epilog
hari ini umurku 16 tahun seperti biasa, mama dan papa membuat pesta kecil-kecilan, hanya teman dekat dan keluarga yang hadir di pesta ulang tahunku. keluarga kami keluarga harmonis, tak pernah ada kekerasan baik verbal maupun fisik yang pernah ku alami dari kedua orangtuaku, aku sungguh hidup bahagia. enam belas tahun, sama dengan permulaan kekacauan.
"waah.. sungguh pesta yang sangat indah pap... terimakasih.."
ku rangkul dan ku peluk papaku sebagai ucapan terimakasih segera setelah seluruh teman dan keluarga pulang ke rumahnya masing-masing.
"cipika-cipiki juga dong, masa cuma peluk? mama juga ambil alih tuh, semua makanan mama yang pilih. katanya semua kesukaan saza."
"iya dong, harusnya saza tuh bilang makasihnya ke mama, bukan ke papa".
"waaaah.... makasih banyak ma, memang makanannya semua enak dan saza suka, apalagi cake ulangtahunnya, cantik banget. sayang deh sama mama".
" mama kan mantau ig saza, waktu itu mama liat saza ngelike kue bikinannya chef rana. jadi mama coba hubungi deh."
"apaaa.... ini kue bikinan chef rana? waaah... keren banget ma, aku senang banget".
pelukan erat kuberikan ke mama dan papa, sambil tertawa bersama menikmati sisa hari ini.
selesai membersihkan sisa pesta, dengan hati riang gembira aku beranjak ke kamar untuk bersiap siap tidur, tak ada hal ganjil apapun yang terjadi saat itu. seperti biasa, dengan memakai piyama favorit ku rebahkan diri di atas kasur yang telah menemani tidurku selama hampir 5 tahun terakhir.
kupejamkan mata, sekelebat bayang bayang samar hilir mudik diangan angan, tak lama semuanya menjadi gelap, akupun tertidur lelap seperti biasa, tanpa mimpi.
kubuka mataku, kukira matahari pagi telah terbit, namun semua nampak remang, hanya cahaya dari lampu tidur yang menyinari kamarku. selama ini aku tak pernah terjaga di tengah malam, ini baru jam 2 pagi. hanya 5 menit dari waktuku tertidur pulas, kucoba kembali terlelap namun gagal, akhirnya aku pergi ke dapur untuk mengambil minum.
perlahan kubuka pintu kamar, perlahan, aku tidak ingin membangunkan kedua orang tuaku. mereka pasti sangat lelah setelah seharian mempersiapkan pesta ulangtahunku.
akhirnya aku sampai di dapur, kuambil jalan memutari meja dapur, untuk mengambil gelas dan piring kue, karna terbangun di malam hari ternyata membuatku lapar, lagi lagi kebiasaan yang tidak pernah kulakukan.
sambil makan kue, aku membuka smartphone ku dan scroll media sosial, ada berita mengerikan. remaja 17 tahun di temukan tak bernyawa di sebuah rumah kosong, scroll lagi. seoarang ibu membunuh 3 orang anaknya dengan mendekap mereka. sungguh tragis, mengapa pelaku tega melakukan semua itu, sedang asik asiknya scroll sosial media, aku di kejutkan dengan suara desisan, namun terlambat, begitu sadar, makhluk itu telah menerkam lenganku, bajuku bersimbah darah, dan akupun jatuh pingsan.