26. Sebuah Pembuktian

2219 Words

"Kamu baru pulang, Sya?" Tanya Maya dari arah dapur. Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi saat Arsya memasuki rumah. Pria itu sudah menaiki tangga saat Maya menegurnya. Dia kemudian berbalik dan menuju ke tempat Maya berada. "Iya, Ma." Arsya mencium tangan Maya. "Kamu dari mana saja kok jam segini baru pulang?" Tanya Maya sedikit emosi. Meskipun anak bungsunya ini sudah dewasa, namun dia tidak akan sungkan memarahi jika anaknya melakukan perbuatan yang tidak benar. "Ada acara di tempat teman. Aku naik dulu ya, Ma. Ngantuk banget, semalaman ngga tidur." "Ngapain aja ngga tidur semalaman? Ini juga bau rokok sama apa ini? menyengat banget?" Maya menciumi aroma baju Arsya sambil mengomeli putranya itu. "Biasalah, Ma. Namanya juga kumpul sama laki-laki. Jadi wajar kalau ada aroma-arom

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD