BAB VIII

1228 Words
Vallery sedang duduk manis di kursi kerjanya dan tangannya berada di atas papan ketik laptop. Matanya yang bewarna coklat terang itu melihat kesana kemari, seakan kerjannya membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Kulit putih dan rambut hitam legamnya itu sangat cocok dengan setelan pakaiannya yang simple ditambah dengan jas laborarorium bewarna putih. “Sepertinya desain seperti ini akan sangat bagus, tetapi sedikit norak? Hah.. Apa yang harus kulakukan?” Vallery menghelakan napasnya dan menghempaskan tubuhnya kesandaran kursi kerja miliknya. Ia sering sekali dibuat frustasi dengan pekerjaan mendesain suatu kerangka untuk membuat sebuah alat atau apapun itu. “Apa Archel sedang sibuk ya?” gumam Vallery dan melirik ke arah ponselnya. Biasanya disaat ia bingung begini, ia selalu bertanya kepada Archel anaknya itu yang selalu berada di ruang kerjanya. Tetapi beberapa bulan belakangan ini Vallery sedikit merasa kehilangan Archel, itu semua karena Axer terlalu banyak memberikan Archel tugas yang berat. “Sudahlah... Sepertinya ia juga menikmati tugasnya. Apa aku memakai jasa desain grafis aja ya? Ah tapi sepertinya tidak ada dari mereka yang pandai merancangnya sesuai dengan kebutuhan pemrogaman. Akan sangat sulit...” Vallery membuang napasnya kasar dan mengambil segelas air putih di sampingnya, lalu meneguknya sampai tanda. Kerongkongannya yang tadi sangat kering, sekarang perlahan mulai melega dan ia pun mulai kembali tenang. Vallery sebenarnya sangat menyukai dunia desain, apalagi ia sedar kecil emang seorang anak seni yang berbakat. Tetapi karena sifat perfeksionis yang dimilikinya, itu membuat dirinya kerap bingung dalam mendesain kerangka yang tepat, apalagi ia sangat suka membuat bermacam-macam jenis. Belum lagi dengan pemilihan warna yang menurutnya sangat susah, karena apapun warna yang diaplikasikan Vallery kepada rancangan desainnya, semuanya terlihat sangat cocok. Seperti itulah tangan seorang desainer handal. “Benar... Sepertinya aku sekarang membutuhkan seorang asisten.” Vallery meregangkan tubuhnya dan kembali fokus ke layar laptopnya. Ia harus membuat sebuah iklan lowongan kerja secara misterius dan ia pasti juga akan mengetes semua pendaftar dengan seleksi ketat. Itu semua dilakukan demi keamanan data kota Vanxyere yang ada. Akan sangat mengerikan jika data rahasia bocor. Maka dari itu Vallery diperkejakan oleh perusahannya di rumahnya dan tidak boleh ada asisten satupun. Harus ia sendiri yang bekerja, karena emang semua data yang ada sangat sepenting itu. Sekarang pun Vallery akan melakukan tindakan ilegal karena menentang perusahannya. Ia juga bingung, mau bagaimanapun ia tetap membutuhkan seorang asisten dan teman kerja yang sangat kompeten. Ia tidak bisa kerja sendirian secara terus-terusan untuk waktu yang lama. “Aku akan mencobanya meski itu menentang perusahaan, lagipula mereka tidak memiliki hak untuk mengaturku. Bagaimanapun juga aku sekarang merupakan aset paling penting bagi mereka semua. Ah bukan, tapi bagi Vanxyere,” ucap Vallery dengan percaya diri dan tersenyum bangga. Ia juga harus bersikap angkuh supaya tidak terlalu sering dibodohi. Setengah jam berlalu dan Vallery masih berkutat dengan laptop dan surat lamaran pekerjaannya, ia terlihat benar-benar serius untuk mencari asisten pribadi dan dapat membantunya. Beberapa menit kemudian ia selesai dengan semuanya dan mengunggah lowongan pekerjaan yang dibuatnya ke website khusus. “Selesai!” ucap Valerry senang dan meregangkan tubuhnya. Saat Vallery hendak pergi dan menutup laptopnya untuk menanyakan tentang keputusannya ini kepada anaknya dan suaminya itu, sebuah notifikasi masuk ke laptopnya. Vallery dengan cepat langsung membukanya, ia terlihat senang dan tidak percaya ada yang mendaftar. Beberapa detik kemudian lima notifikasi sekaligus masuk ke laptop Vallery. Vallery yang awalnya tampak senang, mulai mengernyit aneh. “Kenapa bisa sebanyak ini? Padahal belum ada semenit,” Vallery menunggu, sekitar tiga puluh detik kemudian. Vallery sudah menerima sebanyak 83 notifikasi yang mencoba mendafta sebagai asisten pribadinya. “Gila! Bagaimana bisa sebanyak ini?” Vallery hanya menganga tidak percaya dan langsung menutup laptopnya cepat. Ini sangat diluar dugannya, ia sedikit menyesal mendesain poster lowongan pekerjaannya dengan sangat cantik dan rapi. *** Axer melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh malam. Ia sedikit terkejut karena jam berlalu begitu cepat, ia terlalu nyaman dengan pekerjaannya sampai lupa untuk beristirahat. Axer beranjak dari kursinya dan melihat ke arah jendela yang sangat besar di ruang kerjanya itu. Ternyata matahari baru saja terbenam dan cahaya lampu kota yang sangat terang dan indah terlihat dari atas ruang kerja pribadi Axer. “Seperti biasa, semuanya sangat indah.” Axer tersenyum dan mengabadikan pemandangan yang indah itu dengan menatap titik fokus di ufuk barat, lalu mengedipkan matanya tiga kali. Saat itu juga lensa kotak yang ada pada pupil matanya menangkap pemandangan yang ada di depannya. Setelah merasa puas mengabadikan momen yang ada di hadapannya. Axer menutup jendelanya dengan menekan tangannya pada kaca jendela selama tiga detik, saat itu juga tirai jendela langsung jauh dari sisi kanan dan kiri menutup kaca yang sangat besar itu di hadapan Axer. Lampu di ruangannya sudah otomatis hidup ketika sudah melewati jam 18.30, jadi Axer tidak perlu bersusah-susah lagi. Bahkan di perusahannya itu tidak ada yang namanya pegawai kebersihan, karena semua hal yang ada sudah dibersihkan dan diatur secara otomatis oleh teknologi dan perangkat yang ada di dalam perusahaan AV.Corporation. Axer setelah selesai dengan semua urusan kantornya kembali masuk ke dalam lift utama. Ia turun sampai lantai dasar dan menunggunya terbuka kembali. Belakangan ini perusahaannya sedang mengalami banyak proyek karena kejadian bangsa cordict yang tiba-tiba saja menganggu ketentraman kota Vanxyere. Jadi mau tidak mau pimpinan pusat seperti Axer harus melakukan hal ini itu untuk memantau kinerja kerja perusahannya. Saat sudah sampai di lift dasar. Axer keluar dan melihat banyak mobil listrik di basement. Ya, kota Vanxyere tidak boleh memiliki kendaraan pribadi kecuali kendaraan yang bersifat tidak merusak lingkungan seperti mobil listrik, dan biasanya mobil listrik hanyak dimiliki oleh mereka yang bekerja di perusahaan, hal itu karena mereka lebih sering pulang di malam hari sehingga mau naik kendaraan umum pun sudah tidak bisa karena sudah tutup. Axer yang berjalan diantara banyak mobil itu sedikit takjub, itu semua karena karyawannya sangat rajin dan komitmen dengan pekerjannya. Biasanya di hari yang tidak memiliki banyak pekerjaan, tidak akan ada mobil yang terpakir di jam tujuh malam. Tetapi sekarang kebalikannya, bahkan sepertinya baru beberapa karyawan yang memiliki urusan mendesak saja yang pulang. Dalam beberapa langkah Axer pun sampai pada mobil pribadi miliknya dan memasukinya, kemudian menyalakannya dan membiarkan mesinnya dahulu untuk panas dan terbiasan dengan kondisinya. Baru dalam semenit kemudian Axer menjalankan mobilnya itu dengan menginjak pedal gas. Axer keluar dari lingkungan perusahannya itu yang luas dan masuk ke jalanan raya. Disana ia melihat banyak sekali orang yang masih beraktifitas di luar dan duduk di Cafe atau restoran, pastinya mereka semua sedang menikmati waktu istirahatnya entah dengan teman, keluarga, ataupun pacar. Xander mengendarai mobilnya dengan pelan, sebenarnya ia bisa menggunakan portal yang akan langsung terhubung ke rumahnya di beberapa tempat rahasia dan tersebar di seluruh penjuru kota Vanxyere. Hanya saja ia harus meminimalisir keanehan dan pandangan orang-orang, maka dari itu ia juga membawa mobil listrik asal pergi ke kantor. Axer membelokkan mobilnya ke kiri, melalui jalur sepi dan jarang dilalui orang, karena emang merupakan tempat yang sudah tidak terpakai dan semuanya masih dalam renovasi. Setelah beberapa menit Axer berjalan lurus di suasana yang sepi itu, ia belok lagi ke kiri dan memasuki sebuah lingkungan dengan pembangunan proyek. Itu merupakan proyek milik Axer dan keluarganya. Axer mengendarai mobilnya lurus dan kemudian ia mengedipkan matanya sebanyak tiga kali. Sebuah portal bewarna hitam terbuka dan sangat besar. Axer mengendarai kendarannya itu memasuki portal itu dan beberapa saat kemudian Axer sudah sampai di depan mansion rumahnya. Ia memarkikan mobilnya dan masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang cukup bahagia, karena ia akan berjumpa dengan keluarganya tercinta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD