bc

The Popular

book_age12+
679
FOLLOW
5.2K
READ
billionaire
family
tomboy
student
comedy
sweet
humorous
highschool
first love
friendship
like
intro-logo
Blurb

Ini bukan kisah antara cowok dingin dengan cewek nerd. Bukan juga tentang kisah badboy yang suka pada goodgirl. Tapi ini kisah klasik yang sering terjadi di masa remaja.

Ini kisah tentang kehidupan Dylan yang berubah drastis semenjak menuduh seorang gadis asing yang dikiranya hendak bunuh diri. Sosoknya yang terlihat misterius membuat timbul rasa penasaran Dylan pada gadis itu.

Dylan berusaha mendekatinya untuk menjawab semua rasa penasarannya terkuak. Namun disisi lain, dirinya belum bisa sepenuhnya move on dari sang masa lalu.

Mampukah Dylan mendekati Alessea-gadis misterius yang mencuri hatinya?

Siapakah Alessea itu yang sebenarnya?

Dan bagaimana dengan sang masa lalunya?

Pict: pinterest @foolish Asian Drama Life

chap-preview
Free preview
Prolog
"Ku harap, aku tak melibatkan perasaan saat awal bertemu denganmu." - Dylan Bhagaskara Matthew *** Dua orang cowok sedang PS dirumahnya siang hari ini. Mereka nampak serius memainkan game itu. Sesekali mulutnya mencerocos karena merasakan gangguan dalam bermain game. "Bangke, lagi-lagi gue kalah sama lo," kesal cowok yang lebih tua sambil membanting stick game ke sembarang arah. Lalu cowok itu merebahkan diri di karpet berwarna merah. "Nevan kok diajak tanding." Nevan, cowok itu menyombongkan dirinya karena selalu menang saat bermain PS bersama abangnya. "Lo pakai ilmu hitam, ya?" tuding cowok tadi yang nggak terima dengan kekalahannya itu. Sudah berpuluh kali ia bertempur dengan Nevan, namun baru dua kali ia menang dari adiknya. "Tanpa ilmu hitam gue tetep bakalan menang dari lo, bang." Nevan masih saja menyombongkan dirinya sendiri. Dan itu semakin membuat cowok di sebelahnua yang sedang rebahan semakin kesal. "BANG NEVANNNN, DISURUH MANDI BUNDA!!" Teriakan barusan yang bagaikan naungan neraka itu, reflek membuat dua cowok tampan menutup kedua telinganya. Dari arah tangga, muncul seorang gadis yang wajahnya mirip dengan Nevan. Gadis itu berjalan dengan cepat menuju ke arah Nevan. Gadis itu mendekat, kemudian menjewer telinga Nevan tanpa ampun. "Disuruh mandi dari tadi susah banget, sih!" "Lepas, Nes. Iya ini mau mandi kok. Lepas dulu dong!" pinta Nevan. Nessa melepaskan tangan dari telinga Nevan. Cowok itu mengelus telinganya yang akibat jeweran kembarannya. "Makanya, mandi dulu baru main game. Yang ada di otak lo game mulu sih." Nevan hanya mendengus kesal mendengar sindiran abangnya. "Lebih baik main game mainin cewek, kan?" sarkas Nevan membuat Dylan menatap adiknya jengah. Cowok itu hanya menggeleng karena kebiasaan adiknya yang selalu mengelak. "Oh ya, Bang Dylan tadi disuruh bunda buat ke minimarket. Ini daftar belanjaannya." Nessa menyerahkan sebuah kertas ke Dylan. "Uangnya, Nes?" pinta Dylan menengadahkan kedua tangannya. "Kata bunda pakai uangnya Bang Dylan dulu." Dylan hanya mengangguk, kemudian mengambil kunci motor yang berada di meja. Saat ia hendak menutup pintu gerbang, Dylan mendengar teriakan dari Nessa. "BANG, NITIP CEMILAN YA!!" *** Dylan, keluar dari minimarket sambil menenteng plastik berisikan belanjaan bundanya. Saat menjalankan motornya, Dylan melihat seorang yang misterius sedang berdiri ditengah jembatan sungai yang tak jauh dari minimarket. Matanya menyipit sosok orang tersebut. "Bentar, itu orang mau bunuh diri!" seru Dylan dalam hatinya. Dengan cepat, ia menghentikan motornya dan menyebrangi jalan raya. Melangkah cepat menuju jembatan. Saat orang misterius tersebut merentakkan, Dylan langsung memeluknya dari belakang. Mencegah orang tersebut bunuh diri. "Lepasin!" teriak orang tersebut. Dylan langsung melepaskan pelukannya dan meminta maaf. "Lo apa-apaan sih! Datang-datang asal main peluk orang!" marah orang tersebut. Dylan tidak terima. Padahal niatnya baik. Menghentikan niat perempuan tersebut yang hendak bunuh diri. Lalu, kenapa dirinya yang kena marah? Harusnya orang itu berterima kasih pada dirinya karena sudah menyelamatkan nyawanya. "Lo mau bunuh diri kan?!" tuding Dylan sambil menunjuk tepat di depan mata orang tersebut. Dylan menatap orang tersebut dari bawah sampai ke atas. Tampilannya benar-benar misterius. Gadis tersebut mengenakan topi hitam, masker hitam, dan kacamata hitam. Siapa sebenarnya gadis itu? "Nggak usah nunjuk! Gue nggak mau bunuh diri!" Dylan tersentak mendengar suara gadis itu. Gadis itu merasa diperhatikan sejak tadi, merasa risih. Sejujurnya ia sendiri juga sedikit malu berpenampilan seperti ini. Sejak tadi banyak orang yang menatapnya dan mengira bahwa dirinya teroris atau idol kpop. Oh mereka hanya belum tahu siapa dirinya saja. "Lo ... Teroris?" lagi, Dylan menuding gadis itu. "Gue bukan teroris!" "Lo ... idol Korea Selatan? Jangan bilang, lo Bae Irene yang sedang main petak umpet disini?" cerocos Dylan terkejut. Eh tunggu dulu, kalau benar Bae Irene, kenapa bisa fasih berbahasa Indonesia? Gadis itu mendengus kesal. Why hari pertama dirinya di Jakarta harus bertemu dengan manusia yang banyak tanya?!! "Gue bukan Bae Irene!" Dengan kekesalan yang sudah berada di ubun, gadis itu melepas kasar kacamata hitam dan masker hitamnya. Menatap kesal ke Dylan. Dalam hitungan detik, Dylan terpana akan kecantikan dari gadis itu. Mata bulat, bibir ranum, dan wajah yang imut membuat jantung Dylan berdebar kencang. "Iya bener, lo bukan Bae Irene." Dylan masih terpaku dengan wajah gadis itu. "Gue tahu, gue cantiknya melebihi Bae Irene. Tapi natapnya nggak usah lama juga!" sembur gadis itu sambil mengibaskan rambut panjang yang dikucirnya. "Songong lo." Gadis itu hanya mengendikkan bahunya. Lalu berbalik untuk pergi dari sungai. "Eh bentar, nama lo siapa?" Gadis itu kembali berbalik. Memincingkan matanya menatap Dylan. "Panggil aja Bae Irene," jawab gadis itu sambil terkekeh. Dylan masih setia menatap punggung gadis songong itu. Sampai gadis itu benar-benar menghilang dari pandangannya. Dylan kembali ke motornya dengan perasaan aneh. "Baru pertama kali gue kenal cewek songong kayak gitu" "Jangan sampai gue suka cewek dia. Amit-amit dah" Dylan menjalankan motornya untuk kembali ke rumah. Sepanjang perjalannya, pikirannya masih terpaku pada paras cantik gadis songong tadi. Gadis itu terlihat bukan orang asli Indonesia. Seperti memiliki darah campuran. Dylan menggelengkan kepalanya. Peduli apa dirinya pada gadis songong itu? Yang jelas, Dylan hanya berharap agar tidak bertemu lagi dengan gadis songong. Jangan sampai!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
9.9M
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.5K
bc

Just Friendship Marriage

read
504.0K
bc

SHACKLES OF GERALD 21+

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook