13

2172 Words

Liam's POV "Ah sakiiittt, pelan-pelan Liam." Ami meringis. "Iya sayang, ini juga pelan-pelan. Tahan ya, bentar lagi selesai." "Ini pasti karena tadi ketusuknya dalem banget, jadinya sakit, ngilu.." Ami masih meringis kesakitan. Nggak tega juga melihatnya. "Padahal lubangnya kecil ya, tapi darahnya bisa sebanyak ini." Aku terus membersihkan darahnya. "Jangan salahin lukanya tapi bendanya. Tajam, keras, lancip, makanya darahnya kayak nggak mau berhenti ngalir." Setitik air mata mengalir di sudut matanya. "Harusnya lo hati-hati tadi.." Ucapku. "Kok malah gue disalahin. Aduh sakit Liam... Gue bilang pelan-pelan." Matanya mengerjap. Ami menggigit bibirnya berulang kali menahan rasa sakit. "Iya maaf sayang.." Aku terus membersihkan darah yang menetes dari jari telunjuk Ami. Waktu makan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD