Bab 9 Sentuhan yang tidak bisa di tolak.

1071 Words
"Ugh," dengusan Kayla yang merasa jika Ia saat itu sesak karena himpitan sesuatu membuat gadis itu hanya bisa menyentuh sesuatu yang ada di hadapannya perlahan-lahan Gadis itu mulai merayapkan jemari tangannya dan meraih sesuatu yang lembut di sana ia hanya bisa merasakan dari jemari tangannya karena saat itu ia masih mengantuk dan kedua matanya masih terpejam. Begitu juga dengan Dewangga yang merasa ada sesuatu yang tengah merayapi tubuhnya langsung membuka kedua matanya tanpa terasa keduanya saling menatap satu sama lain. Kayla segera mendongak menatap wajah Dewa dan lelaki itu juga melakukan hal yang sama, menunduk menatap wajah Kayla. "Ini masih pagi kenapa kamu sudah menggoda ku seperti ini sayang? apakah kamu mau berolahraga denganku pagi ini? aku akan memberikan pemanasan yang cukup membuatmu kepanasan, bagaimana?" ucap Dewa saat itu dengan nada suara yang begitu berat membuat Kayla langsung berusaha untuk menghindar dari tubuh dan pelukan tangan lelaki itu karena saat itu satu lengan tangan Dewangga tengah berada di bawah kepala Kayla sedangkan salah satu tangan lelaki itu yang lainnya tengah memeluk tubuh Kayla persis seperti lelaki itu tengah memeluk guling dengan nyaman di sana. "Astaga apa yang aku lakukan kenapa aku malah mendekatkan diriku pada singa yang kelaparan?" ucap dalam hati gadis itu ketika ia menyadari apa yang sudah ia lakukan. Kayla kemudian terduduk di tempatnya sembari menarik selimut yang saat itu masih ada di tubuhnya Ia memegangi selimut itu dengan kedua tangannya seolah ia benar-benar khawatir jika sampai sesuatu yang tidak ia inginkan akan terjadi pagi itu. Dan ternyata Dewangga pun menyadari setiap gerak yang Gadis itu lakukan di mana lelaki itu tahu bahwa Gadis itu tengah ketakutan di sana namun ia pura-pura untuk menguatkan dirinya. "Huft," dengus lelaki itu, kemudian Dewangga lalu ikut terduduk di sana keduanya saling berdampingan di atas pembaringan. "Kayla-Kayla! sebenarnya apa masalah kamu sampai kamu membutuhkan banyak uang dan membuat dirimu seperti gadis nakal seperti ini, nyatanya kamu adalah gadis lugu yang dipaksa untuk berakting," ucap dalam hati Dewa saat itu. "Sepertinya aku harus mengajarimu perlahan agar bisa beradu akting denganku nanti," ucap Dewa lagi. Dan kebetulan saat itu Kayla akan beranjak pergi dari tempatnya, namun lelaki itu sudah langsung meraih salah satu tangan Kayla kemudian menariknya hingga membuat tubuh gadis itu terjerembab jatuh ke tempatnya semula. "Sayang tunggu!" ucap lelaki itu sembari dengan cepat merebahkan tubuhnya dan menyandar dengan nyaman di pangkuan Kayla. "Kenapa cepat-cepat sekali? bukankah ini masih sangat pagi untuk bangun?" ucap lelaki itu dengan suara lembutnya. "Dewa Aku ingin ke kamar mandi Aku bukan ingin ke mana-mana," balas Gadis itu namun saat itu jemari tangan Kayla sudah digenggam erat oleh Dewangga. "Oh, kamu nggak ada alasan lain selain ingin pergi ke kamar mandi untuk menghindari aku?" ucap tanya Dewa lagi yang mengira jika gadis itu berbohong. "Tidak ada Tuan besar, sungguh aku ingin pergi ke kamar mandi sekarang ini. Apakah Tuan besar mau menggendongku?" ucap Kayla kemudian pada lelaki yang saat itu tengah mendongak menatap wajahnya akhirnya Dewa melepaskan gadis itu. "Ya sudah kalau begitu cepat kembali karena ada sesuatu yang ingin aku obrolkan denganmu," ucap lelaki itu ketika melihat gadis yang ada di hadapannya berlari menuju ke arah kamar mandi. "Kayla-Kayla! Sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu sampai detik ini benar-benar