BAB IV

1365 Words
Archel memasuki sebuah toko yang cukup antik dan tua. Toko itu terbuat dari kayu jati, walaupun terlihat sedikit kumuh, tetapi semua yang ada di toko itu sangat bersih dan membuat siapa saja yang datang ke sana akan merasakan nostalgia yang berbeda seperti berada di zaman dahulu. Archel mendorong pintu pada toko itu dan terdengar bunyi bel yang otomatis akan berbunyi ketika pintu didorong. Archel melirik ke kiri dan ke kanan, ia melihat di dalam toko itu masih sepi akan pengunjung dan bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil. Archel sedikit merasa senang dan lega karena masih belum ada pengunjung, ia akhirnya masuk dan mendatangi sebuah meja yang cukup panjang, tempat pengunjung dan penjual bertransaksi. Archel duduk di salah satu bangku sembari menunggu penjual datang kepadanya. Sebenarnya Archel bertujuan kesini untuk membeli dan sedikit bercerita tentang sebuah hal.Walaupun toko ini menjual barang-barang aneh dan sangat antik, tetapi toko yang dikunjungi Archel itu memiliki sejarah yang luar biasa akan barang-barangnya. Semua barang yang aada di toko itu merupakan barang-barang yang sebenarnya sangat penting untuk berbagai penelitian ilmuwan yang tinggal di kota Vanxyere. Bahkan beberapa perusahaa besar saja ingin bekerja sama dengan toko itu dan mengakuisisinya. Tetapi sang pemilik toko menolak dengan alasan semua yang mereka jual adalah untuk kepentingan umum dan bukan kepentingan golongan semata. “Archel? Ada maksud apa kedatanganmu kesini?” tanya seseorang yang baru saja keluar dari sebuah pintu di dalam ruangan toko itu. Ia berjalan ke meja kasir dan melihat Rei yang sedang sibuk dengan Tab miliknya. “Ayolah Billy.. Kau seperti tidak tau saja apa pengerjaan kedua orang tuaku. Mereka orang sibuk yang selalu melibatkan anaknya,” curhat Archel dengan nada kesal. “Kau terlalu banyak drama Ar.. Aku tau kau sangat menyukainya bukan? Aku juga dengar-dengar kau baru saja menangkap seseorang dari bangsa sebelah?” ucap Billy yang membuat Archel mematikan Tabnya lalu melihat temannya itu dengan serius. “Lo tau darimana kalau gue..” Archel menghentikan ucapannya dan melirik Billy, “Mencurigakan,” lanjut Archel dan melihat Billy temannya itu dengan memicingkan matanya. “Ayolah Archel.. Kau lupa? Aku kan merupakan seorang anak yang memiliki seribu informasi tentang kota sialan ini,” ucap Billy.   “Kota sialan? Sepertinya aku sedikit setuju, tapi walaupun begitu.. aku rasa hanya kota kita yang memiliki sistem sosial yang paling baik.” Archel sedikit membela kotanya itu. “Kau selalu saja membelanya, apa karena posisi kedua orang tuamu itu?” ujar Billy sedikit menyindir Archel. “Yak!! Apa maksudmu?” Archel turun dari kusinya dan menjangkau kepala Billy menggunakan tangannya, lalu menjitaknya dengan sangat kuat. “Arghh Archel b******n, sakit sialan!” keluh Billy memegangi kepalanya itu. Pergerakan Archel menurutnya sangat cepat, bahkan ia yang merupakan atlet bela diri saja tidak dapat menebak serangan Archel yang mendadak itu. “Kenapa semakin lama daya responmu semakin lemah Bil? Ah aku tau, kau pasti sekarang suka bermalas-malasan ya?” Archel mulai memancing emosi Billy. “Kau pikir aku akan marah dengan kau mengataiku malas begitu? Tentu tidak, karena omonganmu sangatlah benar,” balas Billy dan tersenyum. Billy menaruhkan tangannya di atas meja dengan posisi berdiri, ia sedikit menurunkan punggungnya dan melihat Archel dengan raut yang lebih serius sekarang. “Jadi? Apa yang kau butuhkan?” Archel melirik Billy sekilas dan ia terdiam, memikirkan kembali apa kira-kira bahan yang diperlukannya untuk membuat sebuah alat yang diperlukannya dan juga diperlukan Ibunya. “Sepertinya aku membutuhkan sebuah...” Archel kembali terdiam, ia bingung apa bahan dan alat yang diperlukannya, karena sebenarnya Archel sangat ingin membuat banyak hal. “Apa kau masih belum menentukan apa hal yang akan kau buat?” tanya Billy. “Sudah! Aku sudah menentukannya, hanya saja...” “Hanya saja...” Billy menyambung perkataan Archel yang seperti orang bingung itu. “Sepertinya aku melupakan apa yang akan kubuat, tetapi untuk hal yang akan Ibuku buat sepertinya ia membutuhkan batu yang punya medan magnet kuat. Ada tidak?” “Sebentar.. biar aku cari dahulu. Itu kalau nggak salah bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah mesin besar atau alat merusak sinyal ya?” tanya Billy sedikit penasaran dengan apa yang akan dibuat oleh Archel. “Ya seperti yang kau bilang. Ah iya! Aku tadi sebaik perjalanan kesini banyak sekali melhat partikel aneh melalui sensorik lensa kotak,” “Partikel aneh bagaimana?” Billy kembali ke meja kasir untuk mendengar cerita Archel. Bagaimanapun segala informasi yang ada di kota Vanxyere merupakan tanggung jawab Billy, karena Billy sebenarnya merupakan agen utama di kota itu sebagai sumber segala informasi, terlebih lagi karena ia sudah memiliki tittle deep hacker yang berarti ia dapat mendapatkan informasi apapun hanya dengan duduk di depan monitornya. “Gue lihat partikel itu bertebangan ke penjuru arah untuk mencari sesuatu, tapi gue yakin itu meerupakan teknologi bangsa sebelah yang berguna mencari seseorang, dan orang itu merupakan seorang pria yang gue tangkap kemarin. Masalah partikel tadi, ia juga memancarkan gelombang ultrasonik dan bagi mereka yang mendengarnya akan terhipnotis seperti tidak ada pikiran,” jelas Archel kepada Billy. Billy terdiam dan mengelus dagunya yang lancip itu. Matanya yang bewarna biru terang itu menatap ke arah meja seakan ia berpikir untuk menemukan solusi dari masalah baru yang datang ke kota mereka. “Menurutku partikel itu akan dengan sangat mudah untuk dimusnahkan, tetapi aku rasa serakang mereka sudah kembali ke tempat asalnya,” “Kau benar, aku juga berpikiran seperti itu. Tidak akan ada energi bagi mereka untuk terus melanjutkan pencarian di kota penuh sensorik seperti ini,” ucap Archel setuju dengan temannya itu. Billy kembali memasang kacamata minimalisnya dan berjalan ke arah rak di tengah-tengah ruangan. Ia mencari beberapa bahan seperti yang diingkan Archel, tidak lupa setiap Archel membeli sesuatu di tokonya, Billy pasti juga memberikan beberapa bonus yang pastinya sangat dibutuhkan oleh Archel. Karena Billy sangat tau keperluan temannya itu setiap saat ia berkunjung ke tokonya. Billy menelusuri rak-rak panjang dan tinggi yang sangat menjulang ke atas. Ia melihat jenis kode yang terlihat di setiap baris rak. Rak-rak itu tidak berbentuk seperti rak buku di perpustakaan yang menjorok ke dalam, tetapi setiap baris dan kolom rak terdapat banyak lacik kecil yang di dalamnya menyimpan barang penting. “ST19... SX78... CTE1...” Billy menggelengkan kepalanya setiap kali ia membaca jenis kode yang ada di bagian tengah setiap baris rak itu, sampai matanya menangkap sesuatu kode yang sepertinya kode itu merupakan hal yang dibutuhkan oleh Billy saat sekarang ini. “Crystal Rare 3?” ucap Billy dan ia menganggukkan mantap kepalanya setelah memutar ulang memorinya mengingat itu merupakan jenis kode apa. Crystal Rare 3 yang sedang dilihat Billy itu merupakan jenis kode yang memiliki makna batuan langka dari seluruh dunia dengan tipe 3 yang mengartikan elektromagnetik. Billy melihat ke atas dan ke bawah untuk mengecek nomor dan huruf yang sesuai seperti yang dibutuhkan oleh Archel. “Nah ini dia, C2.” Billy membuka laci yang tepat berada paling bawah dan ia mendapati sebuah batuan bewarna hitam legam dibungkus oleh sebuah kotak anti radioaktif. Ya batu kristal yang sekarang dipegang Billy merupakan batu yang cukup berbahaya jika sembarangan digunakan dan dipakai tanpa tau aturannya. Setelah itu Billy pergi beberapa langkah ke samping dan kembali membuka sebuah laci yang berisi sebuah batu obsidian yang diambil dari sebuah tempat penuh akan gunung vulkanik besar. Berbeda dengan batu kristal tadi, batu yang kali ini diambil oleh Billy tidak memiliki radioaktif dan tidak memiliki hal spesial. “Nih aku sudah mendapatkannya,” ucap Billy dan membawakan kedua batu itu ke depan Archel. Archel mengambil keduanya dan mengeluarkan sebuah kartu, lalu ia meggesekkannya pada tengah-tengah meja yang dimana terdapat sebuah kaca persegi kecil untuk tempat kartu. Saat Archel sudah menggesekannya sebuah suara ‘Succesfull’ langsung terdengar. “Apa nanti aku boleh ke rumahmu?” tanya Billy, tentu ia penasaran dengan sosok pria yang diculik oleh Archel dengan mudah. “Boleh.. sore nanti kutunggu di gedung dekat portal,” ucap Archel. Billy mengangguk dan percakapan merekapun berakhir. Archel bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu keluar toko itu. “Oh iya Bill, thanks ya atas bantuannya,” ucap Archel memutar lehernya dan tersenyum ke temannya itu. “Welcome,” balas Billy dan mengangkat sebelah tangannya melambaikannya kepada Archel. Archel membuka pintu toko dan pergi dengan segera ke rumahnya untuk melanjutkan penelitiannya dan juga memberikan bahan yang dibutuhkan oleh Ibunya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD