bc

Mysterious CEO

book_age18+
68
FOLLOW
1.1K
READ
billionaire
HE
curse
heir/heiress
bxg
bold
witty
affair
like
intro-logo
Blurb

Dean Bernardus, putra tunggal dari wanita kaya yang sejak lahir hidupnya sudah bahagia meski tanpa ayah yang tak pernah dikenalnya.Ketika ulang tahun yang ke tujuh, ibu Dean mengatakan dirinya akan menikah sebagai hadiah. Dean bahagia.Namun, siapa sangka kehadiran ayah sambung justru menjadi petaka bagi Dean dan ibunya.Tak hanya mobil, perhiasan yang diambil oleh ayah sambung yang serakah itu. Dean dan ibunya pun diusir dari rumah mereka sendiri.Seakan takdir selalu berpihak padanya, Dean kini menjadi CEO dan pewaris tunggal berkat seorang wanita yang menolongnya.Dean cerdas dan tampan. Ketampanannya itu dimanfaatkan untuk mencuri hati seorang wanita. Wanita itu bernama Kensky Revina Oxley. Gadis berwajah cantik yang ternyata anak kandung dari papa sambung Dean.Akankah Dean bisa mencintai Kensky setelah tahu gadis itu putri dari lelaki yang pernah membuat hidupnya sengsara? Atau Dean hanya memanfaatkan Kensky untuk membalaskan dendamnya?"Jadilah kekasihku, Kensky.""Aku tidak bisa, Dean. Aku sudah dijodohkan.

chap-preview
Free preview
Pertemuan Pertama.
Dalam perjalanan ke kantor sosok Dean sedang mengarahkan pandangannya ke arah jendela mobil. Bias kaca yang gelap membuat lelaki berambut cokelat dan pemilik mata abu-abu yang indah itu merangsang pikirannya tentang masalalunya yang suram. Ekspresi wajah yang dingin terlihat tampan. "Jangan pikir ku bisa lolos dariku, Eduardus Oxley. Sampai kapan pun aku akan membalas semua perbuatanmu. Kau telah membuat dua wanita yang paling aku cintai meninggal. Aku berjanji ... aku akan___" Drttt... Drttt... Getaran ponsel membuat Dean terkejut. Ia mengambil benda pipih itu dari saku jas hitamnya yang mahal lalu menatap layar. Mata abu-abunya yang tadi begitu tajam kini berubah sayu saat melihat nama si penelepon. "Halo, Mom?" "Dean," sapa wanita dari balik telepon, "Apa kamu sudah bertemu gadis itu? Bagaimana keadaannya, Dean? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia kurus, gemuk atau ___" "Mom," sergah Dean, membuat wanita itu menghentikan ucapannya. Ia tersenyum dan berkata lagi, "Aku belum bertemu gadis itu, Mom. Mungkin hari ini aku akan bertemu dengannya." "Oh, Dean, aku ingin sekali bertemu dengannya. Aku benar-benar merindukannya, Dean." Dean terkekeh. "Sabar ya, Mom, pasti ada saatnya Mami bertemu dengannya. Mami masih ingat kan apa yang dikatakan ibunya?" "Iya, ingat. Bahkan sangat ingat. Itu sebabnya aku rela menahan rindu selama ini. Tapi kali ini aku ...." Wanita di balik telepon itu menghentikan suaranya. "Tapi apa, Mom?" "Kamu harus berjanji dulu, Dean." "Janji apa, Mom?" tanya Dean. "Kamu harus berjanji padaku. Ketika kau bertemu dengannya nanti, jangan kau menyiksanya Dean. Jangan kejam-kejam kepadanya." Dean lagi-lagi tertawa. "Aku janji, Mom. Lagi pula aku tidak mungkin bersikap kejam padanya. Kalau aku berani melakukan hal itu, roh ibunya pasti akan datang dan menggangguku setiap malam." Wanita di balik telepon tertawa. "Baiklah kalau begitu. Jaga dirimu, Dean. Kau juga harus menjaga gadis itu jika kau sudah bertemu dengannya." "Aku pasti akan menjaganya. Mami tenang saja." "Kamu benar-benar anak andalan kami. Ya, sudah, sampai jumpa lagi." Tut! Tut! Di sisi lain. Kensky berjalan santai di atas trotoar. Keindahan kota New York di pagi hari membuat wanita pemilik rambut panjang yang warnanya cokelat kehijauan ini terlihat bahagia. Tidak memiliki kendaraan membuat Kensky senang berjalan kaki di pagi hari. Selain menyehatkan, Kenzy sangat suka menghirup udara bersih pagi hari yang belum terkontaminasi polusi. Drtt... Drtt... Suara telepon bergetar membuat Kensky segera meraih benda itu dari dalam tasnya. Sambil terus berjalan tanpa melihat genangan air yang berada tak jauh di hadapannya, Kensky menunduk, menyambungkan panggilan yang ternyata dari sahabatnya. "Halo, Tan?" "Kamu di mana, Kensky? Kamu akan datang ke apartemenku pagi ini, kan?" Kensky berhenti, menepuk dahinya pelan. "Astaga, aku lupa. Maafkan aku Tanisa, saking sibuknya aku lupa memberitahu satu hal padamu." "Satu hal ... soal apa?" "Soal lamaran kerja yang aku ajukan tempo hari di perusahan yang kau referensikan. Ingat, kan?" "Aku ingat, terus?" "Aku sudah diterima dan pagi ini aku akan menghadiri wawancara di kantor itu." "Benarkah? Aku ikut senang, Sky. Lalu, di mana kamu sekarang? Kenapa ada suara kendaraan yang lewat?" "Aku sedang berjalan kaki menuju kantor itu. Jam sembilan nanti wawancaranya akan dimulai." "Jam sembilan? Ini masih jam tujuh, Kensky." Terdengar tawa Tanisa dari balik telepon. "Memang. Aku sengaja pergi lebih awal, karena aku ingin mampir ke Bebbi Caffe dulu untuk sarapan. Mungkin setelah wawancara aku akan ke apartemenmu dan____" Byur! Cipratan air tergenang itu membasahi tubuh, rambut, dan ponsel Kensky. Air yang berwarna cokelat itu bahkan berhasil masuk ke mulut Kensky saat sedang terbuka. Kensky segera memuntahkan air itu. "Sialan!" pekik Kensy dengan suara keras. Dilihanya sebuah mobil sedan hitam baru saja melewatinya. Kensky ingin berkomentar, tapi pikirannya kini tertuju kepada sahabatnya. Dengan cepat Kensky menempelkan kembali ponselnya ke telinga tanpa memperdulikan kondisinya dan mobil itu. "Halo, Tan? Halo?" Kensky menatap layar ponsel yang sekarang berwarna hitam. Dalam hati ia berkata, "Kenapa tidak ada suara, ya?" Kensky menekan tombol kunci untuk menyalakan layar yang sudah tidak bisa. Ia menekan lama dan ternyata ponselnya mati total. Kensky kembali mengingat daya batrei yang dilihatnya terakhir kali. "Perasaan dayanya penuh." Saking penasarannya Kensky kembali menekan tombol samping untuk menyalakannya, tapi hasilnya sama. Mati. "Sial!" dia berteriak keras, "Jangan bilang kalau ponselku rusak, Tuhan. Aku tidak punya uang untuk membelinya." Mata Kensky kini menatap pada dirinya sendiri. Rok hitam ketat dan licin yang panjangnya sampai paha itu sudah basah. Kemeja putih berlengan panjang itu pun telah berubah warna menjadi cokelat. Bahkan ia bisa merasakan jika pakaian dalamnya juga ikut basah. Kensky ingin menangis. "Ya ampun, bagaimana ini? Sebentar lagi kan aku ada wawancara," dengan kesal Kensky pun berteriak, "Dasar mobil sialan!" Tanpa disadarinya ternyata mobil itu sudah lama berhenti di dekatnya. Sosok dari balik kemudi pun keluar dan membuka pintu di bagian belakang. Kensky terdiam. Tatapannya terfokus pada lelaki bertubuh jangkung dan kekar. Lelaki itu turun dari mobil, rambutnya yang cokelat dan tampilannya yang berantakan terlihat memukau saat terkena sinar matahari pagi. "Ya, Tuhan," teriak Kensky dalam hati. Lututnya nyaris lemas saat lelaki itu berbalik, "Dia sangat tampan," puji Kensky saat melihat rahangnya yang tegas dan kokoh itu memiliki janggut. Mata abu-abu lelaki itu menatap tajam. Dengan langkah gontai ia mendekati Kensky lalu berkata, "Apa katamu tadi?" tanyanya pelan. Suara lelaki itu berat dan rasanya Kensky ingin pingsan saja saking tak tahan melihat ketampanan lelaki itu. Namun, perlakuan yang baru saja diterimanya membuat sikap garang Kensky pun seakan tergugah. Tatapannya yang tadi terkagum-kagum, kini berubah garang. "Kataku sialan, kenapa? Supirmu itu membuatku basah. Bukan hanya itu juga, tapi ponselku rusak akibat percikan air kotor itu." "Supirku?" Lelaki itu menoleh ke belakang untuk melihat pria berjas hitam yang kini berdiri di belakangnya, "Apa kau yang telah membasahinya?" Si supir itu menundukan kepalanya untuk meminta maaf, tapi lelaki yang merupakan pemilik mobil tersebut menghentikannya dan berbalik menghadapi Kensky lagi. "Dia tidak melihat air itu, Nona! Sama seperti Anda tadi waktu berjalan tanpa menggunakan mata Anda," bentaknya. Mata Kensky melotot sambil berkacak pinggang. "Ingat ya, Pak. Di mana pun Anda berjalan Anda harus menggunakan kaki Anda, bukan mata Anda! Lihat," Kensky menunjukan tubuhnya, "pakaianku kotor dan sebentar lagi aku ada wawancara " Supir itu spontan melangkah maju untuk meminta maaf, tapi lagi-lagi si pemilik mobil menghentikannya, "Apa yang Anda inginkan sekarang, Nona?" tanyanya kepada Kensky. "Minta maaf dan ganti rugi! Aku tidak minta banyak. Aku ngin kalian mengganti handphone-ku saja," Kensky menunjukkan ponselnya kepada mereka, "Lihat, benda ini sudah tidak bisa hidup lagi," katanya sambil menekan tombol untuk menghidupkan layar yang tidak lagi berfungsi." "Kau pikir kamu siapa?" Spontan ia menyebutkan nama, "Kensky, namaku Kensky Revina." Mata lelaki itu melebar. "Kensky Revina? Kenapa namamu bisa sama dengan calon istriku, ya? Atau mungkin kau adalah calon istriku?" katanya sambil menyeringai. Kensky tidak terpengaruh. Dia hanya terkekeh dan kembali menatap lelaki itu. "Nama boleh sama, tapi orangnya belum tentu sama, Pak." "Entahlah, lagi pula aku sendiri belum pernah bertemu dengannya. Tapi dari ciri-ciri kalian berdua sangat mirip," balasnya sambil memborong semua tubuh Kensky. Kensky semakin kesal. Ia tidak suka disamakan dengan orang lain. "Siapa pun Anda, aku tidak mengenal Anda. Dan asal Anda tahu, nama saya adalah Kensky Revina Oxley. Mungkin nama depanku bisa sama dengan nama calon istri Anda, tapi nama belakangku tidak mungkin. Terkecuali kami terlahir dari ayah yang sama." Lelaki itu terkejut. "Tapi nama kalian berdua sama. Nama lengkap calon istriku Kensky Revina Oxley." Kensky balas terkejut. "Itu tidak mungkin!" "Itu mungkin, Nona. Apa benar nama ayahmu Eduardus Oxley?" Kensky terdiam lagi. Mulutnya sampai terbuka lebar karena terkejut. "Bagaimana kau tahu nama ayahku?" Lelaki itu menyeringai. "Kalau begitu tebakanku benar, kan?" Dengan cepat ia mengulurkan tangan, "Perkenalkan, namaku Dean Bernardus Stewart. Aku calon suamimu, Nona Kensky Revina Oxley." Kensky menggeleng kepala. "Itu tidak mungkin, aku tidak mengenalmu." Dean semakin mendekati Kensky lalu berbisik, "Ayahmu sudah menjodohkan kita sejak kecil," Dean mundur beberapa langkah untuk menjauhi Kensky. Dengan tatapan menyelidik ia berkata, "Aku tidak menyangka ternyata calon istriku begitu cantik dan ...," Dean kembali mendekati Kensky dan berbisik, "sangat menggairahkan." Bola mata Kensky yang berwarna gold itu melotot. "Apa katamu?!" Kensky meraih sepatu flatnya dan memukuli tubuh Dean, "Dasar laki-laki m***m. Aku bukan calon istrimu! Aku tidak mengenalmu dan ayahku tidak pernah menjualku kepada lelaki sepertimu." Teriakan Kensky mengundang orang untuk menatap mereka. Dean yang memanfaatkan kesempatan itu dengan sigap menyambar sepatu Kensky hingga gadis itu semakin kesal. "Kembalikan sepatuku!" "Kau cukup berisik juga, ya?" Dean menarik sepatu itu dari Kensky dan melemparkannya ke tengah jalan, "Ambil sana jika kamu mau." Dengan kesal Kensky berlari ke tengah jalan untuk mengambil sepatunya. Ketika berhasil mengambil sepatunya, Kensky berbalik lalu melihat mobil Dean sudah tidak ada. "Dasar orang gila! Beraninya dia mengaku-ngaku calon suamiku!" Bersambung___

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.7K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.8K
bc

SESAL (Alasan Menghilangnya Istriku)

read
12.8K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.8K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.1K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.5K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
146.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook