15

2150 Words

Reyhan menyambar kaus dalam, mengenakannya sambil melangkah cepat menuju mobilnya diparkir. Pertanyaan sang Ibu yang menatapnya heran di ambang pintu, sama sekali tak didengarnya. Dengan kecepatan penuh, ia melajukan mobil ke arah Metro. Apa Ivy saat ini sedang menunggunya sambil menangis? Ia menghela napas, sebenarnya masih sangat kesal pada gadis itu. Tapi mendengarnya begitu mengibai minta dijemput apalagi ini malam hari, ia menjadi tak tega. Sudahlah. Tak usah ngambek lagi. Lebih baik ia memaafkan Ivy. Toh, gadis itu memang tak mengkhianatinya. Kecerobohannya yang membuat ia harus terjebak pernikahan dengan sahabatnya sendiri. Reyhan segera melompat turun begitu sampai, memandang sekitar yang ramai. Di mana Ivy? Sambil melangkah memasuki Candra, ia menoleh kanan-kiri. Ivy tidak ta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD