bc

SUSUK MEMBAWA PETAKA

book_age16+
2.6K
FOLLOW
21.1K
READ
fated
friends to lovers
goodgirl
CEO
Twilight
drama
tragedy
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

[BELUM DI REVISI/MASIH BANYAK TYPO BERHAMBURAN]

[TIDAK DI SARANKAN UNTUK DIBACA]

Mitos pria tampan hanya untuk wanita cantik tak selalu benar.

Itu yang saat ini di rasakan vina.

Vina, wanita "biasa" saja mampu memiliki pasangan yang luar biasa.

Walaupun di awali dengan sebuah persahabatan,

pada akhirnya vina mampu menikahi Aldi pria yang selama ini menjadi incaran para wanita di lingkungannya.

Namun kebahagian itu tak berlanjut lama.

di tengah kebahagian mendapat buah hati, Vina harus menahan sedih

karna pria pujaan hati nya harus di rebut orang lain.

Berbagai cara vina lakukan agar Aldi bisa kembali ke pelukannya.

walaupun harus berurusan dengan hal-hal yang berbau sihir sekalipun.

di saat harus fokus menjaga Aldi agar tak berpaling, Vina harus menerima teror dengan berbagai macam hal mistis di luar nalar.

Begitu banyak kejadian janggal yang menimpa nya termasuk santet dan guna-guna

Mampukah vina membuat aldi kembali ke pelukannya.

