Bab 32

1551 Words

Sepertinya karena kejadian kemarin yang membuat ramai di toko, tokonya kebanjiran pelanggan. Pelanggannya memang ramai, namun yang membeli hanya setengahnya saja. Omset yang di dapat lumayan jauh lebih besar dari sebelumnya. Namun, yang membuatnya jengah juga karena dirinya selalu dipandangi oleh mereka. Ia kesal, karena selalu diperhatikan tak jarang ada yang bertanya-tanya mengenai kejadian kemarin. "Mbak, mbak bener yang kemarin ribut sama si Sintia? Si model majalah panas?" Kara diam, dia bukan tidak tahu soal Sintia. Tapi, dia diam karena mendengar kalimat terakhir dari mbak-mbak di hadapannya itu. Majalah panas? Seriously? Mantan suaminya itu seorang model majalah panas? Pantas saja pakaiannya benar-benar panas. "Sepertinya, Mbak salah orang. Jadi, mbak mau ambil yang mana?"

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD