bc

Adventure in The Bryo Islands

book_age16+
49
FOLLOW
1K
READ
forbidden
time-travel
dominant
independent
decisive
mystery
male lead
others
selfish
like
intro-logo
Blurb

Ambisi yang sudah mendarahdaging dalam diri Lura, membuat laki-laki itu melakukan berbagai cara agar mendapatkan hasil yang terbaik dan selalu dipandang sempurna di hadapan orang lain. Namun, ketika ambisi itu harus diterabas oleh sebuah monster menakutkan apakah Lura akan tetap memiliki ambisi yang besar?

chap-preview
Free preview
1. Fontinalura Antisena
My first fantasy story. Happy reading!! Empat baris kursi bundar dengan jumlah 32 buah itu telah diduduki oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sistematika Tumbuhan. Lima menit lagi, pembelajaran akan dimulai. Ruang kelas yang digunakan untuk penyampaian materi sekaligus praktikum mata kuliah Sistematika Tumbuhan adalah sebuah Laboratorium Sistematika. Meja kayu panjang yang dapat digunakan sebagai alas menulis atau melakukan praktikum tersebut dapat menampung empat orang. Di balik meja terdapat empat kursi kayu bundar yang digunakan sebagai tempat duduk. Dua meja bersisian dengan dipisahkan oleh jarak sekitar 50 cm sebagai akses berpindah tempat atau jalan. Di tembok depan ruangan, terpasang dua white board bersisian yang dilengkapi dengan spidol dan penghapus papan. Di salah satu sisi pojok depan terdapat sebuah meja dan kursi berbahan kayu jati yang merupakan meja dosen. Di sisi kanan dan kiri ruangan terdapat almari dari kayu dengan pintu geser yang jendelanya terbuat dari kaca. Almari itu digunakan untuk menyimpan spesimen praktikum baik berupa awetan basah atau awetan kering serta terdapat beberapa alat laboratorium seperti mikroskop, loop, cawan petri, pinset, mortar alu, dan berbagai alat laboratorium yang lain. Di bagian belakang ruangan, terdapat almari tatakan yang digunakan untuk menyimpan awetan basah dalam botol-botol kaca. Berjarak satu meja dari mahasiswa yang duduk paling belakang, duduk dua orang mahasiswa semester tujuh yaitu Radula dan Mazila. Mereka berdua adalah dua mahasiswa yang diberikan amanah untuk menjadi asisten dosen, mendampingi mahasiswa kala praktikum atau mencatat nama-nama mahasiswa yang aktif dalam pembelajaran. Tepat pukul tujuh, seorang dosen senior memasuki ruang kelas. Layar proyektor yang menyala segera ia sambungkan dengan laptopnya dibantu oleh salah satu mahasiswa. Butuh waktu sekitar lima menit untuk menyambungkan laptop dengan proyektor beserta Power Point yang sudah tertampilkan di layar proyektor. “Baik. Selamat pagi. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” buka sang dosen—Bu Axilia, dosen senior pengampu mata kuliah Sistematika Tumbuhan. Semua mahasiswa muslim menjawab serentak salam tersebut. “Alhamdulillah hari ini kita dapat berkumpul dalam kelas dengan keadaan sehat. Semoga materi yang akan saya sampaikan pagi ini dapat menambah pengetahuan kalian akan berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita.” Bu Axilia menekan pointer yang ia pegang untuk mengubah tampilan slide ke slide berikutnya. Tampak di layar proyektor berbagai gambar jenis lumut. “Dapat kalian lihat, pada layar adalah berbagai jenis lumut yang tumbuh di bumi ini. Kira-kira apakah gambar tersebut merupakan jenis lumut yang sama?” tanya Bu Axilia dengan nada yang tenang tetapi tetap memancarkan ketegasan di dalamnya. Terdapat tiga mahasiswa yang mengangkat tangan. “Mbak Mazila dan Mas Radula, minta tolong nanti dicatat ya nama-nama mahasiswa yang berpartisipasi. Begitu pula dengan penanggung jawab mata kuliah agar juga menuliskan nama teman kalian yang berpartisipasi, ya. Agar tidak ada yang terselip,” ucap Bu Axilia sebelum memberikan kesempatan mahasiswa untuk menyampaikan jawabannya. Mazila, Radula, dan Lura—penanggung jawab mata kuliah Sistematika Tumbuhan mengangguk mengiyakan perintah Bu Axilia. “Saya pilih dari sisi kanan dan sisi kiri masing-masing satu orang ya. Silakan mbak, jawabannya apa?” Bu Axilia menunjuk seorang mahasiswa dengan kerudung warna abu-abu dan memakai kaca mata berlensa persegi. “Lumut daun, bu,” jawab mahasiswa itu. Bu Axilia mengangguk. “Bisa dijelaskan alasannya kenapa mbak mengatakan bahwa lumut itu adalah lumut daun?” “Karena talusnya berbentuk seperti daun.” “Kalau kamu, Mas?” tanya Bu Axilia pada mahasiswa laki-laki yang memakai kemeja kotak-kotak berwarna navy. “Lumut daun untuk gambar dua di atas. Sedangkan dua gambar di bawah adalah lumut hati, Bu” jawab mahasiswa laki-laki itu. Bu Axilia kembali mengangguk. “Alasannya apa?” “Sama seperti yang disampaikan oleh Anjunia bahwa lumut daun memiliki talus yang berbentuk seperti daun. Sedangkan lumut hati talusnya menyerupai bentuk love atau hati.” “Ya, benar. Jadi jawaban yang paling tepat adalah jawaban dari mas siapa namanya?” “Asmatamya, bu.” “Ya, Mas Asmatamya. Selain dari segi talusnya, terlihat bahwa bentuk sporofitnya berbeda. Setelah ini kita akan tahu perbedaan dari tiap-tiap jenis lumut.” Bu Axilia kembali menekan pointer berwarna hitam yang terdapat pada tangan kanannya. Slide selanjutnya menampilkan beberapa penjelasan dari lumut secara umum. Kelas materi berakhir hingga pukul 9.15. Mahasiswa diberikan waktu untuk mengistirahatkan pikiran selama 15 menit sebelum praktikum akan dimulai. Bu Axilia berjalan ke arah meja di mana Radula dan Mazila berada, membuat dua asisten dosen itu segera berdiri untuk menyambut kedatangan Sang Dosen. “Seperti biasanya ya. Praktikum maksimal berakhir pukul 11.30. Dan jatah makan siang kalian ada di meja Bu Mmachilia,” ucap Bu Axilia ketika sudah berada di hadapan dua asistennya. “Oh iya, jangan lupa dibentuk kelompok untuk kegiatan praktikum lapangan. Setiap kelas juga dipilih untuk kepanitian pelaksanaan praklap nanti,” lanjutnya. “Satu kelompok berapa mahasiswa ya, bu?” tanya Mazila. “Empat mahasiswa ya. Jika nanti jumlah mahasiswa dalam satu kelas tidak genap menjadi empat orang tiap kelompok boleh ada yang tiga mahasiswa atau lima mahasiswa, asalkan dibentuk kelompok dengan terdiri empat mahasiswa terlebih dahulu,” tegas Bu Axilia. “Baik, bu,” jawab Mazila. Diikuti dengan anggukan Radula. “Kalau begitu saya tinggal ke ruangan dulu ya. Jika ada hal yang tidak dimengerti atau mahasiswanya susah untuk diajak kerja sama silakan mengabari saya.” Setelah kedua asistennya mengangguk paham, Bu Axilia berjalan meninggalkan dua asistennya untuk menuju ke meja dosen membereskan laptop dan membawanya ke ruangannya. “Simpan handphone kalian jika tidak ingin kami sita. Silakan ambil satu botol awetan lumut yang ada di lemari sisi kiri kalian,” tegas Radula dengan suara dinginnya. 15 menit sudah berlalu, saatnya para mahasiswa bergelut dengan spesimen. Mahasiswa yang tadinya sedang fokus dengan handphone-nya masing-masing segera menyimpan handphone di dalam tas. Suara berisik dari obrolan antar-teman pun seketika sunyi. Jika Radula sudah membuka bibirnya, maka semua orang tidak akan ada yang berani berbuat macam-macam. Tatapan laki-laki itu tegas dan menakutkan. Lirikan kecil yang kerap ia tunjukkan pada mahasiswa yang banyak omong tetapi kerja nol membuat mereka ketakutan dan segera berhenti berbicara. Salah satu perwakilan kelompok mengambil botol kaca yang berisi awetan lumut. Praktikum Sistematika Tumbuhan selalu berkelompok sejak awal, tetapi pengerjaan laporan praktikum selalu individu. Boleh saling bertukar pendapat dan pengetahuan asal setiap mahasiswa memiliki laporannya masing-masing. “Sebelum kalian mulai praktikum, silakan dibentuk kelompok! Tiap kelompok empat orang, ya. Kami beri waktu 15 menit dan Lura harus sudah menyerahkan daftar nama kelompok tersebut. Kelompok ini digunakan untuk kegiatan praktikum lapangan dua bulan lagi,” jelas Mazila. Kelompok untuk praktikum di dalam laboratorium hanya terdiri atas tiga atau dua mahasiswa sehingga untuk kelompok praktikum lapangan harus membentuk ulang kelompok. Suara bising mahasiswa untuk membentuk kelompok memenuhi Laboratorium Sistematika. Suaranya menyerupai kebisingan tawon yang berkumpul. Radula pun berdehem untuk meredam kebisingin yang disebabkan oleh mahasiswa itu. Dan usaha yang dilakukan oleh Radula sangat efektif ketika suasana kelas telah menjadi lebih hening. “Waktu sudah berjalan lima menit. Lura, jangan lupa segera menyerahkan daftar nama kelompok pada kami 10 menit ke depan!!” tegas Mazila. Lura pun dengan tegas meminta teman-temannya segera menyetorkan nama teman kelompoknya. Jika ia tidak menjadi penanggung jawab mata kuliah dengan baik, namanya akan buruk di hadapan asisten dosen dan dosen. Ia tidak mau hal itu terjadi. Dirinya selalu berusaha tampil terbaik—sempurna di depan siapa pun. Maka ia tidak mau menodainya dengan kesalahan yang tidak ia perbuat. “Cepetan!!” ucap Lura dengan terburu kepada teman-temannya. Lama-lama ia kesal dengan teman-temannya yang suka lama dalam mengerjakan sesuatu. Masih kurang dua kelompok yang belum terbentuk. Sedangkan waktu tersisa hanya tiga menit. Dasar teman-temannya yang suka ribet sehingga membentuk dua kelompok saja susahnya minta ampun. Jumlah sudah tepat 8 orang, tinggal membagi menjadi dua kelompok masih terjadi cekcok yang tidak penting. Berbagai alasan diutarakan karena tidak mau berkelompok dengan si ini atau si itu. “Kalau kalian tidak mau membentuk kelompok, nggak usah ikut praktikum lapangan saja!!” kata Lura dengan pedas. Ia kesal dengan kelakuan teman-temannya. 8 mahasiswa itu pun dengan berat hati membagi diri menjadi dua kelompok. Wajah masam karena tidak satu visi terlihat jelas. Namun, Lura tidak peduli. Asalkan reputasinya menjadi mahasiswa yang selalu baik, pandai, cepat dalam melakukan sesuatu tetap baik dan tidak tercoreng. “Ini, mbak.” Lura menyerahkan selembar kertas yang berisi daftar nama kelompok. Tulisan Lura cukup rapi, tidak seperti tulisan beberapa mahasiswa laki-laki lain yang cenderung mirip coretan kaki ayam. Mazila mengangguk. Tidak lupa perempuan itu mengucapkan terima kasih meskipun dengan wajah datar. Memang setiap asisten dosen mata kuliah seringnya memiliki wajah dingin dan datar, membuat mahasiswa tidak berani berbuat macam-macam. Setelah itu, kegiatan praktikum pun dimulai. Mahasiswa diminta menggambar morfologi lumut yang ada di hadapan mereka. Tidak lupa, mereka juga harus menyertakan bagian-bagian dari lumut tersebut. Tidak hanya satu jenis lumut, akan tetapi tiga jenis lumut yaitu lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk. “Waktu kalian untuk ACC hasil mengerjakan gambar tersisa 15 menit lagi. Jika sampai pukul 11.30 belum juga menunjukkan hasilnya pada kami maka silakan minggu depan menggambar ulang,” ucap Mazila. Baru dua kelompok yang sudah menunjukkan hasil gambarnya dan mendapatkan paraf karena mengerjakan dengan benar. Apabila dalam hasil mengerjakan ada yang tidak tepat, mereka harus membenarkan dengan segera. Tentu tidak boleh mencontek jawaban kelompok lain yang sudah benar. Netra Mazila dan Radula sangat tajam, sehingga jika ada kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa, dengan tidak segan mereka akan menghukum mahasiswa dengan mengerjakan laporan lima kali lipat atau membersihkan laboratorium. Cara itu cukup efektif karena hingga saat ini, belum ada mahasiswa yang berbuat curang. “Yang sudah selesai ACC silakan keluar. Jangan bikin keributan karena mentang-mentang kalian sudah selesai duluan. Hargai teman kalian yang lain,” sindir Radula pada kelompok yang berbincang dengan suara berisik. Mahasiswa yang sedang disindir itu pun segera mengemasi barang-barang mereka. Kemudian mereka berpamitan untuk keluar kelas. Mereka tentu tidak ingin mendapatkan ocehan pedas dari Radula apalagi hukuman, maka keluar dengan cepat menjadi pilihan yang paling tepat. Akhirnya sisa mahasiswa yang masih berada di dalam kelas merasa lega karena berhasil menyelesaikan laporan tepat waktu dan tidak ada revisi. Mereka keluar dari kelas dengan hati yang lapang. Mata kuliah Sistematika Tumbuhan memang selalu horor. Terlambat beberapa detik dari jam masuk maka akan dapat ocehan panjang dari dosen. Setelah mendapatkan ceramah gratis, mahasiswa juga diminta untuk meninggalkan kelas, tidak boleh mengikuti perkuliahan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.2K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.4K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.6K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.9K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook