Waktu Boarding

1380 Words
Perth International Airport, May 2021 [30 Minutes Before Boarding] Claude Sasongko tidak pernah merasa sesenang ini saat flight schedule nya. Keberadaan Annelyn Sasongko –kakaknya nyatanya membawa dampak yang cukup besar bagi Claude. Dia melakukan enters flight information dengan senyum terkembang sempurna membuat Baskara Mannue yang baru saja masuk setelah walk-around untuk mengecek eksternal fuselage aircraft menatapnya dengan aneh. “Everything well, and we are ready to fly,” lapor Baskara kepada Claude masih dengan kening berkerut. “Okay.” “You look so happy Claude. Never saw you like this before,” katanya berkomentar. Matanya tidak lepas menatap Claude yang sedang membaca log book aircraft – kegiatan yang selalu mereka lakukan sebelum melakukan pushback dan start. Baskara mengambil duduk di kursinya dan mulai melakukan inspection di kokpit walaupun Claude sudah memastikan instrumen pesawat baik-baik saja namun Baskara sebagai Captain tetap harus kembali melakukan inspeksi untuk meminimalisir human error yang sering terjadi. “Karena wanita di longue ya?" “Yang lo sebut wanita itu, kakak gue," jawab Claude cuek kepada Baskara yang menggeleng kepalanya takjub dengan kelakuan aneh Claude. Dia mengenal Claude sudah hampir selama lima tahun sejak mereka masuk ke sekolah penerbangan yang sama jadi bisa dibilang, he know Claude so well. Dia yang paling tahu kelakuan Claude bahkan sisi bobrok pria itu – di luar Claude dapat julukan gay but believe him, Baskara sendiri sangsi dengan itu karena ya setahunya Claude itu normal! Sangat normal malahan karena hampir after flight mereka Claude selalu tidur dengan banyak cewek dari belahan dunia manapun. He jerks! Dan sialnya orang lain tidak tahu fakta penting itu karena Claude dapat menutupinya dengan sangat sempurna. Pria itu b******k, asshole dan sialnya tidak ada yang tahu selain teman terdekatnya juga wanita yang jadi korbannya. “Tapi lo kelihatan seneng banget, You love her?" tanya Baskara menyelidik. “Of course I do.” “Astaga Claude lo cinta kakak lo sendiri gila penyimpangan ini ... awww aduh!” Baskara berteriak keras saat tangan besar Claude menampar belakang kepalanya dengan tenaga penuh. “Sembarangan, otak lo tuh gue enggak gitu ya! I adore her, dia itu panutan gue walaupun kami cuma jarak beberapa menit.” “Ya lo ambigu gitu sih! sialan kira-kira dong lo kalau mau mukul sakit banget ini.” Ia mengabaikan Baskara dan memulai melanjutkan Standar Operasional Prosedur, keduanya menatap panel dengan serius, “Salah lo sih sembarangan, ready for checklist items captain," ujar Claude mengalihkan pembicaraan. “Go ahead," jawab Baskara dengan suara yang masih begitu kesal. “ENG+APU Bleed Air.” “On auto.” “Pressurization Panel.” “Set.” “Done request flight-plan clearance.” “Flight-plan clearance." “Everything fine and under control," kata Claude menyimpulkan dan Baskara mengangguk menyetujui dengan mengatakan jawaban Ya dengan pelan. “Captain, the plane is in good condition and ready to fly.” Salah seorang Local Engineering menyodorkan board berisi paper kepada Baskara dan pria itu mengecek sebentar sebelum menandatanganinya. Begitu Engineering itu keluar Baskara mulai kembali berbicara dengan Claude yang matanya fokus meneliti semua instrumen kokpit memastikannya dalam posisi normal. “Claude lo gak pernah cerita apapun ke gue kalau lo punya kakak.” Claude menoleh menatap sekilas wajah penasaran Baskara sebelum kembali menatap panel-panel di dalam kokpit. “A long story Bas," jawab Claude pendek. “Tenang, gue punya lima jam untuk mendengarkan cerita panjang lo itu.” Baskara berkata dengan jahil membuat Claude mendengus sebal, dia menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Baskara. “Oke, tapi yang jelas gue seneng banget after 5 years akhirnya gue bisa supirin Kakak gue. Baskara mengerutkan keningnya terkejut. “Dia gak pernah naik pesawat yang lo bawa? sekalipun?" “Never, kakak gue lebih percaya pilot lain daripada gue," ujar Claude agak mendengus kesal. Baskara menatap kasihan temannya, dia menepuk bahu Claude tiga kali. “So, ini yang jadi alasan lo ingin cepat-cepat dapet lisensi MER dulu?" Claude mengangguk tidak ingin memperpanjang topik sensitif itu – Annelyn dan dunia penerbangan– dia lalu berdiri dari seat-nya. “Ayo Briefing Bas.” Lima menit kemudian mereka selesai briefing dengan tiga belas crew on board yang in charge sore ini ditambah satu Chief Engineering perusahaan yang 'numpang' pulang, lalu setelah itu penumpang mulai melakukan boarding. Claude kembali ke kursi cockpit mulai berkomunikasi dengan air traffic controller untuk bersiap melakukan prosedur take off. *** Annelyn duduk dengan tenang di baris 1D menunggu semua penumpang masuk, pemilihan cabin first class pada penerbangannya kali ini ternyata tidak sia-sia selain dekat dengan kokpit dia tidak perlu mengantri untuk melakukan boarding. Disela-sela waktu tunggunya itu ia manfaatkan untuk mengecek laporan Silvetter Private Limited yang baru saja di kirim oleh Hana sekretarisnya. “Hi, kamu juga duduk disini?" Suara yang mulai familiar itu menghentikan Annelyn untuk menggulir page di tab miliknya tangannya mengambang di udara dan kepalanya mendongak hanya untuk menemukan si cowok asing 'Longue' – Radean sudah kembali berdiri di depannya mereka baru berpisah kurang dari sepuluh menit dan kini kembali bertemu kembali. “Jangan bilang kamu duduk di G–” “Benar G1,” sahutnya cepat dia tersenyum sumringah lalu menepati sisi kosong di samping Annelyn. “Kita akan menjadi teman selama kurang lebih lima jam ke depan.” “Dan to be honest Radean, saya tidak mengharapkan teman cerewet seperti kamu.” Annelyn berkata terang-terangan dan Radean tertawa, he found out kalau Annelyn adalah orang yang menyenangkan dan Radean tertarik untuk mengobrol lebih jauh dengan wanita di sampingnya itu. “Annelyn kamu tahu tidak kalau kamu itu sangat menarik dan menantang?” Annelyn menoleh secepat kilat menatap Radean dengan tatapan terkejut, dia mulai paham mengapa Radean terus berusaha berbicara dengannya. “Don’t try me.” “Saya bahkan belum mulai dan kamu sudah mendorong saya menjauh?" Keduanya sama-sama blak-blakan, Annelyn dengan mulut tajamnya dan Radean dengan semua perkataan tanpa dipikirnya. Dan Annelyn tidak bodoh mengartikan perlakuan Radean beberapa saat yang lalu dan itu bukan pertama kalinya dia mendapat perlakuan seperti itu namun sayangnya Annelyn bukan tipe-tipe perempuan yang mudah membuka diri pada hal baru. She always push away semua pria yang berniat mendekatinya. Dan karena itu juga she single now dan mungkin juga kesepian. “Wowh you better don’t do anything Radean," kata Annelyn memperingati. Radean tersenyum lebar, dan dari jarak yang lumayan dekat itu Annelyn dapat melihat dengan jelas bagaimana sempurnanya pahatan wajah Radean– pria itu tampan dan menyenangkan untuk di pandang, kulitnya halus seputih porselen bibirnya merah dengan bulu mata lentik mempesona. Mengenyahkan semua gambaran menggoda Radean, Annelyn menggeleng pelan menyadarakan dirinya sendiri dari segala fantasi itu. “Saya benar-benar tertarik dengan kamu Annelyn, kenapa kita tidak coba berteman setelah ini?" Teman? Annelyn mengerang dalam hati tidak menyangka bagaimana cara pendekatan aneh Radean. Setelah mengatakan tertarik sebagai seorang lelaki pria itu ingin berteman? “You sounds like a pro Radean, dan kurasa kamu sudah memiliki banyak teman setelah mendengar segala perkataan kamu sebelum ini," kata Annelyn agak menyindir pria itu secara halus. “Jangan memandang ku seperti itu Annelyn, aku bukan orang yang seperti itu.” Annelyn terkekeh dan mengangguk mengiyakan semata-mata agar Radean berhenti bicara.“Yeah whatever.” “Jadi kamu ingin memilih hubungan seperti pria dan wanita Annelyn, kita bisa mencoba dahulu apakah kita cocok atau tidak," kata Radean tidak menyerah. Annelyn kehilangan suaranya untuk menyanggah perkataan tidak masuk akal Radean dan untungnya suara dari pengeras mengintrupsi percakapan aneh mereka. “Good evening ladies and gentlemen, my name is Claude Sasongko first officer of this flight and our captain this evening is Baskara Mannue. and On behalf of The Wisaka Airlines and the entire crew members on duty on this flight I welcome you on board on this Boeing 777-300 ER. The Wisaka Airlines flight number TWA-756 bound for Perth International Airport West Australia. This evening our Captain Baskara is going to fly this aircraft to Metropolis International Airport and the Flight to Metropolis International Airport will take about 4 hours 50 minutes ...." " .... The planned Cruise Altitude is 32000 feet and the weather forecast for the evening flight is reported fine along the route. Further information regarding safety and service will be given purser Cecilla Fransisca. And Ladies and Gentleman thank you for choosing The Wisaka Airlines member of Sky Team and we hope you enjoy the Flight thank you.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD