"Bang Angga!!"
Rigel segera berlari menghampiri Zera lalu menggoyang tubuhnya agar segera terbangun dari tidur lelapnya. "Zera. Zera!"
Perlahan Zera membuka matanya, mata sembabnya seolah memperlihatkan kerapuhan hatinya, entah apa yang gadis itu fikirkan. Peluh yang membasahi keningnya seolah memperlihatkan betapa takutnya dia. "Ada apa?" Tanya Rigel lembut.
Zera menatap Rigel sendu. "Bang Angga! Aku bermimpi lagi tentang kesialan yang bang Angga dapatkan."
"Itu hanya bunga tidur."
"Tidak! Sepertinya itu firasat buruk." Zera mulai kembali menangis sambil meneluk lututnya. "Bang Angga sebenarnya dimana?"
Rigel terdiam, ia tidak tau lagi harus berbuat apa? Perasaan bersalah kembali menyelinap didalam hatinya. Inilah yang ia takutkan! Zera akan kembali menanyakan tentang Angga. H
