bc

Legendary Phoenix

book_age16+
179
FOLLOW
1.2K
READ
revenge
reincarnation/transmigration
brave
tragedy
comedy
mystery
loser
another world
ancient
naive
like
intro-logo
Blurb

Karel, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun harus mengalami sebuah musibah mengerikan. Tragedi tersebut kini membawanya ke Daratan Api.

Inilah awal dari petualangan Karel untuk mengalahkan dewa. Semua ini ia lakukan karena murka terhadap sang dewa yang selalu memberikan musibah saat dirinya baru saja menjalani kehidupan bahagia.

Dengan tekad serta amarah di hati, Karel memulai perjalanan. Walaupun harus menghadapi p*********n dahsyat, tekadnya sudah tidak bisa diganggu lagi. Mampukah ia mencapai tujuannya?

chap-preview
Free preview
Prolog
Sebuah keluarga kecil tinggal di dalam mansion besar. Mereka terlihat bahagia hidup di sana, karena walaupun sangat sibuk, sang ayah selalu saja menyempatkan waktu bagi keluarga. Sekarang, keluarga itu tengah berkumpul di halaman mansion, menikmati hari libur bersama.   Terlihat seorang anak berusia 10 tahun sangat bahagia menggambar pada kertas di tangannya. Kedua orangtuanya memperhatikan putera mereka itu dengan senyum indah di bibir. Pada meja kecil di bawah sebatang pohon ini, mereka menikmati waktu berlibur setelah lelah berkerja.  “Ayah, Ibu, lihat gambar Karel.” Sang anak menunjukkan gambarnya dengan bahagia.  “Coba Ibu lihat apa yang digambar oleh anak Ibu.” Ibunya tersenyum kepada Karel, diikuti oleh sang ayah.  “Wah, ini gambar kita, kan? Anak Ayah memang pintar.”  Senyum merekah di bibir Karel, dia benar-benar bahagia bisa hidup dengan orangtua sebaik mereka. “Hehe.” Karel tertawa girang mendengar pujian kedua orangtuanya. *** Melewati hari cerah dengan bahagia, kini keluarga itu berkumpul bersama lagi di ruang makan untuk makan malam. Bagi Karel, hari libur bersama kedua orangtuanya adalah hal paling membahagiakan hatinya. Namun, sebentar lagi semua itu berakhir.  Ketika mereka hendak menyantap hidangan, dari luar mansion, api mendadak muncul. Merambat cepat hingga ke bagian dalam. Seisi mansion menjadi panik, para pelayan mulai memadamkan api dengan alat pemadam.  “Karel, ayo pergi!” Sang Ayah segera menarik Karel untuk mencari jalan keluar, tetapi asap semakin tebal.  Mendadak sepotong kayu jatuh dari langit-langit, beruntung Ayah Karel segera mundur ke belakang. Asap kian tebal, oksigen sudah menipis, sementara Karel sudah tidak dapat bernapas leluasa lagi. Dadanya sesak, menipisnya oksigen membuat ia begitu kesusahan untuk menarik napas.  “Karel, bertahanlah!” Ayah Karel segera menarik Karel kembali mendekati meja makan diikuti oleh ibunya.  Segera sang ayah melepaskan pakaian kemudian membasuhnya dengan air minum. Tak mau menunggu lama, pria itu langsung menempelkan kain basah tersebut pada hidung anaknya.  Karel menjadi sedikit lebih baik, tetapi api begitu cepat merambat hingga sepotong balok kayu lagi jatuh dari langit-langit dan menimpa ibunya. Betapa terkejutnya Karel melihat kejadian tersebut, bahkan suara ayahnya sendiri tidak bisa didengar oleh telinganya.  “I ... Ibu ....” Tangannya terulur, seperti hendak meraih tangan ibunya, tetapi satu kayu lagi jatuh.  “Karel!” Refleks, sang ayah segera mendorong anaknya hingga jatuh tersungkur ke lantai. Kini, ayahnya sudah tertimpa oleh balok kayu terbakar.  Mata Karel terbelalak lebar, sekujur tubuhnya gemetar hebat menyaksikan kejadian mengerikan ini. Akan tetapi, ayahnya yang sudah terluka hingga tak bisa bergerak lagi, memaksakan diri untuk menyodorkan liontin berwarna merah kepada Karel.  “A ... Ayah ....” Hanya kata itu yang terlontar dari mulut Karel. Ia begitu takut untuk bergerak sedikit pun, tubuhnya seolah membeku tak dapat berbuat apa-apa.  “Karel, bertahanlah!” Sekuat tenaga sang ayah menyodorkan liontin untuk Karel. “Pakai itu! Cepat!”  Tarikan napas Karel sudah tak beraturan, sekujur tubuhnya membeku. Telinganya sudah tidak bisa mendengar dengan jelas lagi karena rasa takut di dalam hatinya, tetapi liontin pemberian sang ayah sudah berada dalam gengamannya.  Seperti sudah membuat keputusan terbaik, senyuman merekah di bibir ayahnya. “Berbahagialah, Karel ....” Begitulah Ayah Karel menghembuskan napas terakhir di dunia.  “A ... Ayah ....” Karel masih belum bisa berbuat apa pun, hanya bergeming tanpa tahu harus bagaimana. “Jangan tinggalkan aku sendiri ....”  Tangannya terkulai lemas, air mata mengalir membasahi kedua pipinya. Mendadak, liontin di tangan Karel bersinar terang, dalam sekejap, Karel merasakan kehangatan. Memori indah bersama dengan keluarga kecilnya berputar bagai sebuah film di dalam kepalanya.  Air mata sudah tidak terbendung lagi olehnya, dadanya begitu sesak mengingat kejadian mengerikan beberapa waktu lalu. “Ayah ... Ibu ....”  Seperti melewati sebuah jalan menuju dimenasi lain, Karel menyadari dirinya tengah berada di suatu tempat yang asing baginya. Pemandangan di sekitar begitu gelap sampai-sampai ia tak bisa melihat apa pun. “Aku di mana?” Cahaya dari liontin miliknya sudah menghilang, dan ia seorang diri tanpa tahu harus ke mana.  Ia sungguh menyesal karena tidak bisa berbuat sesuatu yang berguna untuk menyelamatkan keluarga kecilnya. Namun, mau bagaimana lagi, ia tidak punya kekuatan untuk berbuat sesuatu.  Sendirian, tanpa ada seseorang untuk diajak berbicara, pertama kalinya Karel merasakan kesepian. Hatinya sudah hampa, ditambah kesunyian ini, ia merasa telah mati.  “Bocah!” Meski sangat kecil, Karel masih bisa mendengar suara itu memanggilnya.  Ia sudah dilahap oleh kahampaan hingga tidak tersentak oleh suara tersebut. Walau demikian, kehangatan kembali dirasakan oleh anak itu, tanpa ia sadari, cahaya kembali muncul dari liontinnya. Bukan tak melihatnya, Karel sudah kehilangan minat untuk melirik benda itu terlalu lama.  Sebuah lingkaran berwarna merah terbentuk di kening Karel, liontin di tangannya kini terhisap masuk ke dalam lingkaran tersebut. Tak berapa lama kemudian. “Argh!” Karel berteriak kesakitan kala benda tadi meresap dalam kepalanya.  Karel tak berhenti berteriak, saat ini ia merasakan kepalanya hampir saja meledak. Rasa sakit tersebut berlangsung cukup lama, sampai akhirnya Karel kehilangan kesadaran.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Devil Billionaire

read
94.7K
bc

JANUARI

read
37.1K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K
bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook