bc

Forever Love

book_age16+
1.9K
FOLLOW
31.2K
READ
friends to lovers
goodgirl
independent
drama
city
cheating
first love
friendship
lonely
friends
like
intro-logo
Blurb

Pada usia pernikahannya yang baru satu bulan, Putri Aurora mendapati kenyataan bahwa dia diselingkuhi oleh suaminya. Karena tak bisa lagi percaya meski sang suami telah meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi, Aurora memutuskan untuk bercerai.

Sementara itu, ada Satria Dirgantara yang merupakan sahabat Aurora ternyata masih memendam perasaannya pada perempuan itu. Perceraian Aurora dengan suaminya membawa Dirga pada sebuah keputusan untuk mengungkapkan perasaannya pada perempuan itu.

Aurora trauma untuk kembali menjalani pernikahan. Pun statusnya sebagai seorang janda membuatnya insecure untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, sekalipun orang itu adalah Dirga.

Akankah Aurora bisa membuka hatinya kembali? Apakah Dirga memiliki kesempatan untuk memenangkan hati Aurora?

Cover designed by @fauzi_alieef

chap-preview
Free preview
When I See You With Another Woman
Aurora masih berdiam diri di kamar mandi sejak setengah jam yang lalu, bersandar pada dinding keramik putih sambil menggenggam testpack dengan dua garis merah tercetak di sana. Seharusnya dia bahagia, seharusnya yang dia lakukan sejak tadi adalah kembali ke kamar dan memeluk kekasih halalnya sembari membisikkan kalimat “aku mencintaimu”. Lalu dia akan menyerahkan bukti bahwa di dalam rahimnya saat ini telah tumbuh buah cinta mereka. Seharusnya. Itu akan terjadi jika sekarang Aurora berada di rumah bersama lelaki itu dan rumah tangga mereka baik-baik saja. Sayangnya, semua itu hanyalah harapan semu. Sedetik kemudian yang muncul dipikiran perempuan itu adalah berbagai ingatan tentang suaminya, kenangan-kenangan bersamanya sejak mereka berpacaran hingga menikah. Kemudian ulu hatinya terasa seperti ditusuk belati ketika ingatannya sampai pada momen di mana dirinya mengetahui dengan mata kepalanya sendiri bahwa suaminya bermain api di belakangnya. Malam itu, ketika seharusnya mereka merayakan satu bulan pernikahan mereka. *** FLASHBACK ON Aurora membereskan barang-barang di meja kerjanya, bersiap untuk pulang karena jam kerja sudah selesai. Bahkan sejak setengah jam yang lalu, sebenarnya. Namun dia memilih untuk menunggu Reyhan sampai lelaki itu selesai dengan pekerjaannya agar mereka bisa pulang bersama. Denting notifikasi di ponselnya membuat Aurora menghentikan kegiatannya merapikan meja kerja. Melihat nama sang suami tertera di layar ponsel, buru-buru perempuan itu membukanya. Reyhan Abimanyu: Sayang, maaf, hari ini aku lembur. Kamu pulang duluan saja, ya Rara menghembuskan napas dengan sedikit kecewa. Rencananya dia akan membuat masakan spesial malam ini, untuk merayakan satu bulan pernikahannya dengan Reyhan, suaminya. Mungkin terdengar berlebihan, tapi Rara sangat ingin merayakannya. Tapi ya sudah, dia masih bisa melakukannya di lain waktu. Besok malam, mungkin. Atau weekend nanti. Dengan berat hati, Aurora membalas pesan tersebut. Putri Aurora: Iya, Sayang. Kalau begitu sampai bertemu di rumah. Mau aku masakin sesuatu untuk dinner nanti?” Reyhan Abimanyu: Nggak perlu, Sayang. Nanti aku delivery saja. Kamu hati-hati di jalan. See you :* Putri Aurora: Oke. See you :* Selesai merapikan barang-barang di meja kerja, Aurora keluar dari ruangannya. Di depan pintu, dia mendapati Reyhan menghampirinya. “Hei..” Reyhan menyapanya dengan senyum. “Loh, katanya masih ada yang harus dikerjakan?” Aurora mengerutkan dahinya, bingung karena melihat Reyhan justru menghampiri dirinya. “Iya, mau nyamperin istriku sebentar,” jawabnya, lalu mendekati sang istri. Tanpa aba-aba lelaki itu menempelkan bibir mereka. Aurora refleks mendorongnya pelan. “Nanti ada yang melihat, Mas,” ucap perempuan itu dengan sedikit berbisik. Hanya seringai lebar yang keluar sebagai jawaban dari Reyhan. “Happy one month anniv, maaf ya nggak bisa pulang cepat,” ucapnya, kembali mengecup istrinya. “Nggak apa-apa, Mas. Mumpung masih di sini, mau aku buatkan kopi?” ujar Aurora tersipu. “Nggak, aku sudah buat kopi tadi.” Rara mengangguk paham. “Ya sudah sana, lanjutin kerjanya, aku pulang dulu,” pamit Aurora seraya mengecup pipi lelaki itu. “Iya, hati-hati,” Aurora mengangguk sebagai jawaban. Reyhan mengantarnya sampai lobi kantor, lalu kembali ke ruangannya setelah taksi yang dipesan Aurora datang. Ini adalah pertama kalinya Aurora pulang sendiri setelah menikah. Bahkan sejak pacaran pun, Reyhan yang lebih sering mengantarnya pulang ke kontrakannya dan Gina—sahabat Aurora. Bisa dihitung jari berapa kali dirinya pulang sendiri seperti saat ini. Sesampainya di rumah, sepi adalah sesuatu yang menyambut perempuan berambut panjang itu. Dia menghidupkan lampu-lampu karena hari semakin gelap. Matahari sudah hampir tenggelam sepenuhnya. Setelah itu dia bergegas membersihkan diri dan memeriksa isi kulkas, menimbang apa yang bisa dimasak untuk makan malam. Yang tersisa hanya sebalok tempe dan dua buah timun. ‘Makan di luar aja deh kayaknya,’ Aurora membatin. Makan malam di luar tidak akan menyenangkan jika dilakukan sendiri, maka setelah beres memeriksa isi kulkas dia meraih ponselnya dan menghubungi Gina, sahabatnya. Putri Aurora: Sendiri nih di rumah. Dinner bareng, yuk. Aku traktir deh.. Regina Putri: Asik ditraktir manten baru. Kuy lah! Mau dinner di mana? Eh aku deh yang nentuin, kan mau ditraktir wkwk. Ke cafe yang di dekat Togamas itu yuk? Sekalian ngopi. Aurora: Oke Tidak sampai satu jam kemudian Gina sudah berada di depan rumahnya, mengetuk pintu dengan tidak sabaran seperti biasanya. “Duh bisa nggak sih ketuk pintu tuh jangan bar-bar?” “Hehe nggak seru aja ketuk pintu lemah lembut kayak kamu,” jawaban Gina seperti biasanya. “Yuk langsung.” Aurora mengangguk mengiyakan ajakan sahabatnya. Dia juga sudah lapar sejak menunggu Gina menjemputnya dari tadi. Namun saat dirinya melihat ke arah mobil, bukan mobil Gina yang ada di halaman rumahnya saat ini. “Loh?” Rara menatap bingung ke arah Gina. Dia pikir mereka akan pergi dinner berdua saja. Ralat, bertiga, sebab tadi Gina meminta ijin untuk membawa Edo—kekasihnya ikut serta. “Hehehe, sorry. Aku ajak Dirga juga tadi. Kan nggak seru lah kalau kita hanya bertiga saja. Kamu jadi nyamuk nanti. Lagian kalian kayaknya sudah lama nggak bertemu. Terakhir bertemu sewaktu nikahan kamu, kan?” Aurora mengangguk pelan, dengan canggung mengikuti Gina melangkah menuju mobil Dirga. Entah kenapa tiba-tiba perasaan gugup datang, tapi sekuat tenaga perempuan itu berusaha menutupinya. “Hai, Ga. Long time no see,” sapanya pada Dirga setelah dia duduk nyaman di kursi penumpang tepat di belakang seseorang yang bernama Dirga. “Yeah long time, nice to see you again, Ra,” balas Dirga santai, seraya meliriknya dari kaca spion tengah. Aurora membalas lirikannya dengan tersenyum canggung. Setelah memastikan kembali di mana mereka akan dinner, Dirga melajukan mobilnya menuju Kotabaru. Sepanjang jalan Aurora lebih banyak diam, hanya mendengarkan obrolan dua lelaki di depan dan Gina yang sering ikut masuk ke dalam obrolan. Sedangkan dirinya hanya merespon jika ditanya. Suasana cafe yang mereka datangi tidak begitu ramai, masih banyak meja kosong yang tersisa. Empat orang itu memilih duduk di ujung ruangan, persis menghadap jendela. Ini adalah pertama kalinya Aurora makan malam di luar bersama mereka setelah menikah. Baginya menyenangkan sekali bisa berkumpul lagi, di luar kecanggungan yang ada antara dirinya dan Dirga. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Aurora mengecek ponselnya, melihat adakah notifikasi dari suaminya. Balasan dari pesannya tadi yang menanyakan apakah lelaki itu sudah makan. Tidak ada. Barangkali memang pekerjaannya sedang menumpuk, pikirnya. Aurora kemudian mengirim pesan lagi padanya untuk tidak lupa makan, setelah itu fokus kembali kepada teman-temannya. Tapi, sesuatu menarik perhatian netranya ketika dia tidak sengaja melihat ke arah parkiran cafe. Mobil yang sangat dia kenal baru saja memasuki halaman parkir cafe tersebut. Tapi… “Loh Ra, ngajak Mas Rey ke sini juga?” Gina lebih dulu bertanya. Aurora menggeleng tidak yakin. Tadi dia sempat mengabari lelaki itu kalau dia akan dinner di luar bersama teman-temannya, tapi tidak menyebutkan tempatnya. “Itu, Riska?” Dirga bertanya dengan nada heran. “Hah? Eh iya. Riska yang dulu suka sama kamu itu kan, Ga? Kok bisa sama Mas Rey?” tanya Gina entah kepada siapa. Tanpa berniat menjawab pertanyaan Gina, Aurora mengamati mobil Reyhan. Dia pikir suaminya akan dinner di dekat kantor atau delivery seperti yang tadi dikatakan Reyhan. Namun yang lebih membuat perempuan yang malam ini memakai terusan selutut itu penasaran, kenapa suaminya bisa bersama Riska? Aurora tidak tahu kalau mereka saling mengenal. Belum terjawab rasa penasarannya, tiba-tiba dua manusia di dalam mobil itu menyuguhkan pemandangan menjijikkan di depannya dan teman-temannya. Aurora tidak tahu bagaimana perasaannya ketika menyaksikan pemandangan itu, tapi yang dia lakukan beberapa detik kemudian adalah menghampiri mereka di mobil suaminya itu. Ketukan keras di jendela mobil membuat dua manusia di dalam mobil tersebut terlonjak kaget dan menghentikan aksi ciuman panas mereka, lalu mata keduanya membola saat mendapati bahwa Aurora adalah orang yang mengganggu kegiatan mereka. “Sayang...”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook