Ami's POV "Ami... Ini ada Liam.." Kudengar ucapan mama yang masih bisa kudengar jelas meski suara hujan membenamkan segala jenis suara. Mama sepertinya menaikkan intonasi suaranya sampai beberapa oktaf. Aku jadi deg-degan gini mendengar mama menyebut namanya. Rupanya dia serius datang ke rumah meski hujan mengguyur deras. Kubuka pintu kamarku. Liam mematung dengan rambut yang basah, baju yang basah, seluruh tubuh terguyur hujan. Badannya terlihat menggigil. Bibirnya bergetar. Wajahnya begitu pias. Dia kesini mengendarai motornya. Hatiku mencelos dan ibarat ice cream, mungkin saat ini tengah meleleh melihat pengorbanannya. Aku ajak Liam masuk ke dalam. Kuberikan handuk untuknya dan satu stel piyamanya yang sudah tersimpan di lemariku. Liam membuka bajunya tanpa ragu. Melihatnya bertelan