bc

Stay With You

book_age16+
879
FOLLOW
3.1K
READ
possessive
badgirl
drama
comedy
bxg
humorous
highschool
cheating
secrets
sassy
like
intro-logo
Blurb

Cewek slengean ketemu sama cowok kalem.

Bagi Zila, ketemu Danial itu musibah. Suka ngatur, kalem banget, dan kadar kekerenannya itu hanya sekedar 0,5% saja menurutnya jika cowok tapi kalem.

Bagi Danial, ketemu Zila itu keajaiban. Cewek mana sih yang tidak bersikap manis padanya? Tapi anehnya, cewek itu masih suka bersikap bar-bar dan semena-mena alias sesukanya dia. Apa ada species cewek macam itu di bumi?

Dan tanpa ada yang bisa mencegah, rentetan peristiwa itu terjadi. Takdir mereka seolah telah tertulis dengan tinta hitam di atas kertas putih.

Ya, mutlak.

chap-preview
Free preview
Namanya Fazila
Zila berjalan santai di koridor sekolahnya, sembari bersenandung kecil. Semoga saja hari ini dewi fortuna sedang baik sehingga ia tak perlu merasakan hal-hal yang bisa mempengaruhi mood dan kesejahteraannya hidupnya selama hari ini. "ZILAAAAAAA!!!" Cewek yang dipanggil Zila itu menutup kedua telinganya kuat. Bisa-bisa ia mati muda kalau setiap hari mendengar teriakan seperti itu dari dua teman perempuannya—Nindi dan Maya. Mungkin dewi fortuna sedang ketiduran makanya lupa untuk mengirim nasib baik untuk Zila. Nindi alias si cewek kuncir kuda, menatap Zila geli. Pasalnya ia tau, kalau Zila itu sama sekali tidak suka berbagai jenis teriakan dari dirinya dan Maya, tapi hobi Zila sendiri kadang berteriak. Sungguh manusia yang tidak berkaca dengan diri sendiri. Sementara cewek berambut ikal dengan warna maroon itu mulai cekikikan. Ya, dia Maya.  "Sekali lagi teriak gue jait itu mulut kalian!" Gertak Zila, matanya yang berwarna hijau tua itu melotot. Serta rambut lurus sepunggung miliknya yang tergerai bergerak kesana kemari mengikuti gerakan kepala cewek itu. Menambah kesan lucu dirinya ketika sedang marah. "Uh-oh takutt..." Seru Maya dan Nindi. Geram, Zila menghampiri mereka. Lalu menginjak kaki yang beralaskan sepatu mereka satu per satu. Hingga teriakan korban injakan sepatu Zila itu menggema di sepanjang koridor. Cukup untuk mengawali hari di koridor sekolah yang lumayan ramai. ***** Fazila Friska Mayza, XI-IPA 2. Berulang kali Zila membaca tulisan di depan lokernya itu. Bukan, ia bukannya baru mengawali hari menjadi kelas XI. Tapi karena ia merasa senang, terutama masuk kelas 'pilihan' itu. Pilihan dalam tanda kutip antara sebagian orang harus bersyukur atau bahkan mengucap istigfar ketika memasuki kelasnya. "Fazila.." Suara seorang cowok membuatnya membalikkan badan dari loker miliknya. "Ya?" Tanya Zila bingung, ia tidak mengenal cowok itu. "Ck, baru kemarin jadian, udah sok gak kenal.”  Zila melotot sesaat, lalu mulai cengengesan. Sepertinya ia mulai mengingat, kemarin Zila ditantang untuk menerima seorang atlet badminton yang kebetulan saat itu memberi surat cinta oleh dua temannya. Tapi ia hanya ingat jika dia seorang atlet badminton, namanya Zila  pun tak tau. Dan cewek itu hanya mengiyakan, lagipula ia tak suka hp-nya sepi meski sebenarnya itu jarang terjadi. "Oh … Vigo?" Kali ini cowok di depannya itu melotot, mana mungkin ada yang lupa dengan nama kekasihnya sendiri. "Vigo siapa, Zil?"  "Eh … bukan ya? Hmm … Michael?" Atlet itu tampak mengernyitkan alisnya, mulai tak suka dengan berbagai nama yang keluar dari mulut Zila, dan tentunya kesal karena itu sama sekali bukan namanya.  "Gue Gevan, inget?" Akhirnya cowok itu menyebutkan namanya.  "Em, lupa. Hehe, yaudah ... Gue ini pikun, nama lo aja gainget apalagi cinta lo. Lupa gue! Putus aja ya, makasih udah mau nembak gue.." Dengan senyuman bak malaikat ala Zila, cewek itu berlalu meninggalkan Gevan sendirian. Ya, dia Zila. Siapa yang tidak mengenal cewek yang  suka rusuh itu? Rusuh dengan pacar-pacarnya yang bahkan dijamin ia pun tak akan ingat dengan nama mereka—pacarnya. Gevan hanya bisa tersenyum miris, setidaknya ia mempunyai gelar itu. Hm, mantan Zila. ***** "Hahaha … Anjir, enak banget lu mutusin cowok. Tampang sok malaikat pula, jijik banget gue!” ungkap Maya, ia mengusap sudut matanya yang berair akibat tertawa karena cerita Zila. Yah, kekonyolan Zila saat memutuskan pacar-pacarnya. "Elah, si Gevan Gevan itu kan cowok yang lu berdua tantang buat gue terima kemaren.." Zila menjawab sambil mengendikkan bahunya acuh, lalu mulai memakan gado-gado miliknya. "Iye monyet! Asem gue dengernya kayak lu terpaksa nerima gitu,” timpal Nindi, ia menusuk-nusuk bakso di mangkuknya sambil menatap Zila greget. "Ya, kan, emang anjir!" Ini memang jam istirahat, dimana menit-menit berharga seorang siswa setelah menjalani KBM yang pastinya menguras otak dan tenaga. Tentunya bisa digunakan untuk bercanda tawa dengan teman. "Eh, lo pada tau ga? Cowok yang cupu kemaren, yang jadi korban bully-nya Melly cs, yang suka pake kacamata Harry Potter, yang waktu itu—” "Onta! Lu ngomong belepotan gue tusuk nih,." Nindi mengacungkan garpunya ke depan wajah Maya dengan mimik wajah serius. "TTP kalik May," Sahut Zila juga, ia merasa tertarik dengan hot news ini. Tapi tidak suka dengan cara penyampaian Maya yang terkesan bertele-tele, tipikal Maya banget. "Dia ….” "Dia?” ulang Nindi dan Zila kompak, ck. "Pindah … hehe,"  Zila berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan pikiran si Maya. Dikira si cupu itu jadian dengan salah satu pembullynya seperti yang terjadi di sinetron-sinetron biasanya. Eh ternyata malah tidak. "Nyebat yuk!” bisik Nindi, pada dua anak setan di depannya. "Ga bawa gue, mungkin ketinggal di taksi kemaren,” sahut Zila spontan, membuat Nindi mendengus. "Lo kayak orang susah aja sih b**o?! Punya gue full kok, tenang. Lo May? Ikut ga?"  "Ikut dong! Hayuk!” Maya menggebrak meja kantin yang mereka duduki. Membuat Nindi dan Zila mendelik. Ketiga cewek dengan style berbeda itu pun bergegas meninggalkan area kantin, menuju rooftop pastinya. Tempat siswa lain biasa nyebat. ***** Nindi mematut dirinya di depan kaca wastafel, sembari merapikan kunciran kuda miliknya. Sementara dua temannya yang lain sedang asik buang hajat. Entah, Nindi sama sekali tak urus. Dia hanya ingin mematut dirinya di cermin ini. "AKHHH!! BASAH ANJIR, ZILA k*****t!" Terdengar pekikan keras ala Maya dari salah satu bilik toilet. "Woy berisik k*****t!" Balas Nindi, namun yang ia dengar setelahnya hanya suara tawa cekikikan Zila.  Hening, diam-diam Nindi menghembuskan nafasnya lega. Karena dua temannya tidak bacot lagi. Namun sepertinya itu mustahil,,  "ZILAAAA k*****t! KENAPA LU FOTO GUE? ADUH PASTI MUKA GUE KOCAK NAHAN BOKER ZILAAAA..."  Kali ini bukan hanya suara Zila tawa yang terdengar, Nindi pun tak bisa menahan ketawanya lagi. "HEH ANAK SETAN! KELUAR LU SEMUA.." Pekik Nindi setelah tawanya mereda.  Cklek Pintu bilik kedua terbuka, menampilkan sosok Zila yang sumringah sambil menenteng ponsel di tangannya.  "Psst Nin, liat deh.." Ucapnya, menyerahkan benda pipih nan panjang itu kepada Nindi. "Ha, hmptt.. Gila lo Zil, parah.." Susah payah Nindi mengatur suaranya agar tak terdengar oleh Maya. Cklek Pintu bilik pertama itu terbuka tanpa Zila dan Nindi sadari. Maya yang berniat mengagetkan keduanya pun melongo ketika melihat apa yang terpampang di ponsel milik Zila. Itu kan(?) "KYAAAA!! FAZILA FRISKA MAYZAAA! ITU FOTO AIB GUE ANJIR!!!"  Tanpa Maya tau, Zila dan Nindi sedang menghitung mundur  "Satuuu duaa tigaa.. " sebelum— "LARIII!!" Pekik dua orang itu secara bersamaan, membuat Maya yang kaget hanya bisa mengerjap tak sadar bahwa temannya sudah pada ngacir duluan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.5K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook