bc

Pelangi dan Matahari

book_age12+
8
FOLLOW
1K
READ
humorous
lighthearted
genius
icy
expert
like
intro-logo
Blurb

Kita pernah duduk di sini bersama, di sebuah posko kecil yang kita beri nama "Di sini Selamanya" Ya, tempat ini telah membawa pengaruh besar dalam hidup kita, yang tanpa sadar telah mengantarkan kita berempat menuju ikatan persahabatan yang lebih erat, dan lebih kuat.

Coba lihatlah rel itu! tak terhitung berapa banyak kenangan yang pernah kita ukir bersama, dalam melukis satu cerita yang penuh dengan sejuta makna. Ketika senja akan tiba, maka tak ada lagi yang kita tunggu-tunggu selain kehadirannya. Dan di Saat kereta api telah datang, sudah siapkah kita untuk berlari di sampingnya?

Hidup memang tak selalu tenang, adakalanya bergelombang, maka hanya dengan berlari, satu hal yang menyedihkan, akan berubah menjadi sejuta kebahagiaan. Tertawa dan bahagia seakan sudah menjadi hal yang istimewa saat laju kereta api semakin kencang di samping kita, diiringi kerasnya suara klakson yang membakar semangat, karena di situlah, kita dapat menggapai pelangi di ujung senja.

Namun sayang, sebuah perpisahan telah mengubah semuanya, menghancurkan setiap tirai-tirai kebersamaan menjadi seuntai kenangan. Namun kita hanya bisa pasrah, karena semua sudah menjadi kehendak-Nya.

Lihatlah ke atas, dan tengoklah matahari dan pelangi itu. Apakah kau telah menyadari bahwa matahari telah mengajarkan kita, bahwa di balik pertemuan yang hangat pasti akan ada perpisahan yang indah. Begitu juga dengan pelangi, walau kehadirannya hanya sejenak, namun keindahannya takkan pernah terlupakan, dan akan selalu terkenang sepanjang masa.

chap-preview
Free preview
Desa Flamboyan
          Menangis dan tertawa, terluka dan menyakiti ataupun gembira dan sedih adalah dua suku kata yang selalu berlawanan. Seseorang tak selamanya bersedih, namun ada kalanya juga gembira, itulah kehidupan yang selalu saja datang akan suka dan duka. Mulut bisa saja berbohong, tetapi tidak untuk hati, bisa mencintai seseorang adalah sesuatu yang luar biasa, karena dengan adanya rasa cinta, kita bisa memahami dengan hati yang terdalam, bagaimana pun segala kondisi seseorang yang penuh akan suka duka.           Daratan ini cukup luas. Ada banyak pepohonan yang ditanam di pinggir jalan, serta ada juga aneka tanaman hias yang dipajang di sekitar jalanan g**g. Tempat ini tidak lain adalah sebuah desa, yang pemandangannya penuh akan persawahan. Sejauh mata memandang terutama di sore hari menjelang datangnya senja, akan terlihat proses terbenamnya matahari itu di ufuk barat, pertanda suatu kehangatan oleh pancaran sinar mentari telah berakhir di hari itu.           Desa ini memiliki panjang sekitar dua kilometer jika diukur dari arah utara ke selatan, tidak ada keunikan di desa ini kecuali hanyalah sebuah kebun jeruk yang letaknya ada di sebelah timur desa. Di dekat kebun jeruk itu juga ada lapangan sepak bola yang cukup luas, dan saat ini di bagian tepi sudah diberi batas tembok serta dipasang besi sepanjang satu meter di pintu masuknya, hal tersebut sengaja dibuat agar mobil tak bisa masuk ke lapangan itu.          Ya, desa itu bernama desa Flamboyan, yang terletak di ibukota Kabupaten Malang. Di desa itu hanya memiliki dua sekolah negeri yaitu SDN Flamboyan satu dan SDN Flamboyan dua. Di sebelah barat desa ini juga ada stasiun kereta api yang ukurannya tidak terlalu besar, mungkin panjangnya hanya seratus lima puluh meter dan hanya memiliki dua jalur saja. Di dekat stasiun itu juga ada sebuah tempat mengaji para anak-anak, di mana di tempat tersebut usai shalat Ashar selalu ramai, karena banyaknya para santri yang mengaji di tempat itu.          Waktu telah menujukkan pukul setengah tujuh pagi, sebagai pertanda bahwa sekolah sudah memasuki kegiatan namun bukanlah proses pembelajaran, akan tetapi kegiatan literasi. Jadi sebelum jam pelajaran utama berlangsung pada pukul tujuh, siswa-siswi di sekolah ini diwajibkan membaca dan menulis, agar pemikirannya bisa terus berkembang. ***           Perempuan berambut panjang lurus dan terikat itu namanya Putri, memiliki warna kulit yang tidak terlalu gelap namun juga hitam manis. Putri itu orangnya paling pintar di kelas, hampir semua mata pelajaran selalu nilai seratus. Wajarlah, karena setiap sore sampai malam, Putri selalu berdiam diri di rumah hanya untuk belajar. Tidaklah banyak kebiasaan yang selalu Putri lakukan, karena hobinya hanyalah membaca buku, baik itu buku-buku pelajaran maupun buku-buku fiksi.           Kalau yang berambut panjang berwarna hitam kecoklatan serta bergelombang itu namanya Ninin, dia anak yang paling cantik di kelas, tapi sayangnya, Ninin agak sedikit cuek. Ninin ini orangnya juga tak sepintar Putri, akan tetapi nilainya juga banyak bagusnya. Ninin memiliki hobi bermain bulutangkis, karena dia bercita-cita ingin jadi seorang atlet jika nanti usianya sudah menginjak remaja. Mata pelajaran yang paling Ninin suka hanyalah olahraga, bukan hanya di sekolah aktivitas olahraga yang Ninin suka, namun di rumah pun dia begitu bersemangat, terutama saat bermain bulu tangkis usai pulang sekolah.           Ada lagi teman Putri yang memiliki rambut panjang dan lurus, persis seperti dirinya, namanya Hanifa. Hanifa bukanlah orang Malang, tapi asli dari kota Palembang. Dia tinggal di kota ini sejak kelas satu SD, tepat di saat dia baru lulus dari TK. Menurut Hanifa, hidup di Malang itu memang sangat enak, karena dia bisa memiliki banyak teman serta saudara, dibandingkan saat dia dulu pernah tinggal di wilayah pelosok yang tepatnya berada di kota Palembang.           Hanifa memiliki hobi bernyanyi dan bermain gitar. Selama dia ada di rumah, dia selalu melakukan aktivitas itu, ya meski tidak ada guru yang mengajarinya, Hanifa tetap bersemangat walau hanya belajar secara otodidak. Kebiasaan Hanifa sampai ke bawa ke dalam kelas, di mana pada saat jam istirahat atau di pagi hari sebelum bel tanda masuk berbunyi, dia selalu menyempatkan diri untuk belajar bernyanyi serta bermain gitar. Hanifa bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi, layaknya para youtuber yang selalu eksis di youtube.           Satu lagi nih temannya Putri yang paling endel dan suka banyak omong. Namanya Nayla. Sebenarnya dia bukanlah orang Indonesia, tapi asalnya dari China. Dia memiliki rambut yang panjangnya hanya sepundak, ditambah lagi rambutnya itu juga keriting dan agak sedikit kribo. Walaupun dia dari China, tapi dia tidak bisa berbicara Bahasa China kecuali hanya orang tuanya saja. Maklum, karena Nayla baru tinggal di Indonesia ini di saat usianya masih tiga tahun, saat itu juga dia mulai belajar untuk berbicara kepada setiap orang.           Uniknya lagi, Nayla adalah anak yang paling pemberani di sekolah. Berani dalam hal kebaikan, bukan berani dalam hal kesombongan. Salah satu contoh jika di kelas terjadi keramaian, Nayla langsung marah di situ. Nayla memang selalu tegas, dia sering marah jika ada kesalahan yang sengaja dibuat teman-teman di kelasnya.          Putri, Ninin, Hanifa dan Nayla adalah satu kesatuan yang selalu menjaga kebersamaan di manapun mereka berada. Saat ini mereka semua sedang duduk di bangku kelas lima SD, yang seluruh total siswanya tidak terlalu banyak, mungkin sekitar lima belas orang termasuk mereka.           “Put, ntar siang kita main yuk!”           Seru Ninin saat mereka berjalan bersama usai pulang sekolah           “Main ke mana emangnya Nin?” Tanya Putri.           “Seperti biasa main dakon-dakonan.” Jawab Ninin.           “Ahhh nggak ada bosen-bosennya kamu Nin, lebih enak main Monopoly.” Timpal Putri.           “Hmmmm iya tahu, tapi main Monopoly kan kalau cuma berdua kurang asyik.” Keluh Ninin.           “Ya, kalau begitu kamu ajak juga Nayla sama Hanifa, kan jadi ramai nanti suasananya.” Pinta Putri.           “Tau sih, tapi belum tentu mereka mau siang-siang diajak main.” Gerutu Ninin.           “Ya udah, mending kita nggak usah main aja, hehehe.” Balas Putri.           “Haduhhh, bercanda amat kamu ya.” Pungkas Ninin.           Mereka berempat selalu semangat dalam bersekolah maupun mengerjakan tugas-tugas di rumah. Kala itu putri sempat bingung mencari sebuah nama yang cocok untuk grup mereka, namun setelah mereka berempat berunding serta saling bertukar ide, sehingga ketemulah sebuah nama yang memiliki makna indah, mereka menamakan grup persahabatan mereka dengan nama Empat s*****n, yang memiliki arti bahwa kebersamaan mereka sampai suatu saat nanti harus tetep berempat, jangan sampai ada yang lepas diantara salah satu dari mereka.           Wali kelas mereka bernama bu Indri. Bu Indri ini adalah seorang guru yang paling muda di sekolah ini, usianya sebentar lagi akan masuk di angka dua puluh dua tahun. Bu Indri orangnya sangat ramah sekali dan menyenangkan dalam mengajar siswa-siswi di kelas lima. Ada kalanya juga bu Indri mengajar dengan lemah lembut, ada kalanya juga beliau mengajar dengan keras dan tegas, karena semua juga tergantung suasana yang terjadi di dalam kelas.           Hampir semua mata pelajaran di kelas ini diajarnya, kecuali pelajaran Seni Budaya dan Agama. Jika pelajaran seni budaya berlangsung, terkadang anak-anak merasa sangat minder dan takut. Guru yang mengajar seni budaya tersebut adalah pak Bima, pak Bima usianya sekitar lima puluh sembilan tahun, sebentar lagi dia juga akan pensiun. Karakternya begitu sangat keras dalam mengajar. Bagi anak-anak di kelas lima, pak Bima layaknya sebuah monster yang siap menerkam mereka.           Grup Empat s*****n yang digawangi oleh Putri, Ninin, Hanifa, dan juga Nayla akan langsung merasa drop jika pak Bima sudah memasuki kelas. Namun di sisi lain mereka masih bisa tersenyum karena waktu pak Bima mengajar di sekolah ini tinggal beberapa bulan lagi. Namun ada satu hal yang membuat mereka merasa ragu, yaitu jika nanti pak Bima sudah pensiun, siapakah guru penggantinya? Mereka takut jika nanti guru pengganti dari pak Bima memiliki karakter mengajar yang sama persis seperti dirinya, yang selalu keras dalam mengajar anak-anak.           Do re mi fa sol la si do.           Setiap malam, Hanifa selalu mengisi hari-harinya dalam berlatih bermain musik, entah itu menyanyi, bermain gitar maupun piano. Memang dari dulu Hanifa sangat berambisi menjadi seorang musisi, makanya dia tak pernah lelah untuk terus berlatih. Hampir di setiap jam istirahat sekolah, takkan ada waktu yang selalu dia isi selain bernyanyi di kelas, anak yang berbakat seperti Hanifa harus selalu dimotivasi untuk mewujudkan impiannya.           Waktu malam akan segera tiba, grup Empat s*****n mulai meluangkan waktu bermain di halaman stadion Kanjuruhan, ya kegiatan seperti ini selalu mereka lakukan setiap malam minggu, namun juga tidak selalu rutin, karena belum tentu di malam minggu mereka punya banyak uang.           “Kita jadi berangkat kan malam ini?” Tanya Putri pada teman-teman.           “Ya iyalah, masa’ iya-iya dong.” Jawab Nayla dengan endelnya.           “Terus ntar pulangnya jam berapa?” Tanya kembali Putri.           “Seperti biasa jam Sembilan, nggak pulang juga nggak apa-apa.” Celetuk Nayla.           “Ahhhh ngaco amat kamu Nayl.” Timpal Putri.           “Sudah sudah sudah, kalau masih debat begini, bisa-bisa nggak jadi berangkat deh.” Sahut Hanifa.           “Ya sudah ayo’ buruan!” seru Ninin.           Lalu mereka berempat berangkat dengan menaiki angkutan umum, tak begitu jauh jarak yang akan mereka tempuh, mungkin hanya berjarak sekitar tiga kilometer saja dari desa Flamboyan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.6K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.6K
bc

Time Travel Wedding

read
5.1K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.0K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook