PART 10: CINCIN PERNIKAHAN (2) “Bagaimana kalau Aldrin marah begitu mengetahui apa yang telah kita lakukan di dalam kamarnya?” Muezha bertanya dengan suara pelan sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, karena saat ini ia dan Aksa sedang makan siang setelah memesan beberapa menu makanan lewat aplikasi online. Aksa langsung menyahut dengan santai. "Kau tenang saja, itu bukan kamarnya." "Maksudku ...," Muezha meringis pelan. Ia kesulitan merangkai kata. " ... Sudahlah, lupakan saja. Nanti aku akan mencuci seprainya." Aksa mengernyit heran setelah mendengar perkataan Muezha barusan. Apa wanita itu sedang bercanda? Karena setelah ini ia berencana untuk segera pulang ke villa. "Kau tidak perlu repot-repot melakukannya. Aldrin tidak akan marah, yang ada dia akan memakluminya." Kedua pipi M