Satya sedang menjamu tamu di ruangannya. Ketiga sahabatnya, Raka, Adam dan tentu saja si mulut lemes, Ganang. Selepas rapat dengan perusahaan Raka, keempatnya sepakat untuk mengesampingkan sejenak pekerjaan mereka. Anggaplah ini sebagai acara reuni karena semenjak pesta pernikahan Satya dan Kirana mereka tidak pernah berkumpul. Di atas meja sudah ada beberapa gelas kopi dari salah satu gerai yang sedang populer dikalangan anak muda, dua kotak pizza serta beberapa kaleng minuman bersoda dari kulkas mini di ruangan Satya. “Kalau makan gini jadi inget jaman kuliah,” kenang Ganang saat mengambil sepotong pizza. “Kebiasaannya Ganang nggak berubah, ya. Udah mendarah daging kayaknya,” cibir Adam membuat kedua pria lainnya tertawa sembari melirik ke arah Ganang yang sibuk mengunyah makanan yang