Meski statusnya sama-sama diculik, namun penculikan yang dilakukan Nenda dan Denis itu jelas berbeda. Penculikan iseng dan penculikan dendam memang sangat berbeda. Lagipula perasaan Arbi juga masih saja terasa sakit tiap kali mengingat pak Aryo dan ucapan Denis. “Bangun!” Seseorang menyiram wajah Arbi dengan seember air. Arbi membuka mata spontan. Dia gelagapan. Tubuhnya masih lemah dan suhu tubuhnya masih terasa panas. “Lepasin dia!” Denis memerintahkan temannya untuk melepas ikatan Arbi. Tubuhnya merosot seketika ketika tali itu sudah terlepas dari tubuhnya. Tubuhnya terjatuh di lantai dengan kepala menempel sempurna di sana. Denis melangkah, menginjak kepalanya. Arbi diam. “Lo masih hidup?” “Denis, semalam saya bermimpi.” Arbi berbisik pelan. Dia tidak pernah peduli dengan perlakua