sungguh sangat membingungkan, kenapa nasib bisa mempermainkan mu seperti ini sebenarnya apa salahmu? Kamu adalah gadis baik-baik tetapi kamu bertingkah seperti gadis nakal, sungguh sangat disayangkan kamu tidak bisa bertingkah seperti gadis baik pada umumnya dan kamu terlalu memaksakan diri menjadi nakal, tapi tidak ada cara lain selain melakukan hal itu untuk biaya pengobatan mama," ucap Kayla dalam hati ketika ia sudah masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi itu rapat-rapat. Kayla hanya bisa menyandarkan punggungnya pada daun pintu yang baru saja tertutup di belakangnya ia merasa takdir sudah mempermainkannya namun Kayla tidak tahu sebenarnya nasiblah yang membawa Kayla bertemu dengan Dewangga. Dan setelah beberapa saat akhirnya Kayla keluar dari dalam kamar mandi, ia melihat Dewangga tengah bersantai sembari menatap pada layar ponselnya. "Puk, puk, puk," lelaki itu memberi isyarat pada Kayla agar gadis itu segera duduk di sofa yang ada di sampingnya. Kayla dengan patuh berjalan menuju ke arah Dewa begitu saja. "Kamu mau bicara apa?" tanya Kayla kemudian. Dewa lalu menatap pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia melihat apakah waktu gadis itu cukup untuknya bersiap-siap dan pergi ke kampus. "Kay... kamu tahu kan apa yang harus kita lakukan nanti saat bertemu dengan kakek aku?" ucap tanya Dewa kemudian. Namun Kayla hanya menatap lelaki itu kemudian menggelengkan kepalanya saja. "Begini Kay, saat ini status kita adalah pasangan. Bahkan aku sudah memproses surat nikah kita. Nah, paham kan?" balas Dewa lagi. Namun Kayla memang tidak tahu arah pembicaraan lelaki itu. Ia hanya menggelengkan kepalanya saja. "Jadi maksud aku kalau nanti aku menyentuhmu Atau melakukan sesuatu padamu pada tubuhmu di hadapan kakekku untuk membuat kakek aku percaya, kamu jangan menolaknya dan bertingkah seperti saat ini, jangan kamu terkejut ataupun canggung. Bisa kan kamu melakukan hal itu hanya di depan kakek aku saja karena kemungkinan kakek aku akan membawa seorang gadis nanti untuk datang ke rumah, dia memaksaku untuk menikah dengan gadis itu karena Gadis itu adalah cucu dari teman baiknya mereka sudah sepakat untuk membuatku menikah dengan gadis itu tetapi aku tidak mau dikekang. Aku lebih suka bebas apalagi kalau tahu gadis itu adalah cucu dari teman dan juga rekan kakek aku pastilah jika dia bersama denganku Aku tidak akan bisa sebebas ini. Apa kamu mengerti? jadi peranmu nanti benar-benar aku butuhkan Kayla sudah mengerti sekarang?" ucap lelaki itu kemudian yang memberitahu Kayla. Barulah Gadis itu mengerti apa yang harus ia lakukan. "Baiklah aku mengerti itu dan maksud kamu melakukan sentuhan itu apa dan seperti apa? ya biar aku tidak terkejut kamu membantuku di mana kamu menyentuhnya, kamu bisa memberitahukannya sekarang agar aku bisa siap-siap kalau sampai kamu menyentuhku nanti aku tidak akan terkejut agar seolah-olah sudah terbiasa saja," ucap gadis itu kemudian namun Kayla tidak tahu ucapannya itu malah mengundang senyum dan pikiran nakal Dewangga di sana. Lelaki itu kemudian meletakan ponsel yang saat itu ada di tangannya tepat ke arah sofa yang ada di sampingnya, ia kemudian perlahan mendekat menuju ke arah Kayla berada membuat Gadis itu hanya bisa diam di tempatnya karena ia mengira jika Dewangga akan memperagakan sentuhan yang ia maksudkan. "Baiklah kalau begitu kamu harus mengingatnya di mana saja tempat yang nantinya aku akan sentuh," bisik lelaki itu tepat di ujung bibir Kayla. Karena gadis itu tengah memejamkan kedua matanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD