“Ya sudah nanti kalau Irhan sudah tiba di Jakarta sebaiknya kamu dan dia bicara dari hati ke hati. Meng-clearkan semuanya. Yang aku minta yaitu cuma satu aku tidak disamakan dengan Irhan walau kami bersahabat, walau aku kenal kamu dari dia.”
“Aku bukan adikmu. Aku mungkin bisa jadi kekasihmu. Aku mungkin bisa jadi kakakmu walau usia aku lebih muda. Atau bahkan aku bisa saja jadi suamimu! Kan kita tidak tahu apa yang Allah gariskan.”
Hanum terkesiap mendengar kata-kata terakhir Anto barusan.
‘Andai saja itu menjadi beneran,’ batin Hanum.
‘Karena memang aku tak pernah punya rasa cinta pada Irhan. Tapi sejak aku kenalan dulu walau belum dibuka eyang, aku sudah naksir kamu. Aku sudah jatuh cinta sama kamu. Tapi aku takut perbedaan usia kita menjadi penghalang.’
‘Tapi makin ke sini aku m
