13

1220 Words

Ivy terisak begitu panggilannya diangkat. Ia tak menyangka setelah berkali-kali mencoba menjelaskan pada Reyhan melalui pesan WA dan terus menghubungi namun tak diangkat, kini lelaki pujaannya mau mengangkat teleponnya. "Yang," katanya di antara isakntangis. "Ya." Ivy menghela napas, tak pernah ia menyangka Reyhan akan berkata sedingin ini padanya. "Yang, bisa jemput aku di Candra tidak?" Ia berkata pelan, pesimis Reyhan akan mengabulkan keinginannya. Ia hafal benar tabiat kekasihnya itu. Jika sedang kesal, seringnya tak akan mempedulikannya dan cenderung bersikap masa bodoh. "Kenapa tak minta jemput suamimu saja?" "Yang, kumohon. Tolong jangan berkata seperti itu. Aku kan udah jelasin semuanya." Klik. Ivy memandang layar HP. Kebiasaan. Kalau sedang marah, selalu saja bersikap keka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD