18

1043 Words

"Bali" ucapku menatap Wijaya ketika kami di bandara Wijaya mengangguk dengan semangat "kita disini sambil menikmati liburan dan program kehamilan" "Yakin sekali bapak bisa menghamiliku" godaku membuat Wijaya cemberut "buktikan benih sayang tokcer" aku mencium pipi Wijaya sekilas membuat Wijaya mengacak rambutku gemas dan aku langsung menunduk malu "Aku sudah membuktikan dengan ketiga anak jadi denganmu pasti berhasil sayang" balas Wijaya mengacak rambutku "dari kemarin ingin menerkammu jadi siapkan selama disana" aku mengangguk dengan semangat sambil merangkul lengan Wijaya "Pekerjaanku bagaimana?" tanyaku penasaran ketika mengingat pekerjaanku "Sudah dikerjakan oleh Devan jadi tenang saja" jawab Wijaya "jangan pikirkan hal yang berat-berat karena kamu hanya boleh memikirkan bagaimana

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD