28

1749 Words

Liam's POV Makan malam ini terasa agak hambar. Bukan karena masakannya yang tak enak, masakan Ami selalu enak, cuma suasana hatiku yang sedang tak baik. Aku masih saja teringat saat sore tadi Ami dan Kris tertawa, akrab sekali. "Liam kenapa dari sepulang sekolah, lo banyak diem?" Ami menatapku dengan tatapan penuh tanya. Aku enggan menjawab. "Liam.. Kalau ada sesuatu yang mengganjal di pikiran, bilang donk. Jangan disembunyiin." Kali ini ada garis wajah yang menggambarkan putus asa di mimik mukanya. "Tebak sendiri deh." Balasku sekenanya. "Kok gitu sih? Kita udah janji kan mau saling terbuka. Bahkan udah terbuka lahir batin. Kita udah lihat masing-masing tampil polos, apa lagi yang mau disembunyiin?" Ami meninggikan volume suaranya. Aku agak tersentak mendengarnya. Ya tentu sudah t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD