bc

Welcome on Board

book_age18+
406
FOLLOW
1.8K
READ
billionaire
contract marriage
love after marriage
CEO
boss
mafia
detective
multiverse
crime
wife
like
intro-logo
Blurb

[BREAKING] Pesawat The Wisaka Airlines, tipe boeing 777-300ER dan nomor penerbangan TWA-756 dengan rute penerbangan Perth, Australia- Metropolis, Indonusia dilaporkan hilang kontak dengan Air Traffic Controller Perth International Airport di ketinggian 19900 feet pada pukul 7:10 pm di atas Indiana Ocean. Diketahui TWA-756 mengangkut tiga ratus penumpang dengan lima belas kru pesawat termasuk Captain Baskara Mannue dan First Officer Claude Sasongko. Hingga berita ini di turunkan belum ada kabar terkini terkait keberadaan TWA-756. (Source: Australia Times)

Cover : Original

Model Art

• seventeen-17.com

• kakaoent.com

Font

Roboto

Sharon

Photograph Signature

chap-preview
Free preview
Percakapan di Longue
Exmouth, Australia - May 2021 [One hour before boarding] Dari tempatnya berdiri sekarang Annelyn Sasongko dapat melihat jajaran pesawat berbagai maskapai yang terparkir di Apron Airport Perth Australia menunggu giliran untuk lepas landas. Beberapa tahun terakhir pemandangan ini lah yang selalu mengisi kehidupannya setelah menjadi Chief Executif Officer di Silvetter Private Limited salah satu anak perusahaan one tier dari Sasongko Holdings, jabatan yang Annelyn Sasongko pikul tanpa kompromi setelah keputusan sepihak ayahnya tiga tahun yang lalu. Annelyn Sasongko tetap menikmati berada dalam kebisingan bandara dan duduk berjam-jam di dalam pesawat walaupun bagi orang lain itu tidak menyenangkan sama sekali, dia hanya menikmati setitik mimpinya yang tidak bisa digapai- dia menyukai euphoria terbang walaupun bukan dia yang menerbangkan pesawatnya. "Anda juga mengagumi sebuah pesawat terbang?," perkataan dari arah sampingnya membuat Annelyn Sasongko mundur ke belakang sambil memegang dadanya karena cukup terkejut walaupun pria itu tidak mencoba mengejutkannya. Pria itu meringis dan memasang wajah menyesal. "Sorry, tidak bermaksud mengejutkan kamu." Annelyn berdehem kembali menormalkan ekspresi dan posisinya, ia kemudian ikut memandang ke depan dimana beberapa ground crew entah itu dari maskapai atau airport mulai melakukan pre flight checklist –kegiatan yang selalu mereka lakukan untuk menjamin keamanan aircraft sebelum mengudara. "Kenapa anda bisa menyimpulkan seperti itu?" "Ya karena your eyes tell everything, beberapa orang memang begitu kan? tatapn menyiratkan segalanya." Pria itu mengendikan bahu nya, dan Annelyn tersenyum tipis menyadari orang asing di sampingnya itu dapat menebak dengan benar. "Jadi jawabnya?" tanyanya melanjutkan. "Yeah, I love it really." "Seperti anak kecil itu?" Pria itu menunjuk anak kecil yang menempelkan wajahnya tepat di wall glass juga ikut melihat jajaran pesawat yang terparkir tidak jauh dari mereka dengan salah satu tangannya memegang miniatur sebuah pesawat terbang. Annelyn tergerak dia terkekeh saat menyadari perbandingan konyol yang di berikan pria itu kepadanya- dia menyamankan-nya dengan seorang anak kecil, how's funny! ”Maybe right, likes that kid.” "Eumm tapi dengan your formal wear, saya rasa anda tidak cocok sama sekali." Annelyn kembali melihat penampilannya sore ini, setelan kerja berwarna pastel yang sangat kontras dengan uniform Hitam-Putih khas Pilot, dia terlalu cerah dan berwarna berbanding terbalik dengan beberapa pilot yang memang sedari tadi berlalu lalang. "Ya dan anda benar lagi tentang hal itu." "Saya juga suka." "Pardon me?” "Ups I mean, Pesawatnya ..." katanya terkekeh dengan reaksi terkejut Annelyn. "... tapi terkadang saya juga muak." "Muak? Karena?" "Karena selalu ada di dalam pesawat pergerakan terbatas dan percayalah kamu pasti tidak akan suka mendengar cerita-cerita para penumpangnya." "Dua hal yang kontradiktif saya tebak?" "Ya seperti selamat datang dan selamat tinggal. Meninggalkan dan menyambut yang baru semacam cerita seperti itu." "Dan jangan lupakan sebuah pelarian," tambah Annelyn dengan suara pelan. Pria itu terkekeh kecil, "Water?" Pria itu menyodorkan sebotol air mineral kearahnya, pria itu sangat well prepare dan Annelyn semakin yakin kalau pria disampingnya adalah seorang traveler. "Anda kelihatan pucat dan- bibir anda kering pecah-pecah. Bukan bermaksud untuk-" "Thank you.” Annelyn menghentikan perkataan pria itu dengan mengambil botol air mineral berukuran traveler friendly yang disodorkan kepadanya. Annelyn tidak pernah seperti ini sebelumnya- menerima pemberian orang asing, namun entah mengapa hari ini dia kelihatan berbeda dan sedikit tidak rasional. Mungkin itu terjadi karena percakapan terakhirnya bersama sang Papa- Abraham Sasongko yang membuatnya seperti itu. "So, Indonusia?" "Sorry?" "Your flight today.” "Yes.” "Berarti kita sama." Annelyn mengangguk sopan, dia membasahi tenggorokannya dengan air mineral pemberian si stranger di sampingnya. "Setelah perjalanan bisnis?" "Yeap Perth, as you can see lalu bagaimana dengan anda sendiri?" Annelyn terang-terangan menatap pria di sampingnya mencoba menemukan jawaban dari pertanyaan lewat pakaian pria itu. "Liburan, saya menghabiskan waktu yang menyenangkan di Exmouth dan Coral beach." Oh jadi dugaannya benar, pria itu seorang traveler. Annelyn mengangguk menyetujui, pakaian casual yang dikenakan pria itu sangat suitable dan traveler sekali. - celana bahan hitam, sweater coklat dan koper hitam lumayan besar. Cukup untuk menggambarkan kebenaran dari perkataan pria itu dan Annelyn mulai membayangkan berapa banyak oleh-oleh yang ada di koper besar milik pria itu. Mungkin cukup untuk dibagikan kepada keluarga besarnya. "Liburan saat bukan musim libur?" tanya Annelyn dia terdengar agak skeptis. Pria di samping Annelyn terkekeh lagi mendengar pertanyaan yang diajukan kepadanya. She is such frontal girl, pikir pria itu di dalam otaknya. "Seperti tebakan anda sebelumnya, saya melarikan diri sejenak dari kemelut kehidupan." "Hidup berat?" "Yeah, my mom always ask me to get married. Setiap hari dan saya jengah so that's why I am here liburan dan menikmati Coral beach dan Ningaloo Marine Park ide yang bagus bukan untuk melarikan diri?” "Yah sounds great jadi bagaimana liburan anda. anda pasti memiliki waktu yang menyenangkan di sana." "Cukup menyenangkan dan ampuh untuk melarikan diri, anda tidak mengunjungi tempat wisata apapun?" "Hanya cape range National Park, oh iya saya baru dari Exmouth juga untuk bisnis sih.” "Wah," pria itu berdecak menyayangkan. "Anda menyia-nyiakan waktumu yang berharga di Perth." Annelyn mengangguk menyetujui, "Yes I am.” "Ann?" Panggilan dari belakang membuat Annelyn dan sang pria asing menoleh kebelakang dimana dia menemukan Claude Sasongko dengan Pilot uniform tengah berdiri tegap dengan Nav bag hitam di tangan kanannya. "Oh-" dan belum sempat Annelyn menghindar tubuhnya terdorong mundur ke belakang karena tubrukan tubuh besar Claude Sasongko-kembarannya. "Akhirnya gue ketemu lo juga woi.” Claude mengeratkan pelukannya tidak peduli dengan keadaan orang-orang sekitar yang menatap mereka penuh minat. Rekan kerja Claude dan beberapa flight attendant bahkan berhenti hanya untuk melihat Claude yang memeluk seorang wanita- kejadian yang tidak wajar bagi mereka karena setahu mereka Claude itu dikabarkan anti dengan wanita dan mereka bahkan menganggap Claude gay. "Duh everyone watching, Claude lepas." "Gue kangen bangat sama lo tahu, terakhir kita ketemu lama banget setahun yang lalu. Lo dengan meeting sialan itu dan gue dengan flight keliling dunia." Annelyn tidak menapik kalau dia juga merindukan kembarannya itu walaupun lima tahun lalu dia kecewa dia tidak pernah sedikitpun membenci Claude dia bangga dengan Claude yang akhirnya menjadi seorang Pilot mewujudkan cita-cita mereka. Hanya saja Annelyn sedikit malu untuk bertemu Claude dia tidak tahu bagaimana menghadapi Claude setelah apa yang terjadi kepada mereka. Butuh perjuangan bagi Annelyn untuk melepaskan lilitan Claude dia mundur satu langkah ke belakang untuk menatap Claude. "Teman kamu menunggu Claude. Dan aku percaya you need to go to garbarata right now karena semua orang mulai melihat kamu dengan tatapan wah kamu mengerti maksudku." Peringat Annelyn matanya menatap kebelakang punggung Claude, dimana banyak pasang mata menatap mereka terang-terangan dan beberapa dari mereka juga memasang wajah kesal karena berprasangka kalau pilot mereka menghabiskan waktu sia-sia dan membuat waktu boarding mereka mundur. Claude ikutan menoleh dan tertawa kecil dia mencuri pandang ke sekeliling longue dimana hampir seluruh pasang mata melihatnya penasaran bahkan Baskara Mannue terus melirik jam tangannya memberi isyarat kepada Claude kalau mereka harus masuk ke dalam pesawat dan menyiapkan segalanya. "Flight ke Metropolis kan Kak?" tanya pria itu memastikan. "Ya betul." "Thanks god finally! I am your captain then.” Annelyn ikut tertawa kecil saat Claude tergelak jumawa khas pria itu. "Suatu kehormatan." “So this is for the first time huh, tapi jangan khawatir karena you are in good hands so see ya soon sister.” Claude maju memeluk sekilas Annelyn lalu mendaratkan kecupan sayang di kening kembarannya itu sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pesawat. "Anda tidak bilang kalau your brother is the pilot for this flight.” Sang pria asing kembali mengintrupsi Annelyn yang memandang punggung Claude menjauh. "Anda tidak bertanya kepada saya.” “Ounch my bad, ngomong-ngomong nice to talk with you miss–” "Annelyn." "Miss Annelyn," kata pria itu tersenyum. “Nice to talk with you too sir–” "Radean," kata Radean masih tersenyum. "Radean." Ulang Annelyn tersenyum.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.3K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.4K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.2K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
51.9K
bc

Pesona Mantan Istri Presdir

read
13.7K
bc

KUBELI KESOMBONGAN IPARKU

read
45.1K
bc

Pengganti

read
301.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook