bc

BOS PLAYBOY JATUH CINTA

book_age18+
4.0K
FOLLOW
44.4K
READ
possessive
contract marriage
playboy
dominant
scandal
manipulative
goodgirl
drama
sweet
virgin
like
intro-logo
Blurb

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN! TIDAK DISARANKAN UNTUK YANG DI BAWAH UMUR!

#Disarankan membaca PESONA BUNGA MALAM terlebih dahulu.

Warda, gadis tangguh yang baru lulus SMA dan bekerja sebagai penjaga konter.

Suatu malam dia menolong seorang pemuda yang tergeletak di pinggir jalan, tidak disangka jika pemuda tersebut mabuk bahkan memberikan cincin lamaran yang seharga ratusan juta.

Suatu hari pemuda yang bernama Devan datang untuk meminta cincin itu kembali, akan tetapi sayangnya cincin tersebut sudah terlanjur dijual untuk membantu ibu panti melunasi hutang. Karena tidak sanggup mengganti, Warda dipaksa untuk menikah. Namun siapa sangka ternyata pemuda bernama Devan itu adalah seorang Bos PlayBoy yang memiliki banyak kekasih.

Bagaimana kisah cinta mereka?

chap-preview
Free preview
1. Cincin Berlian
Warda tidak bisa berhenti tersenyum, sebab baru saja mendapat gaji pertamanya setelah sebulan bekerja di konter ponsel yang lumayan besar. Sepanjang perjalanan menuju ke panti asuhan dia terus membayangkan uang itu untuk apa. "Karena besok masuk siang, paginya aku ingin mengajak adik-adik ke taman bermain dan membeli jajan mumpung hari libur sekolah juga. Pasti mereka akan senang sekali," batin Warda. Saat dia ingin menyeberang, matanya tertuju pada seseorang yang tergeletak di pinggir jalan tak jauh darinya. Warda langsung berlari dan mendekati pemuda tersebut. Rupanya pemuda itu mabuk. "Hey, kenapa kamu tidur di sini?" tanya Warda. Akan tetapi pemuda di hadapannya itu sama sekali tidak merespon. "Dimana rumahmu? Biar aku carikan taksi," timpal Warda lagi. Akan tetapi tetap saja dia tidak mendapat respon. "Dia sudah mabuk berat, jika dilihat sih dia seperti pemuda kaya, terlihat jelas dengan penampilannya yang memakai pakaian serba bermerk. Kalau aku tinggal takutnya nanti ada orang jahat yang merampoknya," batin Warda. Karena merasa kasihan, Warda mencoba mencari kartu identitas pemuda tersebut. "Oh, jadi namanya Devan. Dan alamatnya juga tidak jauh dari sini. Karena kamu orang kaya jadi sebaiknya kamu bayar sendiri taksinya ya," gumam Warda sembari menarik lembaran uang. "Hey, kamu perampok ya?" Warda sampai terkejut, sebab pemuda bernama Devan tersebut tiba-tiba sudah terbangun dan duduk. "Bukan, aku hanya ingin melihat alamat rumahmu saja. Dan uang ini untuk ongkos taksi nanti," sergah Warda mencoba sabar. Akan tetapi Devan tampak cuek dan tidak peduli, Warda segera berdiri sebab ada taksi yang lewat. Karena jika sudah larut malam begini akan sulit mencarinya. "Pak, tolong antarkan teman saya ya? Ini alamatnya dan ongkosnya," kata Warda merasa lega. "Iya, Nona," jawab sopir taksi ramah. Warda kemudian bersusah payah membantu Devan untuk berdiri dan masuk ke dalam taksi. "Kamu terlihat seperti lelaki berada yang terhormat, jangan pernah melakukan hal konyol seperti ini! Selamat malam," pesan Warda. Warda berniat menutup pintu, tapi Devan menahan pintunya dan meraih lengannya. "Namamu siapa?" tanya Devan. "Anda tidak perlu tahu nama saya, karena setelah ini kita juga tidak akan bertemu lagi," balas Warda cuek. Dengan sigap Devan mengambil sesuatu di sakunya, dan dengan paksa memakaikan cincin pada jemari Warda. Dan sebuah kebetulan jika cincin tersebut sangat pas. "Ini apa?" pekik Warda mencoba melepaskan cincin itu, tapi sangat sulit sekali. "Anggap saja sebagai ucapan terima kasih, lagian cincin itu sudah tidak berguna. Akan sayang kalau dibuang, harganya ratusan juta loh," jawab Devan. Kemudian Devan menutup pintu dan taksi langsung melaju. "Hey... Apa kamu gila?" teriak Warda. Tapi setelah dilihat-lihat cincinnya memang sangat indah. "Ini asli apa KW ya? Bagaimana mungkin dia bisa menyerahkan cincin seperti ini sembarangan pada orang lain?" batin Warda heran. Akan tetapi karena sudah larut malam Warda segera menyeberang jalan dan menuju Halte, karena itu merupakan bus terakhir. Sesampainya di panti, Warda terkejut melihat ibu asuhnya yang tengah berdiam diri di depan rumah. "Bu Atin, kenapa malam-malam masih berada di luar? Cuaca dingin nanti bisa sakit," tegur Warda cemas. "Ibu hanya sedang menenangkan diri, mencoba mencari jalan keluar" jawab Bu Atin lemah. "Ada masalah apa, Bu?" tanya Warda semakin khawatir. "Tanah panti ini dulunya milik Bapakku, tapi tadi kakakku datang kemari meminta haknya yang sebagian. Jadi kalau ibu tidak bisa membayar separuh harga dari panti ini, maka panti ini terpaksa akan dijual," keluh Bu Atin pilu. "Ya ampun, pasti mahal sekali ya, Bu?" Pekik Warda terkejut. "Iya, sekitar 200 juta. Sedangkan Ibu hanya memiliki tabungan 20 juta saja. Dan uang dari donasi mana berani ibu memakainya, bagaimana nanti nasip adik-adikmu yang masih sekolah dan kebutuhan lain," balas Bu Atin terlihat frustrasi. "Maaf, Bu. Karena Warda belum bisa membantu apapun," ucap Warda sangat bersedih, bagaimanapun sejak kecil dia sudah tinggal di sini. "Tidak apa-apa, kamu jangan bersedih. Sekarang kamu sudah lulus SMA, dan kamu juga sudah bisa bekerja sendiri. Nanti kamu bisa mencari kos-kosan sambil bekerja dan menabung untuk usaha kelak. Hanya saja Ibu memikirkan adik-adik kamu yang masih bayi dan kecil itu. Mungkin setelah panti ini di jual ibu bisa mendapat uang 200 juta juga, tapi untuk membeli rumah diperkotaan ini hanya dapat yang ukuran kecil, mana muat untuk anak-anak yang begitu banyak," kata Bu Atin dilema. Warda juga tidak tahu solusi apa yang harus diucapkan, sebab kedua pilihan itu begitu sulit. "Sudahlah, ayo kita masuk dulu. Semoga besok ada jalan," timpal Bu Atin mengajak Warda masuk ke dalam rumah. Setelah masuk ke kamarnya, Warda menatap adik-adik yang sudah tertidur pulas. Baginya ini adalah rumah sekaligus keluarganya. Warda sangat tidak rela jika sampai panti tempat dia besar ini terjual. Kemudian Warda menatap lagi cincin yang melingkar di jari manisnya. "Tadi kata pemuda bernama Devan itu jika cincin ini harganya ratusan juta? Apa iya? Bagaimana kalau besok aku ke toko perhiasan, siapa tahu benar dan uangnya bisa untuk membantu bu Atin," batin Warda penuh harap. *************************** Warda membatalkan niatnya yang ingin mengajak adik-adik ke tempat mainan, melainkan dia ingin ke toko perhiasan terlebih dahulu mengecek keaslian cincinnya. Karena toko tersebut ramai, Warda terpaksa mengantri dengan sabar. Setelah cukup lama menunggu akhirnya giliran dia juga. "Silahkan, ada yang bisa dibantu?" "Pak, saya mau mengecek cincin ini. Apakah asli atau tidak?" tanya Warda. "Lepas dulu!" "Maaf, Pak. Cincin ini sulit sekali dilepaskan," ucap Warda. "Sebentar ya, biar alatnya aku bawa kemari" jawab pemilik toko langsung mengeceknya. Cukup lama juga, Warda agak cemas sebab itu merupakan satu-satunya harapannya. "Wah, ini bukan hanya asli. Tapi malah kualitas nomor satu. Harganya sampai dua ratus juta lebih," ucap pemilik toko. "Kalau begitu apakah bisa saya jual di sini?" tanya Warda. "Saya tidak berani membelinya, sebaiknya di jual di pusat perhiasan berlian yang besar saja," saran pemilik toko. "Iya, Pak. Terima kasih banyak," jawab Arda tersenyum riang. Karena waktu sudah mepet, Warda memutuskan untuk berangkat kerja. Namun siapa sangka jika setelah beberapa menit dia sampai di konter, datang pelanggan yang tidak asing lagi. Yaitu Devan, pemilik cincin di jemarinya. "Cincin ini sudah menjadi milikku, karena semalam dia menyerahkan sendiri dan aku tidak mencurinya," batin Warda gugup. Akan tetapi Devan malah seolah tidak mengenalnya, hanya sedikit terkejut ketika melihat cincin yang ada di jarinya. Dan yang membuat Warda semakin terkejut lagi ketika pemuda itu setelah membayar pulsa internet langsung pergi begitu saja tanpa menanyakan cincin berlian yang harganya ratusan juta. "Mungkin karena dia orang kaya, makanya cincin ini hanya masalah kecil," batin Warda senang. Warda memutuskan besok pagi ingin menukar cincin itu dengan uang. Karena takut membawa uang banyak, dia juga mau mengajak Bu Atin sekalian.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Hubungan Terlarang

read
501.0K
bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.7K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
598.7K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook