* Kegelapan menyelimuti saat bulan purnama mulai ditutupi awan. Udara dingin malam itu membuat tubuh Imdad mati rasa. Hanya tusukan pertama yang membuatnya merasakan sakit. Tusukan demi tusukan yang menghujam berikutnya hanya berupa bunyi decakan-decakan keras. Tubuhnya membungkuk di pinggang Aftab, membuat pria itu leluasa menancapkan pisau di punggungnya, berkali-kali. "Tidak! Tidak!" Delisha melirih, turun dari punggung Devdas dan berlari ke arah Imdad. Sakit di pergelangan kakinya tak dihiraukan. Pendar keemasan dari tubuh Imdad menjadi penunjuk langkahnya yang beradu cepat dengan detak jantungnya. "Aftab?" Devdas terperangah dan tak beranjak dari posisinya. Tawa membahana Aftab menunjukkan kepuasannya menyiksa Imdad sedemikian rupa. Ia tidak menyadari Delisha mendekat dan secepat