Sejak gagal mengirim langit ke neraka dengan jalur tercepat, Dewa tahu kalau hari ini akan datang. Bahwa Erlangga berdiri di ruangannya di God of Architect, dengan segala keangkuhan yang melekat sempurna pada tubuh ayahnya tersebut. “Beruntung nyawa Langit tidak melayang.” Dewa tidak mendengarkan, hanya terus berjalan menuju mejanya dan hampir mendengus. Menyesali keputusannya untuk tidak menggunakan seluruh kekuatan yang ia punya saat menghajar Langit kemarin. “Kalau sampai dia meninggal, kamu bisa di penjara. Kamu tahu itu, kan?” Dewa mengangkat kepalanya. “Atas laporan apa?” “Pembunuhan.” Dewa kembali mendengus. “Laporin saja kalau begitu.” Erlangga tidak bersuara. Hingga Dewa berkata lagi, “Ngomong-ngomong siapa y