chap-preview
Free preview
PART 1
"Janji, ya! Selamanya kita bertiga bakal temenan sampai kakek-nenek. Mau susah seneng tetap harus sama-sama, saling terbuka di setiap masalah satu sama lainnya," ucapku mengingatkan. "Janji!!!" jawab Aldi dan Bella serentak. Cerita ini berawal dari persahabatan kami bertiga. Namaku Vina Andara Putri dan para sahabatku Aldi Prisma dan Bella Cintya. Kami memang sudah bersahabat sejak awal sekolah menengah atas dan kemanapun kami pergi, sudah dipastikan selalu bertiga hingga masa kuliah. Aku merasa kalau mereka berdua memang sahabat kentalku saat itu. Definisi sahabat sejati benar-benar terjadi pada kami, saling berbagi suka dan duka. Saling menyimpan rahasia satu sama lain. Bella Cintya, atau lebih dikenal Bella, memiliki perawakan tinggi, rambut panjang, kulit putih, hidung yang mancung. Ia seorang anak dari keluarga yang cukup berada. Ayah Bella sendiri adala anggota dewan yang sangat dihormati di lingkungannya. Bella pribadi, di sekolah terkenal karena memiliki talenta bermain musik dan bernyanyi. Ia begitu aktif bergabung dengan kelompok paduan suara. Bahkan sering mengisi acara menjadi wedding singer di kotaku kala itu. Dulu, seingatku, karena seringnya ia mengcover lagu lalu mengunggah rekamannya di sosial media, beberapa produser rekaman sempat melirik dan mengajaknya untuk menjadi penyanyi profesional. Sayangnya, bukan tertarik, Bella malah menolak semua ajakan yang datang silih berganti. Ia beranggapan menyanyi hanya untuk menyalurkan hoby. Bukan terikat kontrak dengan siapa pun. Di lain sisi, Bella juga merupakan sosok idola di sekolah, banyak pria yang sangat tergila-gila dengannya. Saat valentine datang, aku ingat benar, kalau Bella yang paling banyak menerima kado boneka dan coklat. Namun, dari sekian banyak yang menyukainya , tidak ada satupun pria di sekolah yang menarik perhatian Bella. Banyak juga teman-teman yang bilang kalau Bella terlalu tinggi mematok kriteria lelaki idaman hal ini juga yang membuat wanita itu tidak memiliki pacar hingga sekarang. Lalu berikutnya adalah Aldi Prisma sahabat pria satu-satunya yang aku miliki. Aldi adalah anak yang pintar. Ia terlahir dari keluarga berada seperti Bella. Ayahnya seorang polisi dan ibunya seorang guru musik. Aldi memili perawakan tinggi, berkulit putih, anak basket dan masuk salah satu jajaran siswa ganteng di sekolah. Tak heran begitu banyak perempuan-perempuan di sekolah yang berebut untuk mendapatkan perhatian dari aldi. Tapi herannya, Aldi itu sama seperti Bella, dari sekian banyak perempuan yang memberikannya perhatian, tidak satupun yang menjadi pacarnya. Sedangkan aku sendiri, Aku hanya anak biasa dari keluarga yang biasa-biasa saja. Tidak kaya dan tidak cantik pula, tapi kemampuan akademik ku lumayan. Dari kami bertiga, Aku memang yang kurang gaul di antara teman-temanku yang lain. Menyelesaikan pendidikan SMA, aku dan kedua sahabatku memutuskan untuk mendaftar kuliah di universitas yang sama. Hanya saja, kami mengambil jurusan yang bereda. Aku masuk jurusan farmasi, sedangkan Bella dan Aldi masuk jurusan ekonomi manajemen. Tapi itu tidak menghalangi persahabatan kami, karena di dalam atau di luar kampus kami tetap sering belajar atau berkumpul bersama. Di pertengahan semester kuliah, kami harus terpisah dengan Bella. Orang tuanya saat itu di pindah tugaskan ke luar kota. Mau tidak mau Bella juga harus mengikuti orang tuanya. Memang berat rasanya harus berpisah. Akan tetapi, walaupun tidak tinggal di kota yang sama, kami berjanji untuk tetap menjalin hubungan baik dan tetap bertukar kabar walau hanya lewat video call atau sekedar telpon. ** Beberapa tahun berlalu, aku dan Aldi akhirnya lulus kuliah. Saat itu Aldi langsung diterima bekerja di salah satu bank swasta terbesar di Samarinda. Sedangkan aku sendiri di terima bekerja di salah satu apotik besar untuk menjadi tenaga apoteker. Suatu hari, aku tidak menyangka kejadian ini terjadi di hidupku. Ini smua awal dari cerita hidupku yang panjang dan berliku. Aldi mengundangku untuk pergi makan setelah beberapa minggu tidak bertemu. Sesaat setelah sampai di restoran tiba-tiba saja Aldi menyatakan cinta dan mengajakku untuk langsung menikah , bukan lagi berpacaran. Ia beralasan kalau kami sudah saling kenal satu sama lain jadi tidak perlu berpacaran lagi. Aku yang kala itu sangat terkejut, tidak serta merta langsung menerima. "Gimana Vin, kamu mau nggak jadi istri aku?" Aldi mengejar. "Aku moho, terima tawaranku. Jadilah ibu dari anak-anakku kelak." Aldi menggengam erat tanganku. Kalau di tanya perasaanku saat itu, antara terkejut bingung dan senang. Bukan aku tidak mau jadi istri Aldi, tapi apa iya Aldi yang hampir sempurna itu benar-benar ingin menjadi suamiku. "Aku yakin kamu wanita yang tepat untuk mendapingiku hingga tua nanti." Aldi masih melanjutkan ucapannya. Aku menarik napas dalam lalu mengembuskannya pelan. Mencoba untuk mengatur ritme detak jantung yang berpacu lebih cepat dari pada biasanya. Yah, aku memang suka dengan Aldi. Tapi seumur hidup, mana pernah membayangkan kalau pria itu juga menyukaiku. "Kamu yakin mau nikah sama aku, Di ? Aku ini cuman perempuan biasa, nggak ada istimewanya sama sekali. Nggak bisa kamu banggain." Sepintas aku melihat Aldi tersenyum. Lalu tanpa rasa canggung Aldi membelai rambutku dengan mesra. Aku sempat merasa gugup bukan main. Merasakan sensasi yang di hasilkannya. Astaga! aku benar-benar lebay, pikirku saat itu. "Vin, kamu melamun?" Aldi menegurku yang sempat terdiam lama. "Kamu nggak suka sama aku ? Aku pikir kamu punya perasaan yang sama denganku. Itu sebab nya aku memberanikan diri untuk menyatakan cinta sama kamu. Sudah dari dulu aku suka kamu, tapi aku simpan rapat-rapat perasaan ini. Lagian aku nggak perduli mau kamu biasa atau luar biasa aku tetap cinta kamu apa adanya." Binar bahagia terpancar jelas di mataku, sungguh. Masih tidak percaya kalau Aldi melakukan ini. Sebenarnya sudah sejak lama aku menyukai Aldi, namun aku menyimpan perasaan itu dalam-dalam karena takut merusak persahabatan kami bertiga. Lagi pula siapa aku berani mencintai Aldi yang jelas-jelas levelnya jauh di atasku. "Jadi gimana, Vin?" tanya Aldi sekali lagi. Aku tersenyum lalu mengangguk yakin. "Yess, aku mau jadi istri kamu Di," jawabku tanpa ragu. "Alhamduliah ... " Aldi berseru girang. Meraih jemari tanganku lalu mengecupnya mesra sambil berkata-kata. "Aku janji bakal bahagiakan kamu dan keluarga kecil kita." Pria itu kemudian erogoh sekotak cincin di dalam saku celananya. Sebuah cincin emas mahal yang mungkin baru pertama kali aku lihat. Sambil menyematkan cincin tersebut di jari manisku, Aldi kembali berucap. "HAri ini, aku resmi lamar kamu dan secepatnya kita menikah. Aku nggak mau menunda lagi lebih lama." **** Selang tiga bulan setelah Aldi melamar, kami pun akhirnya menikah. Aku tidak lupa untuk mengabarkan berita baik ini pada Bella. Namun sayang saat itu Bella sedang berada di luar negeri karena job menyanyi. Aku ingat jelas, wanita itu hanya mengirimkan doa lewat panggilan telpon. "Aku harap kamu dan Aldi bahagia, Vin. Semoga kita bisa berjumpa lagi dalam waktu dekat." Setahun berlalu setelah menikah, aku belum juga diberikan keturunan. Untungnya orang tua Aldi mengerti dan tidak menuntutku harus cepat-cepat memberikan cucu kepada mereka. Mereka sangat memahami keadaan dan tidak sedikitpun mencemoohku, malahan mereka yang selalu mensuport dan menyarankan agar sering-sering liburan berdua untuk sekedar quality time. Hingga pada akhir bulan agustus Aldi hrus ditugaskan untuk melaksanakan pendidikan perbankan di Surabaya dengan waktu yang lumayan lama, sekitar dua bulan. Mau tidak mau kami harus menjalani masa LDR karena aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku yang sedang bagus-bagusnya. Tapi aku cukup lega dan senang, karena sesampainya di surabaya Aldi mengabarkan kalau disana ia bertemu bella yang kebetulan juga sedang dapat job menyanyi di kota yang sama. Itu artinya ada yang mengawasi dan menemani Aldi selama jauh dariku. ** Dua bulan berlalu, akhirnya Aldi menyelesaikan pendidikannya dan bisa pulang ke rumah. Sesampainya di Samarinda, kami kembali menjalankan aktifitas seperti biasanya. Bahkan tepat di ulang tahun yang ke dua puluh tujuh tahun, akhirnya aku diberi hadiah oleh yang maha kuasa dengan hasil positif kehamilanku. Aldi senang bukan main ketika tahu aku hamil. Pria itu benar-benar memanjakanku layaknya seorang ratu. Smua yang aku mau ia turuti, ia berikan.Semua pekerjaan rumah ia yang handle. Aldi bahkan sudah jarang lembur. Memilih untuk pulang kerja lebih awal dari pada biasanya. Tepat di usia kehamilan yang ke tujuh bulan, aku sekeluarga mengadakan pengajian. Aku bahkan sengaja mengundang bella untuk datang. Wanita itu terlihat begitu antusias untuk turut hadir. Karena kebetulan saat itu Bella memang sedang mendapat pekerjaan di Samarinda. Jadi ia memastikan untuk hadir. Aku pikir, manis bahagianya kehamilan itu bertahan lama. Nyatanya, saat memasuki usia kandungan delapan bulan, Aldi mulai kurang memperhatikanku. Ia begitu sibuk karena baru-baru saja mendapatkan promosi naik jabatan dari kantornya. Beberapa kali aku melayangkan protes. Tapi rasa-rasanya tidak berpengaruh apa-apa. Bahkan, di hari persalinanku, Aldi tidak bisa mendampingi karena harus menjalankan tugas ke luar kota. Perasaanku? jangan di tanya, sudah pasti sedih. Tapi tetap saja aku tidak bisa marah. "Vin, maafin aku nggak bisa dampingi kamu saat persalinan seperti sekarang. Aku harap kamu ngerti. Aku nggak bisa meninggalkan pekerjaan ini. LAgi pula, ini semua aku lakukan demi keluarga kecil kita," ucap Aldi penuh sesal. Aku yang saat itu sedang menunggu pembukaan hanya bisa pasrah. Toh, marah juga percuma. Tidak merubah apa-apa. "Iya, sayang, nggak apa-apa. Kamu doain aku lancar ya persalinannya. Kalau udah selesai segera susul aku di rumah sakit." Pikirku saat itu, tak apalah Aldi tidak mendampingi. Pria itu memang harus menjalankan tugas yang diberi oleh kantornya. ** "Beneran kak, Aku lihat sendiri kok itu mas Aldi yang makan di cafe," ujar Vina, adikku. "Awalnya bang Aldi pergi ke toko baju berdua dengan perempuan itu, setelah selesai mereka langsung masuk ke sebuah cafe. Bang aldi dan perempuan itu terlihat akrab tapi sayang wajah perempuannya nggak terlihat dengan jelas," tambahnya kemudian. "Mungkin kamu salah lihat, biasanya Aldi kalau kemana-mana pasti ngomong dulu ke kakak." Suatu hari aku mendapatkan kabar tidak enak dari adik ku sendiri. Ia mengaku kalau melihat Aldi pergi bersama seorang perempuan dan makan di sebuah cafe. Tapi, aku tetap berprasangka baik, mungkin saja hanya teman kantor biasa. Karena setahuku Aldi orang yang setia dan tidak akan tega menyakiti hati perempuan yang di sayanginya. Ku coba untuk menenangkan hati agar tak berpikir macam-macam pada Aldi. Ku redam semua tanya di hati dan tetap mencoba berpikiran positif. Akan tetapi, untuk kedua kalinya adikku melihat kembali Aldi pergi dengan wanita lain. Wanita yang sama. Berperawakan tinggi, putih dan cantik. Karena rasa penasaran sudah menguasai hati, akhirnya aku dengan tegas meminta adikku untuk mengambil gambar bila sekali lagi bertemu atau melihat suami pergi dengan wanita lain. . . [bersambung] . Judul novel : SUSUK MEMBAWA PETAKA LINK : https://m.dreame.com/novel/wa+CYMe1Dlse2itYHZByLg==.html

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Perfect You (Indonesia)

read
289.1K
bc

PLAYDATE

read
118.6K
bc

You're Still the One

read
117.1K
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
259.9K
bc

Unpredictable Marriage

read
280.4K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook