Wuz.. Boom.. ! Ledakan roket.
Dor.. ! Dor.. ! Dor.. !
Crep.. ! creep.. ! creep.. !
Deru gencatan senjata di lokasi luar gedung raksasa putih bernama Bolina. Meledakkan tempat dan mengenai beberapa pasukan Elit.
Hei.. tarik dia ! Cepat. Ucap teriak william kepada temannya yang mulai menyerbu, tanpa pelindung kepala ia terus menembaki para musuh yang berada di luar dan dalam gedung, dua orang di seret mundur masuk ke belakang di antara kendaraan besar pengangkut hasil tambang dengan pasukan lain, mereka bersembunyi dibalik kendaraan itu, posisi mereka seperti terjebak.
Wuz.. wuz Boom.. ! Boom.. !
beberapa roket diluncurkan hingga kendaraan tambang sampai bergeser mundur beserta api ledakan yang menyambar, beberapa serpihan ledakan pun tak luput menggores tubuh dan pakaian, beruntung mereka terlindungi dari ban yang sangat besar melebihi tubuh. namun ketiga temannya yang tertembak di bagian d**a sekarat.
tampak tubuh ketiga pasukan terlentang, beberapa kali menyeka darah keluar dari mulutnya, william dan ke tiga pasukan lainnya berusaha terus menyerang membabi buta dengan senjata serbu yang cukup menghabisi para bandit di depan gedung, namun bandit - bandit seperti tidak ada habisnya, mereka terus menyerang melancarkan roket.
Seorang prajurit meminta bantuan dengan masih mencoba menghubungi lewat radio. Beberapa kali ia berkata.
Agen K meminta bantuan ! Di sini Agen K meminta bantuan !
Seorang berkepala botak tanpa rambut, membidik dari atas gedung dengan sniper di tengah - tengah gencatan senjata, perlahan ia menarik pelatuk dan Door.. ! Creep.. hup.. ! Brugh.. !
Wil menoleh ke belakang, pandangan matanya melihat temannya tertembak menembus d**a, seakan ia tak percaya william berteriak. K.. ! K.. ! K.. !
Hujan peluru kembali datang menyerbu, will ketika ingin menembak dengan sisa peluru tertembak di bagian di lengan kanan, ia terjatuh terlentang melihat mayat rekan di balik ban besar melebihi ukuran tubuh, tak henti hujan peluru terus datang, hingga ke 5 temannya pun tak luput dari tembakan. matanya terus mengawasi sambil memegang lengan, ia berusaha menyeret tubuh mundur kebelakang, tampak mereka semua sekarat, will berfikir dia pasti mati, teman yang sebelumnya berusaha menyerang ikut tertembak dan ambruk seketika, will dan teman bernama agen C tampak sekarat, dari atap gedung seorang tanpa rambut membidik agen C dan. " Door. ! Wuz.. Crep. ! Akh..
Agen C Mati seketika. terlihat agen C tertembak di bagian kepala hingga tak bergerak, mulutnya menganga dengan kepala tertembus peluru hingga isi otaknya keluar, william yang melihat itu berteriak memanggil nama C ! C ! C.. !
gencatan senjata tiba - tiba hening, william tampak berusaha meraih pistol yang tergeletak di sampingnya, pandangan matanya mulai kabur, ratusan bandit mulai bergerak menampakkan wajah, perlahan mereka semua mendekat, menenteng senjata serbu, will berusaha mengangkat tubuh sambil menggenggam pistol di tangan kiri, ia rebah kan punggungnya di balik ban besar, bibir hitamnya mulai gemetar, kucuran darah di lengan kanan tak dapat dihindari, moncong senjata serbu mulai tampak, berserta para bandit satu persatu mulai berkerumun menodongkan senjata, will seperti putus harapan, ia berusaha mengangkat pistol, akan menyinggahkan moncong pistol di kepalanya, namun seseorang berkepala botak tanpa rambut mendekat dan " Door !
Hah.. hah.. hah.. ! Will terbangun dari tidur, ia tampak haus dan Lelah, ternyata ia bermimpi tentang kejadian dulu. Will terbangun setengah badan di ruang jeruji, ia mengamati di sekitar, yang hanya terdapat ruang kosong yang berisi tempat tidur kusam dan kotor, meja kecil menghias di samping ruangan sempit, gemuruh di pagi hari para tahanan dari luar jeruji besi, meminta ingin keluar beserta teriakan semangat mereka menyambut pagi. Suara langkah kaki di pagi hari terdengar, beserta suara alat pemukul tahanan yang sengaja di seret di dinding jeruji. Suara teriakan para napi di lengkapi dengan derit pintu jeruji yang terbuka. Perlahan makin mendekat dan tepat seorang sipir berseragam hitam lengkap dengan memakai topi, berkumis tipis dengan matanya melotot ia menatap will.
Ada yang ingin bertemu denganmu, bersiaplah sekarang. Ucap sipir, dengan sangat malas will segera beranjak, ia meraih pakaian tahanan yang telah di gantung di dinding berwarna orange lengkap beserta celana panjang, tampak sipir sudah membalikkan tubuh dan hanya melihat jam di tangannya, will telah selesai, dan menunggu, kemudian sipir kembali membalikkan tubuh lalu membuka jeruji, will keluar perlahan dan berdiri membelakangi sipir, dengan segera sipir memborgol tangan will. Dan berkata.
Ayo.. pahlawan.. ucapnya, dan segera tanpa ragu will mulai melangkah perlahan, dengan di kawal tiga orang berada di belakang will, tampak suasana dan seruan di lorong sel tahanan me maki - maki will.
Hei.. apakah kau mau melihat alat kelaminku ? Ucap napi di balik jeruji di sisi kanan. Will tak menggubrisnya, ia terus berjalan bersama sipir.
Kau pembunuh !
Teriak napi di sisi kiri.
Apakah ada pesta ? Kata lelaki bertubuh besar.
Ingat ! kau pasti masih suka menjilat nya.
Ucap pria berkacamata.
Will tetap berjalan bersama sipir, telah sampai ia berada di ruangan khusus untuk menjenguk para tahanan, ia di arahkan oleh sipir menuju kursi stainles yang terlihat seseorang memakai jas hitam berdasi putih berada di balik kaca, ia di dudukkan di depan kaca, sipir segera membuka borgol dan perlahan melangkah pergi.
Terlihat lelaki berjas hitam mengangkat tuas telpon menyinggah kan di telinga, Will tanpa ragu mengangkat gagang telpon yang menggantung di sisi kirinya.
Hai teman.. ucap lelaki berjas hitam, ia tersenyum melihat will, will tidak menjawab, lalu perlahan lelaki berjas hitam kembali berkata. " aku eric fredrick. Kita baru bertemu, apakah kau nyaman berada di dalam ? Yah pasti sangat nyaman tentunya. He he.. ucap seorang berjas hitam bernama eric. Seakan - akan ia sedang mengejek will, dengan pandangan will geram mendengarnya ia mulai berbicara.
Mau apa kau orang tua ? Ucap will mengejeknya.
Ha ha ha.. ! Dengar will, aku tahu kasus mu, namun sepertinya ada yang janggal dengan kasusmu, kau tahu ?
Mendengar perkataan erick, will paham dengan ucapannya, seakan ia tahu tentang semua yang di alami will. Tanpa ragu ia menjawab. Apakah kelamin mu cukup besar orang tua ?
Ha ha ha.. ! Ok. Baiklah.. kau tahu, kau dapat keluar dari tempat nyaman ini, jika kau mau, ada tugas untukmu. Ucap erick menatap tajam, will tak kalah tajam menatapnya, lalu will kembali berkata.
" Selamatkan peter besley.
Will berfikir sejenak, ia mempelajari wajah erick lalu perlahan will menjawab. Apa tugas untukku ?
Dengarkan, perdagangan obat - obatan terlarang di negara kita sudah mewabah seperti virus, ada virus yang sengaja dibuat bernama covid 19, yang akan di luncurkan di tahun 2019, bos mafia bernama Galod gasea terlibat dalam hal ini, tugasmu sederhana, kau lenyapkan daftar orang - orang penting dari Galod gasea, jika kau tidak mau silahkan saja kau mendekam di sini selamanya. Ucapnya sangat meyakinkan, will tersentak kaget, ia paham ia harus menjadi seorang pembunuh untuk dapat keluar dari penjara federal, yaitu penjara khusus bagi para tentara yang dianggap bersalah menentang pemerintahan. Sedikit terdiam erick, namun will juga harus menyelamatkan peter anaknya, yang pada akhirnya will tahu kalau peter besley masih hidup dan dibawa oleh orang - orang Galod gasea.
Aku beri kau waktu 10 menit untuk memikirkannya. Ucap erick yakin membesarkan mata menatap ke arah will, will masih terdiam, erick segera meletakkan tuas telpon di pengait, lalu perlahan berdiri dan segera ia pergi begitu saja. Perlahan will segera menjatuhkan tuas telepon di meja papan kecil di hadapannya.
Waktumu sudah habis. ! Ucap sipir di belakang will, lalu segera will beranjak berdiri, dengan tatapan kosong will berjalan menghampiri sipir yang berada di depan pintu, dan mulai kembali berjalan melangkah menuju ruang makan para tahanan.
Will telah sampai, ruangan sudah penuh dengan lalu lalang para tahanan yang kebanyakan telah selesai sarapan, ia segera menghampiri petugas yang mengambilkan makanan di meja panjang, perlahan ia meraih nampan kaleng dan satu persatu menengadahkan nampan di depan petugas, sarapan pun masih seperti biasa, dengan menu bubur yang tidak terlalu enak, satu potong roti dan segelas air minum.
Ia segera berjalan menuju tempat yang sedikit sepi, hanya terdapat 5 orang tahanan yang cukup akrab dengannya.
Will segera menyantap bubur ala penjara, meski lidah dan perutnya menolak memakannya, ia tetap berusaha menelan makanan itu untuk energinya.
Jangan terlalu banyak kau mengunyah bubur surga ini kawan ! awas kelamin mu tambah besar. ha ha ha. ! Ucap lelaki bertubuh besar, di hadapan will, will sekilas menatapnya tanpa ia berucap, ia mengangguk begitu saja.
Ayolah Kawan.. tersenyumlah, ucap pria kurus berkacamata menyemangati Will sambil menepuk pundaknya. Will segera mengangkat gelas plastik lalu me minum air putih beberapa teguk, lalu meletakkan kembali di atas meja.
Bagaimana caranya keluar dari sini ? Ucap Will tanpa basa - basi, namun ia tetap memasukan makanan ke dalam mulutnya, seseorang terlihat berdiri dari tempat duduk yang di anggap cukup gila bagi para napi, ia di ketahui oleh lelaki bertubuh besar berjenggot di hadapan will, lelaki itu tampak menyelipkan batang sikat gigi yang sengaja di runcingkan di pergelangan tangannya, kemudian lelaki itu mulai mendekat ke arah Will.
Kau berhati - hatilah will, ucap lelaki bertubuh besar mengedipkan mata,will melihat lelaki di hadapannya terlihat sangat santai sambil mengunyah roti, tanpa ia harus melihat lelaki gila yang perlahan mendekat, will masih menatap lelaki di depannya, ia tahu ada bahaya yang akan menghampirinya, will mulai memegang nampan kaleng meng-kilat, sambil mendengar langkah kaki orang gila yang mulai mendekat, lelaki itu tepat sudah satu meter di belakang will, dengan cepat ia segera menyiapkan batang sikat gigi runcing di tangan kanan dan segera menghujamkan ke arah tubuh wil. Will yang sudah tahu segera berdiri membalikkan tubuh mengangkat nampan dan langsung saja menumpahkan nampan beserta isi ke wajah lelali gila itu, Bugh.. ! tusukan pun dapat dihindari dengan Will menyampingkan tubuh menghantam kan nampan ke wajah lelaki gila hingga ia mundur. Tak tinggal diam segera Will menaiki bangku panjang melompat lalu menerjangnya, hingga sampai lelaki gila itu jatuh mengenai napi yang sedang makan, melihat hal itu para napi dari kelompok lelaki gila segara berdiri, dan mulai berlari menyerang will, namun tak tinggal diam para napi yang berada di belakang will membantu menyerang mereka.
Heh.. ! Bugh.. ! Bug.. ! tang.. !
Heah.. ! Bug.. ! Arg.. ! kraak.. !
Dugh.. ! Dugh.. !
Terjadi aksi saling pukul sesama napi dan semua tampak berisik, salah satu sipir menekan alarm tanda bahaya, deru bising perkelahian bercampur alarm, menghias di ruang itu, datang sekelompok Sipir membawa perlengkapan anti huru - hara dan mulai memukuli para napi hingga terjatuh satu persatu. tampak lelaki gila itu menemukan mangsanya saat perkelahian, ia menusukkan beberapa kali senjata batang sikat gigi runcing ke tubuh lawannya hingga darah keluar, will yang geram segera menerjang orang gila itu dan meraih senjata lalu membuangnya.
" Buugh.. ! namun tak di hindari pukulan sipir tepat mengenai kepalanya hingga will pingsan seketika.
Perjanjian
Mata tajam will perlahan terbuka, ia memperhatikan ruang gelap yang hanya ada sorot lampu yang berada di tengah-tengah di atas kepalanya, kedua tangannya tergantung di tiang besi yang menjulang dari bawah lantai hingga ke atas, kedua kakinya pun diikat di tiang panjang itu. ruangan sangat terasa sepi dan sunyi, ia mengamati di sekitar dan merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, Ia perlahan mengingat dan Sebelumnya dia memang telah dipukul oleh seseorang yang belum will ketahui, tapi dia beranggapan orang itu adalah sipir di penjara yang mengamankan untuk pertikaian di saat perseteruan di ruang makan.
Suara langkah kaki terdengar dan ia dapat menebak kalau ada 5 orang yang menuju ke arahnya, dan pintu besi pun terbuka seorang sipir menghampirinya, dan keempat sipir segera masuk dan menunggu, seorang sipir yang ia kenal mengamatinya berjalan selangkah demi selangkah ke kiri dan ke kanan, lalu ia perlahan berhenti berada di hadapan menatap wajah Wil, pandangan will di saat itu memandang ke arah bawah, sipir kemudian perlahan melipat tangannya didada lalu ia berkata.
Kau cukup hebat pahlawan ! apa kau cukup senang hari ini ? ucap sipir seakan-akan mengejek Will yang sedang terluka, perlahan will mendongakkan wajah dan melihat ke arah sipir, tanpa tatapan tajam, perlahan dia menurunkan wajah kembali melihat ke bawah, tanpa harus ia melihat sipir yang berkata di depannya.
Suara langkah kaki dari luar pun mulai terdengar, will hanya memejamkan mata, dan dia tahu ada seseorang yang datang untuk menghampirinya, dan tepat suara langkah kaki itu sudah berhenti di depannya.
Hey wil, bangunlah ! ucapnya, will perlahan membuka mata dan melihat ke arah sipir dan orang yang ditemuinya disaat pagi sebelum keributan.
Aksimu cukup hebat pagi ini will, ternyata naluri mu masih ada sebagai seorang yang peka terhadap ancaman. ucap Erick tersenyum terhadap Will, Will tahu kejadian di pagi tadi, adalah ulah dari Erick untuk mengujinya.
Untuk apa kau mengirim badut itu kepadaku ? ucap will sangat enggan untuk membahas tentang kejadian di pagi hari, bagi will, orang gila yang menyerangnya hanyalah sebuah pemanasan.
Ha ha ha ! kau masih saja suka bercanda will, Baiklah will, Dengar kan baik-baik, Apa kau ingin pergi dari sini will ? Kata erick tertawa melihat will, pandangan erick menatap lurus ke wajah will, will hanya terdiam, lalu erick kembali berkata. jika kau mau, bersihkan dirimu, aku menunggu, waktumu hanya 10 menit.
Wil yang dalam keadaan kondisi terikat, berpikir matang, lebih baik dia menjadi seorang pembunuh daripada dia harus menjadi seorang tahanan yang sangat tidak berguna, Erik tampak menunggu jawaban, dan Will perlahan menjawab.
Aku akan membersihkan diri. ucapnya singkat, Erik tersenyum, lalu perlahan dia membalikkan tubuh, mulai berjalan dan berkata kepada sipir yang berada di depan pintu. " bersihkan dia. ucap erick, dan dia keluar begitu saja melewati pintu, erick berjalan sendiri tanpa para sipir mengantarnya, dan segera para sipir yang di dekat pintu mendekati Will, dan perlahan ikatan tali yang berada di tangan dan kaki Wil dilepaskan, will tampak lemas namun tetap berusaha berjalan, sipir berkumis tipis memakai pakai topi, perlahan dia berkata. " Ayo kita pergi pahlawan.. ucapnya berada di belakang Will, will segera berjalan berada di tengah-tengah para sipir, dia diarahkan menuju ke ruangan dimana dia harus mandi membersihkan diri khusus bagi dirinya.
Will segera masuk ke ruangan, dan pintu pun ia tutup rapat, will membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, ia perlahan menyiramkan air yang berada di atas kepalanya, rintik air keluar dari shower di atas kepalanya, will menikmati, sambil memejamkan mata, seakan-akan tetesan air yang berada di atas kepala membuatnya nyaman, namun sebenarnya kacau.
Disaat mata will mulai terpejam, Ia membayangkan saat-saat momen bersama sang istri, yoli, dan saat-saat bersama anaknya peter besley, dan di saat perang yang ia lalui yang dulu masih menjadi seorang pasukan elit, dan gencatan senjata yang berada di gedung bolina 2010, dan ia tersadar, perlahan membuka mata, dan Kini dia sudah melewati 5 tahun masa penjara dari kejadian itu, kejadian yang sangat memilukan merenggut kebahagiaan Dari Dirinya.
Setelah ia selesai membersihkan diri, sekiranya cukup bersih, Ia segera mengenakan pakaiannya kembali, ia perlahan membuka pintu dan tempat sipir sudah berada di depan untuk mengawasinya, perlahan ia kembali berjalan mengikuti sipir, kemudian dia diarahkan menuju ke ruangan yang cukup bersih yang terlihat di balik kaca bening, sipir membukakan pintu, dan terlihat banyak bangku dan meja yang tertata Rapi. lelaki berjas hitam berdasi putih itu pun duduk diantara meja, Wil segera menuju ke arahnya yang diarahkan oleh para sipir, perlahan sipir berkumis tipis menggeser bangku dan segera will duduk di kursi stainles yang sudah disiapkan, will sangat santai duduk menghadap Erick yang sedang menunggu beserta map merah yang berada di atas meja.
Erick tersenyum melihatnya, dan senyumnya penuh misteri terhadap will, Ia tahu kalau erick bukan orang baik-baik menurutnya, tapi jika itu sesuatu yang dapat menguntungkan bagi will, tidak masalah untuknya, lalu Erik berkata.
Aku mendukungmu will, dan kau juga harus mendukung kerja keras kami terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan. kau tahu masalah ini sangat serius bukan ? Ucap erick terhadap will, dan will sangat paham dengan ucapan eick, tanpa ragu erick kembali berkata.
Semua ini bukan untuk bermain, tapi kau yang harus membuat permainan, lihat dampak dari dirimu Dulu, ketika kau Hampir tewas di bolina ? apa yang mereka lakukan sekarang terhadapmu ? Kau menjadi seperti ini, inilah suatu politik will, mereka sedang bermain dan Kau adalah caturnya, kau paham ? Ucap Erick, dan will masih menyimak ucapan erick, semakin jelas erick sangat paham akan kejadian tentang diri dan keluarganya. Will masih menyimak tanpa jawaban, lalu erick tanpa ragu kembali berkata.
Misimu sangat sederhana, ada 10 target yang harus kau lenyapkan, dan aku akan memberikanmu 1 orang pertama yang telah membawamu hingga sampai ke sini. kata Erik sambil membuka map dan menyerahkan foto kepada will, dia melihat foto orang yang ada di foto tersebut, dan ia paham ternyata will mengenalnya. ternyata dia adalah seorang kapten yang pernah memerintah will, ketika misi penyerangan di gedung bolina. Will berfikir, misi itulah yang membuatnya hingga sampai masuk ke dalam penjara. Will yang melihat foto itu tentu saja membuat dirinya sangat geram terhadap kapten itu, dan dia tahu bahwa dia memang sedang difitnah, hingga sampai dia masuk ke dalam jeruji besi sekarang ini.
Waktumu 10 menit untuk mengemasi barang mu, Aku menunggumu di luar. ucap Erik, tanpa jawaban will hanya mengangguk, menandakan bahwa dia sangat setuju.
Will perlahan beranjak dari tempat duduknya, dengan isyarat seperti biasa diantar para sipir, segera ia menuju ke ruangannya, dia melihat beberapa catatan diri dalam penjara, namun tidak terlalu penting baginya, semua catatan itu sudah berada di dalam isi kepalanya, will hanya membawa sebuah foto keluarganya, disaat dia bersama Yoli, Peter, dan dirinya.
Ia segera keluar ruangan, dengan masih diantar oleh kelima sipir penjara, dan salah satu sipir yang sering mengejeknya ketika pagi disaat membangunkannya, will perlahan melangkah melewati lorong rahasia dan pintu pun terbuka, terlihat mobil besar berwarna hitam, dan Erick tampak tenang memakai kacamata hitam besar, sambil menghisap cerutu, terlihat erick menyinggah kan bahu di sisi kiri pintu kaca mobil, pandangannya melihat will yang sedang berjalan ke arahnya, namun sejenak will berhenti di tengah - tengah, ia tak memperdulikan Erick yang menunggu. Will melihat keadaan di sekitar memejamkan menghirup nafas dalam - dalam sambil memejam kan mata, perlahan ia membuka matanya kembali, hamparan tanah berbatu dilengkapi dengan rumput-rumput kecil Ia senang melihatnya.
Will membalikkan tubuh, dan melihat keadaan penjara yang tertutup rapat, berbentuk melingkar tembok yang melebihi dari dalam penjara, namun will sejenak memandang sipir yang sering mengejeknya, perlahan ia mendekatinya dan berhadapan dengan will.
Hai sipir Aku punya hadiah untukmu. Bugh.. ! ucap will sambil memukul wajah sipir, hingga sampai sang sipir hampir terjatuh dan segera di pegang oleh sipir lain, keempat sipir lainnya hanya tertawa sambil memegangi sipir yang di pukul oleh Will, lalu will membalikkan tubuh dan berjalan ke arah Erick yang sedang tersenyum Melihat tingkahnya, sipir yang dipukul oleh Will ingin membalas, namun dipegang oleh sipir lainnya, dan ia tidak dapat membalas pukulan dari will.
merasa geram wajah sipir itu terhadap Will, Wil dengan Gayanya yang memang sebagai seorang pasukan, segera masuk ke dalam mobil bersama Erick yang sudah berada di dalam, saat will berjalan ke arahnya, dan mobil pun melaju kencang ke arah dimana Erick menunjukkan tempat untuknya.
1 jam kemudian, telah sampai will dan Erick di depan ke sebuah apartemen yang tidak terlalu bagus, mobil pun berhenti, tanpa Erick harus mengantarkannya ke ruangan, Erick menyerahkan kunci dan berkata.
Kamar 105, semua fasilitas sudah berada di sana. ucap Erick segera will meraih kunci apartemen, dia tahu dia harus keluar dari mobil, segera Ia membuka pintu mobil dan menutupnya, mobil pun melaju pergi entah tidak tahu akan menuju kemana.
Will segera membalik kan tubuh, perlahan masuk ke pintu apartemen dan masuk berjalan begitu saja menuju lift, ia menekan tombol ke lantai 7, pintu lift perlahan terbuka, terlihat seorang wanita sedang membawa bayi dengan kereta dorong, dia tersenyum ke arah will, will pun balas tersenyum, will segera berjalan dan mereka berpapasan begitu saja, will tetap pada tujuannya, mencari kamar yang ia tuju, dia mulai menghitung dari setiap kamar dan nomor yang ada di depan pintu, dan tak Berapa lama ia menemukan kamarnya, perlahan will memasukkan kunci ke lubang, dan pintu pun terbuka.
Will segera masuk dan menutup kembali, lalu menguncinya, terlihat suasana apartemen yang tidak terlalu bagus, namun cukup bersih dan sederhana, Ia melihat beberapa koper berada di atas bed, dan dia tahu koper itu pasti berisi senjata dan perlengkapan lainnya,dia mulai membuka koper pertama, dan terdapat sejumlah uang yang cukup banyak dan satu buah handphone untuk dapat menghubungi seorang. Lalu ia membuka koper kedua dan ia tersenyum melihat senjata Sniper laras panjang untuk membunuh target yang akan nanti diselesaikan.
Will lalu membiarkan kedua koper itu, dan berjalan ke arah kulkas yang sudah tersedia di sisi kiri dekat meja, Ia membuka kulkas itu dan terdapat beberapa minuman alkohol, tanpa ragu ia meraih 1 botol minuman beralkohol lalu membukanya dengan giginya, ia meneguk beberapa tegukan, dan membuatnya sedikit lega dengan semuanya, Karena dia berfikir sudah menghirup udara bebas, namun masih dalam keadaan kondisi yang masih terikat oleh perjanjian, ia perlahan berjalan ke arah sinar matahari dari balik kaca apartemen, matanya melihat keadaan lalu lalang mobil berada di luar, dan para manusia-manusia yang bekerja dengan aktivitas mereka, suasana hatinya cukup nyaman, menenggak minuman dan melihat pemandangan, perlahan ia menenggak kembali Minuman itu, dan memang cukup lama tidak merasakan minuman yang sangat luar biasa baginya, terdapat kotak cerutu yang sangat banyak berada di meja, will segera meletakkan botol di meja, dia menarik satu batang cerutu, lalu menyalakan, kepulan asap sedikit menenangkannya di siang itu.