aku bukan orang jahat." Kata Andika sambil menggeser pintu kaca. Lisa melebarkan matanya takjub ia pikir itu adalah jendela ckck
''Makasih Om.'' Ujar Lisa. Lisa keluar dan tersenyum ia melihat hamparan bunga eentah namanya apa yang jelas banyak warnanya. Ada kuning, biru, hijau, ping, merah, putih bahkan hitam. Lisa mendekati bunga bewarna putih dan berjongkok
"Ibu lisa suka bunga ini, kalau tidak salah ini Lily ya om." Kata Lisa. Andika ikut berjongkok dan menengok
"Iyap, ini adalah Lily,
"Dulu sebelum sama bapak, ibu masih sama ayah, ayah suka membawakan ibu bunga lily dan beliau berkata jika ibu seperti Lily baginya." Cerita Lisa. "Tapi ayah lisa sudah meninggal karena kecelakaan mobil." Akhirnya. Andika berdiri dan menjauh untuk memberikan waktu sendiri untuk Lisa.
***
Andrean menuju kesebuah gedung kosong. Setelah sampai di sana ia menuju kebebuah kamar usang.
"Bagaimana?" Tanya Andrean ke anak buahnya.
"Mereka sedang bermain dengan wanita itu." Jawab Ado, pengawal. Andrean menganggukan kepalanya dan bersandar di dinding.
Erangan nikmat dapat ia dengar.
"Aaaahh nikmatnya, yah oh......"
Andrean tersenyum dengan santai ia mengambil ponselnya di balik saku jas dan menelfon.
"Habisi dia." Perintah Andrean. Andrean menutup telfonnya lagi dan menegak.
"Setelah mati, cincang saja tubuhnya lalu kasih makan buaya peliharaanmu Ado." Ujar Andrean yang tak lama kemudian mendengar suara erangan sakit.
"Akhhhh...."
Setelah puas mendengar jeritan, Andrean meninggalkan tempat itu dan menuju rumah ke sakit Ia akan menjenguk istrinya.
Sesampainya di rumah sakit Andrean berhenti karena di hadangi oleh mertuanya.
"Jangan masuk." Ujar mertua. Andrean menjauh tapi samar- samar ia mendengar suara. Andrean menerobos dan
Ia melihat istrinya mengerang saat ada pria yang tidak di kenalnya mencumbu dirinya.
"A...Andrean." ucap Alessya. Alessya mendorong pria itu turun. Andrean tertawa pedih kemudian duduk di pinggir kasur. "A...And....Andrean aku bisa menjelaskannya." Ujar Alessya. Andrean menunduk lalu menegakan kepalanya.
"Kamu ingin bilang apa?" Tanya Andrean. "Aku tidak ingin mendengarnya... aku mencintaimu dan berusaha untuk mendapatkan bayi. Baru semalam aku pergi dan mencari tapi besoknya kamu begini. Sudahlah Alessya.'' Andrean mengecup kening istrinya. "Anggap saja aku tidak melihatnya." Bisik suami sebelum akhirnya pergi.
***
Sepanjang jalan Andrean hanya diam. Bukan cuma sekali Alessya begitu tapi berulang kali. Andrean mempercepat mobilnya hingga sampai di rumah.
Saat ia keluar mobil dan masuk ke dalam rumah, ia mencium aroma masakan.
"Siapa yang masak." Gumam Andrean. Andrean menuju ke dapur. Sampai di sana ia melihat Lisa sedang memasak dengan di bantu oleh Maid.
"Tuan sudah pulang? Maaf saya lancang memasuki area dapur." Ujar Maid. Andrean tersenyum ia mendekati meja bar dan duduk.
"Pergilah Maid, biarkan aku yang menemani Lisa." Ujar Andrean. Maid itu membungkuk lalu pergi.
Lisa hanya diam sambil mengaduk nasi goreng buatannya sendiri. Di usia muda ia sudah pandai memasak walaupun ini baru pertama kalinya ia memasak nasi goreng seafood untuk Andreaan. Lisa mengambil piring lalu mengambil nasi goreng dan di berikan ke Andrean
"Ini om, Lisa udah buatin buat Om." Kata Lisa seraya memberikan piring.
"Kemarilah." Andrean memanggil Lisa untuk duduk di sebelahnya. Lisa kemudian duduk di samping Andrean dan tidak berani menegakan kepalanya.
"Kau sudah makan.'' Tanya Andrean. Lisa mengangguk.
"Sudah." Jawab Lisa. Andrean menegakan wajah Lisa dan melihatnya intens. Andrean kemudian mendekat sedikit dan mencium bibir Lisa. Lisa yang tidak tau apa- apa hanya diam menerima lumatan bibir om om di hadapannya dan lidahnya yang masuk ke dalan mulutnya. Setelah beberapa saat Andrean menegakan tubuhnya dan langsung memakan nasi gorengnya dengan lahap.
"Tadi itu apa om?" Tanya Lisa polos. Andrean menengok dan kemudian terbatuk.
"Anak ini polos rupanya. Ya Tuhan Rean.'' Batin Andrean. Lisa masih menatap lelaki itu. Andrean mengambil minumannya dan minum setelah itu ia meletakan gelas kosong.
"Aku? Aku hanya memeriksa apakah mulutmu ada ulatnya." Kata Andrean. Andrean mengalihkan wajahnya dan memukul kepalanya sendiri. Lisa membuka mulutnya lalu berkaca pada meja porselin
"Lisa udah mandi dan sikat gigi kok om, dua kali lagi.'' jawab Lisa
Andran hanya terdehem dan kembali memakan nasi gorengnya hingga habis.
''Masakanmu enak Lisa, sering- seringlah masak untuk om... om akan ke kamar dulu.'' Andrean mengacak rambut Lisa dan pergi meninggalkan gadis itu.