Setelah kaget sesaat Arumi mulai mengatur lagi ekspresi wajahnya. Wajar saja kalau dia kaget tadi waktu Wika menyebut akan pergi jalan sama pacarnya. "Pacar?" tanya Arumi sambil menarik sedikit garis bibirnya, seolah meremehkan ucapan Wika tadi. "Iya, kenapa .... nggak percaya?" "Ehm .... Iya deh percaya yang lagi menghalu punya pacar. Nanti kenalin ya, kepo deh," ucap Arumi sambil terkekeh. Bagaimana dia mau percaya Wika punya pacar sementara sikapnya seperti itu, setiap bertemu wanita tidak pernah kelihatan ramah. "Aku nggak maksa buat dipercaya kok," jawab Wika terlihat santai saja, padahal hatinya sedang kesal ditertawakan Arumi. Arumi yang masih tersenyum lalu berdiri," aku ke poli dulu ya, mau makan siang bareng nggak nanti, atau mau sama pacarnya juga?" Arumi tidak menunggu ja