bc

Chips (Kehormatan dan Cinta)

book_age18+
214
FOLLOW
1K
READ
spy/agent
revenge
second chance
gangster
mystery
lucky dog
male lead
realistic earth
crime
like
intro-logo
Blurb

The Next Big Name_ Male Lead

Kehormatan dan cinta adalah dua kata yang saling berkaitan. Seorang Arsen harus menjalani kehidupan keduanya menggunakan chips pada tubuhnya. Hal itu membuatnya tidak mengingat kenangan apa pun yang terjadi di antara dirinya dengan Giselle. Pekerjaan sebagai pengawal Winata Yoga membuat Arsen harus bekerja ekstra untuk melindungi Giselle. Gadis yang sebelumnya selalu membuat harinya berbunga.

Chips yang terpasang pada tubuhnya membuat ingatannya tentang Giselle tidak teringat sempurna. Hilangnya Giselle membuat lelaki itu semakin khawatir. Sistem chips pada tubuhnya seolah bereaksi setelah ia menemukan kembali sang gadis.

Konflik yang terjadi antara Winata Yoga dan Adi Putro kian meruncing. Keluarga Winata Yoga mendapat ancaman dan teror. Arsen kembali memasag badan untuk melindungi keluarga Winata Yoga dari ancaman.

Sebuah kisah heroik yang menceritakan kisah pria yang memiliki loyalitas tinggi terhadap atasannya. Sebuah nyawa tidak ada lagi artinya untuk menunjukkan rasa hormatnya

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Tubuh tegap itu berlumuran darah. Giselle hanya bisa menangis melihat tubuh pria yang selalu menemani hari-harinya mulai melemah. Arsen menatap sayu wajah cantik sang gadis. Tangannya yang bersimbah darah memegang pipi mulus gadis yang telah menemani waktunya sejak lama. “Ka--mu janji ha--rus bisa jaga diri sendiri.” Arsen mengusap air mata Giselle. Ia tidak ingin sang gadis cengeng karena melihat keadaannya yang memburuk. “Uncle! Aku enggak mau! Uncle harus sembuh. Bukannya Uncle udah janji bakal ngajak aku keliling Amerika. Kita lihat patung liberty bersama dan kita menginap di mansion layaknya artis Hollywood.” Giselle merengek. Ia tidak mau kehilangan lelaki yang telah melindunginya dan selalu mempertaruhkan nyawa demi keselamatannya. Arsen tertembak saat melindungi Giselle. Penyerangan di kediaman Winata Yoga membuat beberapa pengawal mengalami luka.  Desingan peluru berulang kali memekakkan telinga. Kepulan asap seolah tidak berhenti saat memakan satu korban jiwa. Peluru yang harusnya menembus tubuh Giselle justru bersarang pada Arsen. Pengawal kepercayaan sang ayah yang selalu menjadi barisan terdepan di keluarga Winata Yoga. Sebelum insiden itu terjadi, kondisi kediaman Winata Yoga masih aman-aman saja. Bahkan terlihat damai dan semuanya tampak baik-baik saja. Semua keamanan bekerja seperti biasanya. Hanya saja Arsen merasa kesusahan karena harus mengurus Giselle. Gadis berusia 22 tahun yang merupakan pewaris tunggal keluarga Winata Yoga. Mahasiswa semester akhir itu selalu menunjukkan sikap manjanya kepada Arsen sejak dulu. Lelaki yang awalnya terlihat menakutkan bisa membuat Giselle nyaman bila di dekatnya. Arsen selalu mengurus semua kebutuhan Giselle tanpa terkecuali. Lelaki itu pula selalu memilah teman Giselle. Tidak jarang banyak teman Giselle yang menganggap jika Arsen adalah kakak Giselle. Banyak dari mereka yang sengaja mendekati Arsen, tetapi Giselle langsung menolaknya. Ia tidak suka jika ada teman wanitanya yang mendekati Arsen. Arsen mengetuk pintu kamar berulang kali. Setiap pagi, lelaki yang telah bekerja di keluarga Winata Yoga sejak usia 25 tahun itu harus membangunkan Giselle. Puteri tunggal Winata Yoga yang telah menjadi tanggung jawabnya selama beberapa tahun terakhir. Winata Yoga mempercayakan sepenuhnya keamanan Giselle kepada Arsen. Ia tidak ingin sang putri mendapat ancaman dari luar karena dampak hubungan tidak baik sang ayah dengan beberapa pengusaha. Kebijaksanaan yang diterapkan Winata Yoga sejak beberapa tahun lalu membuat seringkali keluarganya mendapat teror. Entah ada kiriman paket misterius atau ada saja yang selalu mengawasi keadaan rumah mereka. “Giselle!” Arsen kembali mengetuk memastikan jika gadisnya telah bangun. Gadis yang selalu bersikap manja kepadanya sejak kecil itu selalu membuatnya tidak bisa tidur karena memikirkannya. Hingga saat Giselle dewasa, Arsen mulai berani menunjukkan perhatiannya pada gadis tersebut. “Uncle Bro, ini masih pagi ....” Giselle membuka pintu dan terlihat mengucek kedua matanya. “Pagi? Hei, lihatlah ini sudah pukul sepuluh pagi. Apa aku harus menelepon Tuan Winata agar kamu bangun dan berangkat ke kampus?” “Uncle Bro enggak asik. Katanya hari ini mau ngajak jalan? Kenapa harus bawa-bawa nama ayah?” Giselle terlihat cemberut. Ia merajuk karena menagih janji Arsen. Kesibukan Arsen mengatur keamanan Winata Yoga sebelum berangkat ke luar negeri membuat Arsen melupakan janjinya pada Giselle. Lelaki itu berjanji akan mengajak Giselle ke dermaga melihat sunset. Kedekatan mereka terjalin begitu spesial hingga membuat Arsen bertekad untuk melindungi Giselle dengan bertaruh nyawanya sekalipun. “Ayolah ... kita ke dermaga nanti sore, ya? Ayah pasti enggak akan tahu kita ke sana.” Arsen masih berpikir. Ia tidak ingin keselamatan Giselle terancam karena pergi ke dermaga. Daerah itu termasuk daerah yang berbahaya karena merupakan daerah kekuasaan Adi Putro grup. Salah satu pengusaha yang bermusuhan dengan Winata Yoga sejak dulu. Adi Putro yang licik dan mempunyai bisnis ilegal menganggap Winata Yoga adalah ancaman. Ia selalu lolos dari jeratan hukum. Namun, saat Winata Yoga menjabat menjadi penguasa, keberlangsungan bisnis Adi Putro terancam. Penguasa itu tidak segan memberi peringatan kepada Adi Putro dan beberapa perusahaan lainnya yang nakal. Winata Yoga pun memperketat pemeriksaan barang yang datang melalui jalur laut. Arsen merupakan salah satu orang kepercayaan Winata Yoga yang paling bisa diandalkan. Lelaki itu menjadi mata-mata Winata Yoga untuk mengawasi gerak-gerik gudang Adi Putro grup di daerah pelabuhan. “Uncle Bro udah janji, enggak boleh ingkar! Aku janji enggak bakal ganggu pengintaian Uncle Bro di dermaga. Janji, suer.” Giselle mengangkat kedua jarinya membetuk huruf v. Ia berharap Arsen akan mengabulkan permintaannya. Lelaki di depannya mengerutkan dahi. Ia berpikir resiko terbesar yang akan terjadi jika mengabulkan permintaan Giselle. “Kamu tahu, kan, sore ini aku harus mengintai di dekat dermaga? Kamu tahu, kan, itu sangat berbahaya?” Arsen mengusap lembut ujung kepala sang gadis. Giselle hanya menunjukkan raut wajah kecewa. Gadis itu memajukan bibirnya seolah merajuk dan memelas agar Arsen tetap mengizinkannya pergi bersamanya. “Lebih bahaya mana kalau Uncle Bro ninggalin aku di rumah ama pengawal yang enggak asik sama sekali?” “Setidaknya kamu lebih aman dan tidak akan berulah.” Giselle menarik napas. Susah rasanya membujuk Arsen. Lelaki itu tetap kekeh pada pendiriannya. Ia tidak akan membiarkan Giselle dalam keadaan bahaya jika ikut bersamanya ke dermaga. “Bukankah Uncle pernah bilang kalau seorang kstaria itu harus menepati janji,” ucapan Giselle cukup menohok. Gadis itu mempunyai sejuta cara untuk menarik Arsen agar mau menuruti permintaannya. Arsen terdiam. Sebagai seorang yang bertanggung jawab dengan keselamatan Giselle ia harus berpikir berulang kali saat mengambil keputusan. Namun, jika menyinggung soal janji, Arsen merasa harus menepatinya. Pantang bagi seorang Arsen mengingkari janji yang telah ia ucapkan. Loyalitasnya terhadap keluarga Winata Yoga membuat Arsen menyerahkan semua hidup dan matinya. Satu kehormatan bagi Arsen bisa mengabdi. Winata Yoga seolah menjadi penolong saat Arsen berada dalam keterpurukan. Ia merasa perlu membalas budi pada Winata Yoga yang telah membangkitkan rasa percaya diri Arsen kembali. Lelaki yang pernah mengagungkan prestasinya sebagai atlet tinju profesional harus menelan pahit saat namanya tidak lagi dikenal karena kekalahannya. Kesombongan membuat Arsen melupakan segalanya. Ia meremehkan semua lawan hingga tidak sadar jika kesombongan menjadi awal kehancurannya. “Mandilah, aku akan mengantarmu ke kampus dan menurutlah, aku akan menuruti keinginanmu.” Arsen tersenyum dan berbalik meninggalkan Giselle. Lelaki itu telah memutuskan dan yakin dengan keputusannya untuk mengajak Giselle sore nanti. Ia akan mengajak beberapa pengawal pilihan untuk menjaga Giselle lebih ketat selama dirinya melakukan pengintaian. Setidaknya Dua orang cukup agar tidak menyita perhatian anak buah Adi Putro grup. ***  Giselle duduk tersenyum di samping Arsen. Gadis itu terus saja tak berhenti mengulum senyum. Sedangkan dua pengawal lainnya duduk di jok belakang. Arsen sengaja meminta dirinya yang mengemudi mobil dengan alasan hanya dia yang mengetahui jalur rahasia agar tidak menarik perhatian anak buah Adi putro. Ia perlu berhati-hati agar kedatangan mereka tidak dicurigai. Giselle sengaja duduk di depan dengan alasan agar bisa melihat pemandangan sepanjang perjalanan menuju dermaga. Padahal itu hanyalah sebuah alasan seorang Giselle karena ingin dekat dengan Arsen. Ia begitu kagum dengan sosok Arsen yang bertanggung jawab dan tidak pernah ingkar janji sekalipun dengannya sejak dulu. Ia mengenal Arsen sejak usia 15 tahun. Waktu itu Giselle masih SMP dan sering kesal karena kesibukan kedua orang tuanya sebagai pebisnis. Kedatangan Arsen seolah menjadi penyelamat Giselle. Ia mempunyai teman sharing dan berkeluh kesah. Hingga akhirnya perasaan itu tumbuh dengan sendirinya saat Giselle mulai beranjak dewasa. Arsen memarkir mobilnya dan memberi kode pada dua pengawal lainnya. Ia melihat jam tangan yang melingkar dan memasang alat pendengar di telinganya. Tak lupa ia memakai kaca mata hitam dan topi hitam sebagai pelengkap. Ia mulai penyamaran dan meminta kedua rekannya tetap di dalam mobil untuk menjaga Giselle. “Kamu tetap di sini. Jangan ke mana-mana.” Arsen berpesan pada Giselle. Giselle hanya mengangguk menuruti perkataan Arsen. Meskipun di dalam hatinya ia sangat ingin keluar untuk melihat pemandangan di sekitar dermaga. Arsen langsung keluar dan menympan pistol di balik pelindung tubuhnya. Ia tidak lupa untuk tetap memakai kaca mata dan bersikap seperti pengunjung lainnya.  Lelaki itu terus saja berjalan menyusup mendekati area gudang yang berjarak sekitar 200 meter dari mobilnya terparkir. Beberapa anak buah Adi Putro grup tengah berbincang dengan beberapa orang asing. Mereka membawa sebuah koper dan sebuah box hitam di tangan anak buah Adi Putro. Arsen sangat yakin box hitam tersebut adalah barang bukti yang ia cari. Lelaki berkacamata hitam itu masih mengamati gerak-gerik mereka. Ia mencari celah dan mengumpulkan bukti yang kuat agar bisa menjerat Adi Putro masuk ke dalam penjara. Semua jaringan bisnis gelapnya akan terputus beserta lingkarannya. “Argh!!!!” Jeritan seorang gadis terdengar melengking. Arsen terkejut dan tidak sengaja mendorong tumpukan kayu yang berada di depannya. Kayu itu terjatuh dan menimbulkan bunyi hentakan yang keras. Semua mata tertuju padanya hingga membuat transaksi mereka gagal. “Hei! Sedang apa kamu?!” Anak buah Adi Putro langsung  mengamankan box hitam dan meminta temannya membawanya pergi bersama lainnya. Satu patukan peluru berhasil menyentak Arsen. Lelaki itu dengan gesit menghindarinya. Desingan peluru berulang kali menghujamnya. Arsen berulang kali menghindar dan berhasil meloloskan diri. Anak buah Adi Putro terus saja mengejarnya. Mereka yakin jika lelaki yang mengintainya adalah Arsen. Kepala pengawal dari Winata Yoga. Mereka sangat paham bagiamana Arsen beraksi. Lelaki itu mempunyai rekam jejak yang sangat mudah mereka kenali. “Tangkap dia!” Seruan itu kembali terdengar saat Arsen memilih bersembunyi di balik tumpukan pallet d tepi dermaga. Pikiran Arsen tidak tenang mendengar teriakan yang hampir mirip dengan suara Giselle. Ia mencoba menghubungi Giselle dalam situasi genting, tetapi gadis itu tidak menjawab teleponnya. Arsen berhati-hati dan terus mengintai keadaan sekitar Keadaan mulai sepi dan Arsen merasa dirinya cukup aman untuk kembali ke tempat mobilnya parkir.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PLAYDATE

read
118.7K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.0K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.6K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.2K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.4K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook