Bab Delapan Belas

1930 Words

Kala membuka matanya secara perlahan, dan saat terbuka sempurna ia melihat ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menyengat memenuhI indera penciumannya. Badannya terasa lemas, dan kepalanya masih pusing, ia mencoba mengingat apa yang terjadi dengannya kemarin. Vano yang baru bangun tidur langsung menghampiri Kala, dan duduk di samping brangkar kecil itu. Ia pun memegang tangan Kala seraya tersenyum. "Gimana keadaan kamu? Kamu baru sadar, Abang khawatir banget." "Bang Vano yang nolongin aku?" Vano menelan salivanya seraya mengangguk, padahal yang menolong Kala bukan Vano, melainkan Biru. "Makasih, Bang. By the way, Biru mana, Bang? Dia tahu aku di sini?" Vano terdiam sejenak, kemudian menggeleng, biarlah Kala tidak usah tahu kalau Biru yang menolongnya dan membawa ke sini, ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD